google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Millenium Pharmacon (SDPC) Berikhtiar Pertahankan Kinerja Positif Sampai Akhir Tahun Langsung ke konten utama

Millenium Pharmacon (SDPC) Berikhtiar Pertahankan Kinerja Positif Sampai Akhir Tahun


Emiten distributor produk farmasi, PT Millenium Pharmacon Tbk (SDPC) berupaya mempertahankan kinerja positifnya sampai akhir tahun nanti.

Ketika di semester I-2022 lalu, penjualan neto SDPC tumbuh 8,45% year on year (yoy) menjadi Rp 1,54 triliun. Mayoritas penjualan neto SDPC di paruh pertama 2022 berasal dari segmen obat resep sebesar Rp 1,11 triliun, kemudian diikuti oleh segmen alat kesehatan sebesar Rp 326,93 miliar, dan obat non resep sebesar Rp 103,08 miliar.

Adapun laba bersih SDPC melonjak 320,24% (yoy) menjadi Rp 13,91 miliar di semester pertama silam.

Direktur Utama Millenium Pharmacon Ahmad Bin Abu Bakar mengatakan, kenaikan signifikan laba bersih SDPC dipicu oleh permintaan yang tinggi terhadap produk perusahaan yang dibantu pula oleh kenaikan harga jual produk dari beberapa prinsipal emiten tersebut.

Manajemen SDPC pun memperkirakan penjualan neto sampai akhir tahun nanti dapat tetap tumbuh di kisaran satu digit. Perusahaan ini juga meyakini bahwa kenaikan signifikan laba bersih di semester pertama dapat berlanjut pada semester kedua.

Oleh karena itu, selain fokus mendorong penjualan, SDPC juga berupaya mengendalikan kas operasi agar menjadi lebih efisien sekaligus menjaga biaya keuangan dan biaya bunga bank tetap rendah.

Memang, adanya kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi diakui akan berdampak signifikan pada pos biaya distribusi dan logistik SDPC, sehingga dibutuhkan upaya antisipasi yang tepat.

“Kami sedang dan akan terus memastikan efisiensi operasi berlanjut, konsisten menekan pengeluaran operasional, serta menghindari pengeluaran yang mubazir,” ungkap dia, Kamis (8/9).

Ia menambahkan, harga jual produk obat dan alat kesehatan di level konsumen akhir dalam waktu tertentu bisa diberlakukan penyesuaian, apalagi harga BBM sudah resmi naik. Namun, keputusan akhir terkait kepastian penyesuaian harga jual produk tersebut diserahkan oleh para prinsipal yang bekerja sama dengan SDPC.

Lebih lanjut, sampai saat ini Manajemen SDPC masih melakukan proses pencarian prinsipal baru. Ada beberapa calon prinsipal baru dari dalam maupun luar negeri yang sedang didekati oleh SDPC. Proses diskusi pun tengah berlangsung, hanya saja pihak SDPC belum memfinalisasikan rencana kerja samanya.

“Untuk saat ini, kami masih mengandalkan prinsipal eksisting untuk mencapai target kinerja di tahun 2022,” pungkas Ahmad.

Dalam catatan Kontan, saat ini SDPC memiliki 33 prinsipal yang memasok produk-produk farmasi dan alat-alat kesehatan untuk didistribusikan oleh perusahaan tersebut. Beberapa di antaranya adalah Lapi Laboratories Indonesia, Global Dispomedika, Guardian Laboratories, Dipa Healthcare, Pharos Indonesia, Apex Pharma Indonesia, Meprofarm, dan lain sebagainya.
Sumber: kontan-
Informasi lengkap pasar saham ada di Website Saham Online.  
Materi belajar trading dan investasi saham ada di Channel Youtube Saham Online. 

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...