Perusahaan jasa sewa kapal untuk angkutan dan distribusi LNG, PT GTS Internasional Tbk (GTSI) kian optimis menatap tahun 2023 dengan prospek bisnis yang cerah.
Tammy Meidharma Direktur Utama GTS Internasional mengatakan, gas alam diperkirakan diperdagangkan pada 6,79 USD/MMBtu pada akhir kuartal ini, menurut Trading Model makro ekonomi global dan ekspektasi analis. Ke depan, kami perkirakan akan diperdagangkan pada 8,20 USD dalam waktu 12 bulan kedepan.
“Perseroan memperkirakan capaian hingga akhir tahun 2022 bisa ditutup dengan pendapatan sekitar USD41,65 juta dan laba bersih di estimasikan ada di angka USD5,48 juta. Hal ini bukan tak mungkin, karena kinerja perseroan hingga 9 bulan lalu telah berhasil sangat positif,” kata Tammy dalam paparan publik yang dilakukan secara virtual, Kamis (22/12/2023).
Hal itu sejalan dengan torehan GTSI setelah sukses merebut peluang dari bisnis angkutan laut. Perseroan tercatat sudah meraih laba tahun berjalan senilai USD4,56 juta hingga periode September 2022. Perolehan laba ini di topang oleh pendapatan yang melonjak 69,30 persen persen menjadi USD31,10 juta dari sebelumnya USD18,37 juta.
Sedangkan Dandun Widodo Direktur GTSI menyebut, bisnis model yang akan terus digalakkan oleh GTSI kedepan sebagai keunggulan perseroan adalah pengangkutan untuk Penggunaan Gas Bumi terutama didorong oleh penggunaan pembangkit listrik, penggunaan pemanas perumahan/komersial, dan penggunaan industri (produksi bahan kimia, pupuk, hidrogen, dan lainya)
Tujuan dari pengangkutan itu mencakup kepada Ladang Gas, Pabrik Pencairan, FSLNG, LNGCarrier/Break bulking, Bunkering LNG, FSRU, Pengguna Akhir dan Pembangkit Listrik Terapung.
“Untuk Modal kerja atau capex di tahun 2023 dialokasikan senilai USD24 Juta,” kata Dandun.
Bisnis plan yang matang membuat GTSI menatap 2023 akan mencapai Standar Pembelian dan LNG Ukuran Kecil Pembawa dan Proyek Konversi dari LNG Carrier ke FSRU. Selanjutnya pada 2025 di targetkan mengembangkan FSRU dan pada 2026 perseroan akan membeli pengangkut LNG ukuran kecil.
Setelah terjadi merger antara induk usahanya yaitu PT Humpuss Maritime Internasional (HUMI), dan PT Hateka Trans Internasional (HTI). Menyusul merger itu, pemegang saham utama GTS Internasional (GTSI) beralih ke HUMI. Jadi, formasi pemegang saham GTS Internasional menjadi PT HUMI 84,79 persen, Koperasi Karyawan Bhakti Samudera 0,03 persen, dan masyarakat 15,18 persen.
Tammy Meidharma, Direktur Utama GTS Internasional mengatakan, di bawah pemegang saham utama yaitu Humpuss Maritim Internasional, perseroan menjadi lebih kuat baik dari sisi finansial maupun operasional.
Secara keuangan GTS Internasional Tbk (GTSI) membukukan lonjakan pendapatan sepanjang tahun berjalan 2022. Catatan ini membalikkan posisi rugi menjadi untung dari periode yang sama tahun lalu. Menurut data Paparan Publik 2022 yang diterima TrenAsia, GTSI pada kuartal III-2022 mencatat pendapatan sebesar USD31,1 juta atau setara dengan Rp485,19 miliar dengan asumsi kurs Rp15.601 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan GTSI terbukukan pada angka USD18,37 juta atau Rp286,6 miliar. Dengan pendapatan yang melonjak hingga lebih dari 50% ini, GTSI pun mencatat laba bersih sebesar USD4,56 juta (Rp71,14 miliar). Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, GTSI masih mencatat kerugian senilai USD1,55 juta (Rp23,4 miliar).
Berbaliknya kerugian menjadi laba bersih pun dialami GTSI pada kuartal pertama dan kedua tahun ini. Pada kuartal I-2022, GTSI membukukan laba sebesar USD1,88 juta (Rp28,08 miliar), berbalik dari rugi sebesar USD1,92 juta (Rp29,95 miliar) pada kuartal I-2021. Kemudian, pada kuartal II-2022, terjadi pula hal serupa. Kerugian yang tercatat pada kisaran USD724.000 (Rp11,3 miliar) pada kuartal II-2021 berbalik menjadi laba bersih senilai USD4,17 juta (Rp65,05 miliar), perubahan paling signifikan dibandingkan dengan kuartal I dan III.
Sementara itu, sepanjang tahun berjalan, GTSI mencatat laba bersih sebesar USD5,48 juta (Rp85,5 miliar), berbalik dari tahun sebelumnya yang mana perseroan mengalami kerugian hingga USD16,21 juta (Rp252,89 miliar). Salah satu penopang pertumbuhan pendapatan yang mendorong berbaliknya rugi menjadi laba bersih adalah segmen bisnis pengantaran gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Pendapatan dari segmen ini tercatat naik 23,4% dari USD17,79 juta (Rp277,54 miliar) pada kuartal III-2021 menjadi USD21,95 juta (Rp342,44 miliar) pada kuartal III-2022. Selanjutnya, walaupun terjadi penurunan aset sebesar 2,04% dari USD125,61 juta (Rp1,96 triliun) menjadi USD123,04 juta (Rp1,91 triliun) secara tahunan, namun liabilitas perseroan pun mengalami penurunan 9,05% dari USD74,66 juta (Rp1,16 triliun) menjadi USD67,9 juta (Rp10,6 triliun) pada kuartal III-2022. Dengan demikian, ekuitas GTSI per kuartal III-2022 tercatat pada angka USD55,14 juta (Rp860,24 miliar), meningkat dari USD50,95 juta (Rp794,87 miliar) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Masih pada periode yang sama, GTSI mencatat marjin bersih sebesar 14,68%, berbalik dari -52,72% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Selanjutnya, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) GTSI menuju positif dari -12,6% menjadi 3,71%, dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) pun turut menghijau dari -33,75% menjadi 8,28%.
Dari sisi kinerja Group, induk usahanya GTSI yaitu PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) telah menyiapkan modal kerja atau capex sangat besar senilai USD94 juta setara Rp1,46 triliun untuk tahun 2023.
Tonny Aulia selaku Direktur Utama HITS menjelaskan dana sebesar itu nantinya akan digunakan untuk ekspansi pengadaan 11 kapal anyar. Pengadaan ini karena peluang bisnis di industrinya telah berkembang sangat signifikan dan persaingan yang ketat dan pendapatan akan terkerek 20 persen di tahun depan, kata Dia dalam paparan publiknya kemarin, Rabu (21/12/2022).
Adapun sepanjang tahun ini Group Humpuss telah merealisasikan investasi penambahan 4 kapal baru.
Author: Rizki
Sumber: emitennews-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online.
Komentar
Posting Komentar