PT Wahana Inti Makmur Tbk (IDX : NASI) berhasil mencatatkan kinerja yang luar biasa di tahun 2022. Terbukti, penjualan perseroan naik cukup signifikan sebesar 30,5% menjadi Rp 59,04 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 45,22 miliar. Kenaikan ini dikarenakan peningkatan penjualan pada sektor horeka dan online yang signifikan.
Seiring dengan kenaikan penjualan, laba bersih emiten yang bergerak di bidang produsen dan pemasok beras, pada tahun 2022, tercatat sebesar Rp 1,03 miliar, atau meningkat hampir dua kali lipat 93,8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 532,67 juta.
"Kami bersyukur, dalam kondisi perekonomian nasional yang belum pulih secara total dari efek pandemi Covid-19, Perseroan dapat tumbuh dan berkembang secara mengesankan. Hal ini dikarenakan beras merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia dan mulai menggeliatnya kembali sektor horeka (hotel, restoran, dan katering), khususnya berbagai restoran yang memerlukan beras khusus untuk memenuhi selera para pelanggannya," kata Corporate Secretary NASI, Santa Alpira dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/4/2023).
Di sepanjang tahun 2022, persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan meningkat menjadi 80,0% dibanding 78,7% di tahun sebelumnya. Namun, persentase beban usaha terhadap penjualan menurun menjadi 17,6% dibanding 19,6% di tahun sebelumnya. Alhasil, persentase laba sebelum pajak terhadap penjualan meningkat menjadi 2,4% dibanding 1,7% di tahun sebelumnya. Atau dalam nominal, laba sebelum pajak sebesar Rp 1,40 miliar, meningkat 80,6% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 775,01 juta.
Aset Perseroan naik menjadi sebesar Rp 70,22 miliar, meningkat 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 67,76 miliar. Hal ini dikarenakan kenaikan piutang usaha pihak ketiga 8,7% menjadi sebesar Rp 11,32 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,42 miliar. Uang muka pembelian juga meningkat 19,6% menjadi sebesar Rp 1,79 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,50 miliar. Ada pun persediaan meningkat 79,8% menjadi sebesar Rp 23,62 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 13,13 miliar. Hal ini di antaranya disebabkan oleh peningkatan harga pembelian bahan baku beras khusus dan adanya kenaikan PPN kemasan plastik dari 10% menjadi 11%.
Ada pun liabilitas Perseroan pada periode tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 10,63 miliar, meningkat 15,4% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 9,21 miliar. Hal ini dikarenakan peningkatan pada utang bank jangka pendek guna mendukung operasional Perseroan. Dari segi ekuitas, tahun 2022 hanya mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar Rp 59,59 miliar, meningkat 1,8% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 58,55 miliar.
Untuk tahun 2023, Santa mengungkapkan, perseroan optimis akan dapat meningkatkan lagi penjualan dan laba bersih secara signifikan. Perseroan meyakini bahwa kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat. Bahan pokok seperti beras masih menjadi bahan utama konsumsi masyarakat dan akan terus meningkat. Selain memproduksi beras premium dan beras khusus, Perseroan juga memproduksi beras sehat yang konsumsinya akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
"Dengan melakukan berbagai cara, termasuk meningkatkan efisiensi di bidang produksi dan operasional, serta meningkatkan dan memperkuat praktik Good Corporate Governance (GCG), Perseroan menyakini pencapaian di 2023 akan kembali luar biasa,"pungkasnya. (end)
Sumber: iqplus-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online.
Komentar
Posting Komentar