[Saham WOOD] PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) optimistis menatap tahun 2022 setelah mencetak kinerja ciamik di kuartal pertama tahun ini. Pendapatan dan laba WOOD naik lebih dari 100% di kuartal pertama.
Penjualan bersih WOOD melesat 116,61% yoy menjadi Rp 1,97 triliun pada tiga bulan pertama 2022. Laba bersih Integra meroket 102,89% yoy menjadi Rp 206,61 miliar pada periode yang sama.
Penjualan WOOD masih didominasi oleh ekspor dengan rincian penjualan manufaktur building component sebesar Rp 1,44 triliun, set up sebesar Rp 247,91 miliar, dan knock down sebesar Rp 211,93 miliar.
Sekretaris Perusahaan Integra Indocabinet Wendy Zhang menyebut, capaian kinerja Integra Indocabinet terbantu oleh permintaan produk yang cukup tinggi. WOOD meraih pesanan senilai Rp 2,1 triliun di kuartal pertama lalu. WOOD juga telah kembali memperoleh tambahan pesanan hingga bulan Mei ini.
Wendy menilai, permintaan yang cenderung lebih tinggi di semester pertama 2022 berasal dari segmen building component atau komponen bangunan. “Sedangkan di semester kedua, permintaan untuk produk furnitur baik knock down maupun set up akan naik,” imbuh dia, Jumat (3/6).
WOOD akan terus menggenjot penjualannya di sisa tahun ini, terutama ke pasar ekspor seperti Amerika Serikat (AS). Pasar AS tampak menggiurkan ketika terjadi perang dagang dengan China. Pasalnya, banyak pembeli AS yang berpindah dari China ke negara Asia lainnya, salah satunya Indonesia.
Manajemen WOOD juga memastikan bahwa setiap tahun perusahaan ini terus mengupayakan ekspansi pasar ekspor. “Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan yang telah berhasil kami bukukan di tahun lalu,” ujar dia.
Wendy turut mengaku, kelangkaan kontainer yang masih berlangsung jadi tantangan bagi perusahaan yang berorientasi ekspor, termasuk WOOD. Namun demikian, Integra Indocabinet nyatanya tetap mampu mengirimkan barang ke pembeli dengan lancar sejak tahun lalu. Sebab, WOOD terus membantu pembelinya untuk dapat memperoleh lebih banyak pengapalan, di samping pemberian termin pengiriman yang lebih kompetitif.
Emiten kayu dan furnitur ini mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 250 miliar. Dana tersebut digunakan untuk modal ekspansi perusahaan dan pemeliharaan (maintenance). WOOD memperoleh dana capex ini dari kas internal perusahaan dan pinjaman bank.
Wendy juga menyebut, WOOD telah membeli pabrik baru di Lumajang, Jawa Timur, yang telah dioperasikan pada awal tahun ini sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi building component sebesar 20%. Dalam berita sebelumnya, pabrik tersebut memiliki luas lahan sekitar 1,7 hektare.
sumber : kontan
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar