google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Pandemi Berakhir, Kinerja Emiten Sektor Kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Kembali Normal Langsung ke konten utama

Pandemi Berakhir, Kinerja Emiten Sektor Kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Kembali Normal


Masa darurat kesehatan global terhadap COVID-19 secara resmi telah berakhir seiring makin menurunnya jumlah pasien dan meningkatnya kekebalan masyarakat terhadap virus COVID-19 karena vaksin yang telah didistribusikan dengan baik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan secara resmi berakhirnya masa darurat kesehatan global terhadap COVID-19 pada awal Mei 2023. Walaupun begitu, pengumuman tersebut memberikan peringatan bahwa penyakit COVID-19 itu tetap ada dan menjadi ancaman serius terhadap umat manusia.

Terlebih lagi, terdapat risiko yang masih harus dihadapi dengan munculnya varian baru yang menyebabkan lonjakan baru dalam kasus dan kematian akibat virus tersebut belakangan ini.

Data terbaru WHO menunjukkan sejak awal tahun 2020 hingga awal Mei 2023 setidaknya sejumlah 765.222.932 orang telah tertular SARS-CoV-2 dan sebanyak 6.921.614 orang meninggal dunia akibat virus tersebut. Jumlah korban jiwa yang sesungguhnya (excess death) bahkan bisa jauh lebih tinggi karena tidak semua korban terdata.

Pandemi COVID-19 yang merebak sejak awal 2020 mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan obat-obatan dan peralatan kesehatan yang diperlukan untuk mengatasi wabah tersebut.

Kondisi ini menimbulkan kondisi tak normal pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor farmasi dan peralatan kesehatan. Sepanjang tahun 2020 hingga 2022 produk barang dan jasa sektor kesehatan mengalami demand yang tinggi sehingga perusahaan-perusahan di sektor tersebut mengalami lonjakan penjualan. Meningkatnya belanja masyarakat dan juga Pemerintah yang signifikan di sektor Kesehatan tersebut merupakan upaya untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Dengan berakhirnya fase darurat dan penurunan drastis pasien yang terkena virus tersebut di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia dan adanya transisi dari kondisi pandemi ke endemi, kinerja perusahaan-perusahaan penyedia obat-obatan dan peralatan kesehatan juga akan kembali kepada kondisi normal seperti sebelum terjadi pandemi.

Berpeluang Besar Raih Hasil Positif

Meski pandemi COVID-19 sudah terkendali, tapi sektor kesehatan (health care) masih punya daya tarik. Setelah pandemi COVID-19 usai, katalis yang bisa menjaga pertumbuhan kinerja adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.

Emiten sektor kesehatan di dalam negeri memiliki potensi besar meraih hasil positif di tahun 2023 karena masih tingginya konsumsi masyarakat dan Pemerintah di sektor kesehatan baik produk dan jasa kesehatan.

Sektor kesehatan merupakan sektor yang defensif karena merupakan basic need atau kebutuhan primer bagi masyarakat. Dalam kondisi perlambatan, konsumsi terhadap produk kesehatan cendrung tetap stabil,. papar Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan.

Terlebih lagi saat ini pemahaman masyarakat Indonesia terhadap masalah kesehatan semakin baik sehingga kebutuhan akan produk dan pelayanan kesehatan semakin meningkat pula.

Menurut Alfred, besarnya potensi emiten sektor kesehatan untuk tetap meraih hasil positif di tahun 2023 juga didukung oleh kondisi ekonomi nasional yang diperkirakan masih tetap mengalami pertumbuhan.

"Ekonomi Indonesia tahun ini masih tetap tumbuh positif dan ini berpengaruh besar terhadap permintaan pelayanan kesehatan di dalam negeri," katanya.

Sejumlah lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia dan OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai kisaran 4,7 persen . 5,1 persen.

Walaupun ada gejolak ekonomi global yang muncul seperti perang antara Rusia dan Ukraina, perekonomian Indonesia tahun ini cukup tangguh dan masih menjadi negara dengan angka pertumbuhan ekonomi yang besar ,. ujar Alfred.

Prospek yang menjanjikan itu antara lain tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 yang tumbuh diatas 5%, Performa APBN 2023 per April masih terus tumbuh, laporan Kementerian Investasi/BKPM yang menyebutkan capaian realisasi investasi triwulan I 2023 mencapai Rp 328,9 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 16,5 persen.

Kinerja IRRA

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai sebuah emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Health Care Solutions) telah mencatat penjualan sebesar Rp 97,053 miliar selama kuartal I tahun 2023.

Pendapatan yang diraih IRRA selama kuartal I tahun 2023 itu sama dengan 34,4 persen dari total pendapatan IRRA selama tahun buku 2019. IRRA optimis bahwa kinerjanya akan terus meningkat pada tahun 2023 ini. (Dibagikan pertumbuhan penjualan produk non-covid di kuartal I-2023 vs kuartal I-2019)

Untuk meningkatkan kinerjanya, IRRA telah melakukan berbagai upaya yang diantaranya memperluas sektor pasar ke ranah yang belum pernah IRRA sentuh sebelumnya yang didorong dengan penambahan produk-produk baru baik dalam negeri maupun luar negeri dengan fokus kriteria berteknologi tinggi sesuai dengan visi dan misi IRRA.

Pada tahun 2022, Oneject Indonesia selaku sister company IRRA, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Garbe Group di Dussseldorf, Jerman, untuk pendirian perusahaan baru/ pembangunan pabrik mould plastic di Bekasi yang akan menjadi pusat supply mould alat kesehatan di Indonesia dengan standar mutakhir.

Selain itu, PT Itama Ranoraya Tbk bersama Oneject juga telah bekerjasama dengan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) untuk memperkuat jaringan distribusi produk alat kesehatan Oneject ke seluruh wilayah Indonesia.

Upaya yang dilakukan IRRA itu sejalan dengan target Kementerian Kesehatan untuk menciptakan pemerataan akses kesehatan di seluruh wilayah Indonesia melalui transformasi kesehatan.

IRRA juga turut serta membantu pemerintah dalam menyalurkan produk-produk dalam negeri yang berkualitas sesuai dengan arahan pemerintah pusat untuk mengutamakan produk dalam negeri. (end)

Sumber: iqplus-
Dapatkan informasi pasar dan rekomendasi saham dengan aplikasi Android: Saham Indonesia
Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...