PT Soho Global Health Tbk (SOHO), perusahaan farmasi dengan kapitalisasi pasar Rp 6,15 triliun, berencana melakukan pemecahan saham atau stock split.
Manajemen SOHO dalam prospektus ringkasnya yang dikutip pada Rabu (13/9) menjelaskan bahwa Rasio Pemecahan nilai nominal saham (Stock Split) adalah 1:10 dengan nilai nominal lama Rp 500 per saham menjadi nominal baru Rp 50 per saham.
Adapun jumlah saham sebelum stock split semula sebanyak 1.269.168.239 saham dan jumlah saham sesudah stock split akan menjadi 12.691.682.390 saham.
Manajemen SOHO menjelaskan alasan dilakukannya stock split ini adalah guna membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham Perseroan dengan menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel dan meningkatkan jumlah saham Perseroan yang beredar di masyarakat.
“Pelaksanaan stock split ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor, khususnya investor ritel, untuk dapat berinvestasi saham di SOHO dan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham SOHO di Bursa Efek Indonesia," tutur manajemen SOHO melansir dari prospektus (13/9).
Pemecahan nilai nominal saham ini akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
SOHO berencana untuk mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan diselenggarakan pada 19 Oktober mendatang.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, prakiraan jadwal pelaksanaan Pemecahan Nilai Nominal Saham ini akan dilakukan pada 15 November 2023.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan bisa dilihat dari dulu saham SOHO sangat tidak likuid yakni saham dengan volume transkasi yang sangat rendah dan ini terlihat sejak beberapa tahun bahkan sejak awal IPO.
“Saham ini bisa dianggap "saham gorengan" dan ini cukup jelas dari trend pergerakan harga sahamnya serta volume yang sangat kecil” kata Arjun.
Menurut Arjun prospek saham ini ke depannya setelah melakukan stock split tidak bisa ditebak karena saham ini sering mengalami pergerakan yang tidak wajar dan emiten ini sudah mengalami downtrend sejak awal 2022.
“Secara garis besar outlook dari saham ini negatif dan volume transaksinya semakin tipis yang mengindikasi tidak ada minat terhadap saham ini” kata Arjun.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta juga menilai pergerakan saham SOHO ini tidak likuid.
“Kinerja top line bertumbuh, namun secara bottom line melambat.“ kata Nafan
Sumber: kontan-
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online.
Komentar
Posting Komentar