google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) Tingkatkan Laba Bersih 47% Di Semester I 2023 Langsung ke konten utama

PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) Tingkatkan Laba Bersih 47% Di Semester I 2023


PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL)
, emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berkualitas, berhasil meningkatkan penjualan sebesar 16,7% menjadi Rp 237,4 miliar untuk Semester I-2023.

Selain itu Perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 10.2 miliar atau meningkat sebesar 47,5% (YoY) di 1H23. Pencapaian tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan yang baru mereka terbitkan hari ini. Tingginya kenaikan laba bersih antara lain berkat momen Idul Fitri yang terjadi pada Kuartal II 2023. Segmen Ritel BELL yang mengusung merek JOBB dan Jack Nicklaus berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 81,3 miliar, meningkat sebesar 36,8% YoY di 1H23 atau 39,3% QoQ di 2Q23.

BELL mampu mempertahankan Operational Excellence dengan cara terus meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini terlihat pada marjin laba kotor BELL untuk 1H23 tercatat sebesar 32,6%, meningkat dibandingkan 1H22 di angka 31,3%.

Dalam segi nominal, laba kotor BELL juga bertumbuh sebesar 21,8% YoY menjadi Rp 77,4 miliar. Selain itu, marjin laba operasional yang mengalami peningkatan selama 1H23 di angka 7,8%, dibandingkan 7,5% yang dicapai pada 1H22. Secara nominal, laba operasional di 1H23 juga meningkat sebesar 21,1% menjadi Rp 18,5 miliar. Secara marjin laba bersih terjadi peningkatan 1H23 di angka 4,3%, meningkat dibandingkan 1H22 di angka 3,4%.

Karsongno Wongso Djaja, selaku Direktur Utama BELL dalam siaran pers (3/8) menjelaskan, "Pendekatan Operational Excellence yang kami terapkan adalah kunci keberhasilan. Kami bisa memproduksi kain khusus dan menghasilkan kain sesuai dengan kriteria pelanggan dengan tetap menghasilkan marjin keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan kain standar. Untuk jangka panjang kami mengharapkan strategi ini akan membuahkan Sustainable Growth".

Sebagai salah satu produsen tekstil terbesar, BELL memiliki mesin tekstil mutakhir yang bisa meningkatkan efisiensi biaya operasional dan tenaga kerja terlatih yang turut memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Namun Perseroan juga tetap memperhatikan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG), antara lain melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mereka miliki, dimana 50% limbah air digunakan kembali digunakan dalam proses produksi.

Untuk upaya ini BELL dianugerahi Penghargaan Industri Hijau level 5 dan penghargaan INDI 4.0 dari Kementerian Perindustrian pada tahun 2022 BELL merencanakan pembukaan 14 titik penjualan baru di tahun 2023, apa lagi setelah menerima respon penjualan positif pada perayaan Idul Fitri di Kuartal II lalu. (end)
Sumber: iqplus-
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...