Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang 'A(idn)' untuk usulan PT Samator Indo Gas Tbk yang sebelumnya bernama PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) (A(idn)/Stabil) sukuk dan obligasi berdenominasi rupiah.
Samator Indo Gas berencana menerbitkan program sukuk baru sebanyak-banyaknya Rp1,25 triliun dan program obligasi sebanyak-banyaknya Rp750 miliar. Perusahaan telah mengusulkan sukuk senilai Rp70 miliar dan obligasi senilai Rp70 miliar untuk diterbitkan dalam program ini, dan dana yang diperoleh akan digunakan untuk belanja modal dan pembiayaan kembali utang yang ada.
Outlook Stabil pada Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas mencerminkan ekspektasi kami bahwa perusahaan akan mulai melakukan deleverage pada tahun 2024, dengan EBITDA net leverage turun di bawah 3,5x. Hal ini didukung oleh ekspektasi kami terhadap peningkatan volume penjualan airgas dan non-airgas serta sedikit perbaikan pada harga produk utama perseroan. Peringkat tersebut terus mendapatkan keuntungan dari posisi pasar perusahaan yang kuat di pasar gas industri Indonesia dan kontrak pendapatan pada sebagian besar pendapatannya.
Peringkat Nasional 'A' menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama.
Rencana penerbitan ini diperingkat pada tingkat yang sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas karena surat utang tersebut akan mewakili kewajiban senior tanpa jaminan milik penerbit. Pemeringkatan atas program dan penerbitan sukuk juga mempertimbangkan struktur dan dokumentasi sukuk, yang mencakup beberapa fitur.
Adapun 50% pokok sukuk dijamin dengan aset Samator Indo Gas dan peringkat pari passu dengan kreditur terjamin lainnya. Separuh sisanya berada pada peringkat pari passu dengan kreditur senior tanpa jaminan perusahaan lainnya, pada setiap pembayaran atau tanggal jatuh tempo, perusahaan setiap saat wajib membayar kembali seluruh pokok sukuk dan jumlah distribusi berkala. Perusahaan wajib memberikan ganti rugi apabila terjadi keterlambatan pembayaran, yang meliputi jumlah distribusi berkala yang masih harus dibayar dan belum dibayar, tidak dibayarnya pokok dan distribusi berkala secara penuh dan tepat waktu akan memicu terjadinya wanprestasi pada sukuk.
Apabila nilai aset yang dijaminkan turun di bawah 50% pokok sukuk, maka perusahaan wajib menambah aset yang mempunyai nilai ekonomi setara dengan penurunan tersebut, kewajiban sukuk ijara bersifat langsung, tanpa syarat dan tidak tersubordinasi, akan dilakukan review tahunan terhadap kepatuhan sukuk terhadap prinsip syariah yang dilakukan oleh tim ahli syariah dan disertifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Perusahaan wajib segera melunasi pokok sukuk dan jumlah pendistribusian berkala apabila terjadi ketidakpatuhan.
Dokumentasi program berisi ketentuan jaminan negatif dan persyaratan keuangan yang sebanding dengan obligasi yang diterbitkan bersama dengan sukuk, yang terkait dengan kinerja Samator Indo Gas.
Transaksi ini akan diatur oleh hukum Indonesia. Fitch tidak memberikan pendapat mengenai apakah dokumen transaksi tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan hukum. Namun, lembaga tersebut mempertimbangkan niat Samator Indo Gas untuk mendukung kewajiban sukuknya dan peringkat lembaga tersebut untuk sertifikat tersebut mencerminkan keyakinannya bahwa Samator Indo Gas akan mempertahankan kewajibannya yang tidak bersyarat dan tidak dapat dibatalkan. Fitch tidak memberikan pendapat mengenai kepatuhan program tersebut terhadap prinsip-prinsip syariah ketika memberikan peringkat pada program dan sertifikat yang akan diterbitkan berdasarkan program tersebut.
Peringkat sertifikat tersebut sensitif terhadap perubahan Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas dan terhadap peran dan kewajiban Samator Indo Gas berdasarkan struktur dan dokumen sukuk.
Leverage Meningkat: Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Samator Indo Gas akan meningkat menjadi 3,3x pada tahun 2024, karena sedikit pelebaran margin EBITDA, dan menjadi 3,0x pada tahun 2025. Meskipun demikian, leverage untuk sementara kemungkinan akan menyentuh 3,5x pada tahun 2023 ( 2022: 3,7x) di tengah kenaikan biaya satuan bahan baku menyusul kenaikan volume non-gas.
Skala Meningkat ; Profil Bisnis yang Solid: Peringkat Samator Indo Gas dibatasi oleh operasinya yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang berperingkat lebih tinggi di skala nasional. Namun, Fitch memperkirakan skala bisnis perusahaan akan membaik seiring dengan peningkatan kapasitasnya, didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dan industri. Ukuran perusahaan yang kecil diimbangi oleh profil bisnis yang kuat, karena posisi pasar yang solid, marjin EBITDA yang kuat, dan arus kas kontrak jangka panjang.
Belanja Modal Ekspansi : Fitch memperkirakan belanja modal akan meningkat sekitar 18%-25% dari pendapatan pada tahun 2023-2024 (2022: 13%) untuk mendukung pabrik baru di Batang, Jawa Tengah, dengan konstruksi sebesar IDR500 miliar-600 miliar. Pengeluaran tersebut kemungkinan besar akan tersebar pada tahun 2023 dan 2024, dengan jumlah yang kecil pada tahun 2025. Perusahaan berencana untuk mengoperasikan pabrik baru tersebut pada akhir tahun 2024. Belanja modal diperkirakan akan turun setelah tahun 2025, karena perusahaan tidak memiliki proyek besar lagi, sehingga rasio belanja modal/pendapatan akan melambat menjadi 16% pada tahun 2025 dan di bawah 15% pada tahun 2026. Belanja modal mencapai total Rp113 miliar pada 1H23.
Arus Kas Bebas Negatif Sementara : Belanja modal untuk pabrik baru untuk sementara akan menekan arus kas bebas (FCF), yang menurut perkiraan Fitch akan berubah menjadi negatif pada tahun 2023 dan 2024. Namun, margin FCF akan menjadi netral pada tahun 2025 karena tidak adanya proyek ekspansi besar. Fitch memperkirakan rasio pembayaran dividen sedikit lebih tinggi mulai tahun 2022, didorong oleh adanya pemegang saham baru dalam struktur kepemilikan Samator Indo Gas.
Pemimpin Pasar Gas Industri dan Medis: Fitch yakin jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan logistik terintegrasi akan mengamankan posisinya di sektor gas industri yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan ini merupakan produsen gas industri terbesar di negara tersebut, yang menyumbang sekitar sepertiga konsumsi gas tersebut. Kinerja bisnisnya yang tangguh sebagai pemimpin pasar meningkatkan pangsa pasar gas industri grup, termasuk gas silinder dan curah, menjadi 44% pada tahun 2022 (2019: 38%). Kami memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.
Samator Indo Gas juga merupakan pemimpin di bidang gas medis, dengan pangsa 75%-80%, menurut perusahaan. Samator Indo Gas memantapkan kepemimpinan pasarnya pada tahun 2021, di tengah meningkatnya permintaan oksigen medis untuk merawat pasien Covid-19. Perusahaan menyatakan bahwa permintaan oksigen medis melonjak lebih dari 4x pada Juli-Agustus 2021 seiring dengan meningkatnya infeksi.
Pendapatan Terkontrak; Jaringan Distribusi yang Kuat: Sebagian besar pendapatan berasal dari kontrak jangka panjang, yang memberikan visibilitas pendapatan. Perusahaan memperkirakan pendapatan terkontrak sebagai bagian dari total pendapatan akan meningkat pada tahun 2023, dengan rata-rata umur kontrak yang stabil. Pendapatan gas juga terdiversifikasi dengan baik, dengan 20 pelanggan teratas hanya menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan gas. Jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan luas merupakan penghalang yang kuat terhadap persaingan, dengan 55 pabrik, termasuk pabrik pemisahan udara, dan 106 stasiun pengisian bahan bakar di 28 dari 38 provinsi di Indonesia.
Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas satu tingkat lebih tinggi dibandingkan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (A-(idn)/Stabil), yang mencerminkan posisi pasar Samator Indo Gas yang lebih kuat dan profil keuangan yang lebih baik, namun memiliki skala yang serupa. Bali Tower adalah perusahaan menara telekomunikasi kecil di Indonesia, dengan Bali dan Jakarta sebagai pasar utama masing-masing menara makro dan tiang sel mikro. Sementara itu, Samator Indo Gas lebih terdiversifikasi secara geografis, dengan pangsa pasar yang kuat di luar Pulau Jawa. Fitch juga memperkirakan Samator Indo Gas akan memiliki profil leverage yang sedikit lebih baik, dengan EBITDA net leverage sekitar 3,3x pada tahun 2024, dibandingkan 3,5x di Bali Tower. Fitch memperkirakan ukuran bisnis yang sebanding untuk empat tahun ke depan.
Profil Kredit Standalone PT Serasi Autoraya (SERA, AA-(idn)/Stabil) di 'a+(idn)' lebih tinggi dibandingkan Samator Indo Gas, mencerminkan profil keuangannya yang lebih kuat, dengan EBITDA net leverage kurang dari 2,0x dan a skala usaha yang lebih besar; kami memproyeksikan EBITDA-nya akan melebihi Rp1,1 triliun dalam tiga tahun ke depan, dibandingkan dengan Samator Indo Gas yang sebesar Rp900 miliar-1 triliun. SERA juga mendapatkan manfaat dari arus kas yang terlihat, karena bisnis penyewaan kendaraannya memberikan visibilitas dari kontrak jangka panjang yang memiliki penalti untuk terminasi dini.
Asumsi Utama Fitch dalam Kasus Pemeringkatan Kami untuk Emiten ini merujuk pada pertumbuhan pendapatan sekitar 7%-8% dari tahun 2023 (2022: penurunan sebesar 5%), diikuti peningkatan margin EBITDA secara bertahap menjadi sekitar 31%-34% pada tahun 2023-2026 (2022: 29%). Adapun rasio intensitas belanja modal tahunan sebesar 24% pada tahun 2024, sebelum turun menjadi 15% pada tahun 2026 (2022: 13%) dan modal kerja yang stabil.
Author: Rizki
Sumber: emitennews-
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online.
Komentar
Posting Komentar