google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Langkah Taktis Saratoga (SRTG) dari Rencana IPO Entitas Usaha hingga Incar Bank Digital Langsung ke konten utama

Langkah Taktis Saratoga (SRTG) dari Rencana IPO Entitas Usaha hingga Incar Bank Digital


PT Merdeka Copper Gold Tbk ( MDKA ) tengah mempersiapkan anak usahanya menghelat initial public offering (IPO). Anak usahanya itu adalah, PT Merdeka Battery Materials.

Presiden Komisaris MDKA Edwin Soeryadjaya menjelaskan, pertumbuhan industri kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) sangat kuat. Pada saat yang sama, Indonesia memiliki lokasi strategis dalam pengembangan value chain baterai.

Sementara, sumber daya nikel milik Merdeka Battery Materials signifikan secara global. "Kami yakin pencatatan saham perusahaan di BEI akan menawarkan investor peluang menarik untuk mendapatkan eksposur ke perusahaan produsen baterai yang terintegrasi secara vertikal," ujarnya belum lama ini.

Namun, manajemen perusahaan belum merinci berapa target emisi dari aksi korporasi tersebut. Yang terang, MDKA akan menjadikan anak usahanya itu sebagai entitas mandiri dengan struktur permodalan yang kuat untuk merealisasikan strategi pertumbuhan, terutama di sektor downstream (hilir).

MDKA merupakan induk dari entitas usaha yang bergerak di sektor pertambangan. Sejumlah nama besar menjadi pemegang saham perusahaan ini, salah satunya kendaraan investasi milik Sandiaga Uno PT Saratoga Investama Sedaya Tbk ( SRTG ) yang memiliki 18,34% saham MDKA .

Disisi lain, secara bisnis Saratoga Investama Sedaya (SRTG) tengah membidik saham bank digital sebagai portofolio investasi. Beredar kabar, salah satunya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC.

“Digital bank ini merupakan salah satu industri yang sedang dievaluasi. Kami melihat mana yang baik,” kata Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya, Devin Wirawan di Jakarta, baru-baru ini.

Saat disinggung tentang Bank Neo Commerce, dia mengatakan bahwa Saratoga juga tertarik dengan industri finansial teknologi (fintek) yang menjadi salah satu fokus investasi perseroan.

Menurut Devin, pihaknya sedang mengevaluasi beberapa peluang. Selama ini, di industri fintek, Saratoga telah berinvestasi di virtual funding Julo.

Emiten berkode saham SRTG ini menganggarkan dana US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun untuk investasi pada 2023. Investasi tersebut memungkinkan diberikan kepada perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah dimiliki Saratoga, dengan target return 20% per tahun.

Devin mengungkapkan, sektor energi baru dan terbarukan (EBT) masih akan menjadi salah satu fokus investasi SRTG pada 2023. SRTG juga akan fokus pada sektor bisnis finansial teknologi (fintek), kesehatan, logistik, dan barang konsumsi.

“Saratoga saat ini memiliki portofolio di Adaro Energy dan Merdeka Copper Gold, masing-masing sekarang bisa dibilang adalah perusahaan batu bara. Tetapi sudah melakukan beberapa inisiatif mentransformasi bisnis mereka untuk mendukung electric vehicle,” ujar Devin.
Author: Rizki
Sumber: emitennews-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d