google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Cara Melawan Fintech Ilegal yang Sesuai Hukum Langsung ke konten utama

Cara Melawan Fintech Ilegal yang Sesuai Hukum


Layanan finansial kini semakin mudah dengan adanya fintech. Namun, karena bermunculan fintech ilegal, Anda harus lebih berhati-hati. Selain itu, ketahui cara melawan fintech ilegal yang tepat.

Apa itu Fintech?

Fintech atau finansial teknologi adalah inovasi teknologi dalam bidang finansial yang menjadikan transaksi keuangan dapat dilakukan secara lebih mudah dan efektif. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari e-wallet, payment gateway, peer-to-peer lending, dan lainnya.

Di Indonesia, bentuk fintech yang paling populer adalah peer-to-peer lending atau dikenal juga dengan pinjol.

Sebagai inovasi teknologi, fintech lending dapat diakses lebih mudah ketimbang layanan finansial dalam bentuk fisik. Hanya menggunakan internet dan smartphone, Anda akan memperoleh layanan keuangan. Namun, hal itu juga dapat menjadi celah bagi para pelaku fintech ilegal.

Apa itu Fintech Ilegal?

Sederhananya, fintech ilegal adalah fintech yang tidak mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, segala transaksi yang berkenaan dengan fintech ilegal tersebut tidak mendapat perlindungan hukum. Hal tersebut akan mendatangkan risiko kerugian yang besar bagi pengguna.


Apakah Fintech Ilegal Harus Dibayar?

Seperti anjuran ketua Satgas Waspada Investasi, pengguna fintech ilegal, terutama debitur pinjol ilegal, dianjurkan untuk tidak membayar cicilan pokok atau pun bunga yang dikenakan kepadanya. Hal itu tidak akan termasuk ke dalam perbuatan kriminal.

Beberapa alasannya adalah karena status fintech ilegal yang tidak resmi atau cacat secara hukum. Selain itu, pada dasarnya fintech ilegal telah melanggar prinsip perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.


Cara Melawan Fintech Ilegal

Jika Anda sudah terlanjur mengakses fintech pinjol ilegal dan berpotensi mengalami kerugian, maka cara melawan pinjol ilegal tersebut adalah dengan melaporkannya kepada pihak berwajib, mulai dari OJK hingga kepolisian. Namun, jika hal itu belum terjadi, atau untuk sekedar antisipasi, mawas diri adalah kuncinya.

Fintech ilegal umumnya memberi iming-iming keuntungan yang hampir tidak logis. Mulai dari kemudahan syarat hingga nominal keuntungan yang besar menjadi alat penjerat. Oleh karena itu, kebijaksanaan Anda adalah kunci utama dalam menilai fintech.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari fintech ilegal, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Akses fintech yang telah mendapatkan izin dari OJK, misalnya seperti Modal Rakyat yang telah memiliki izin resmi sebagai platform peer-to-peer lending legal di Indonesia.
  2. Periksa rekam jejak digital dari fintech tersebut. Artinya, fintech tersebut harus memiliki website dan rujukan digital yang jelas.
  3. Lakukan transaksi keuangan yang logis. Jika melakukan pendanaan, maka pilih modal awal yang kecil dan ditambah sedikit demi sedikit apabila telah terbukti efektif. Hal ini bisa Anda coba di fintech Modal Rakyat yang menerima pendanaan mulai dari Rp25.000.
  4. Pilih fintech yang memiliki sumber pendanaan jelas. Modal Rakyat adalah platform peer-to-peer lending yang menjembatani kerja sama antara masyarakat peminjam dana dengan masyarakat pemilik modal. 


Cara Melaporkan Fintech Lending Ilegal

Cara melawan fintech ilegal, termasuk pinjol ilegal, adalah dengan membuat pengaduan kepada Otoritas Jasa Keuangan, yaitu melalui laman konsumen.ojk.go.id. Tidak hanya dapat melaporkan situs fintech lending ilegal, ada juga dapat mengadukan debt collector yang meneror.

Agar lebih yakin, Anda ada dapat melakukan cek status legalitas fintech tersebut melalui nomor WhatsApp OJK. Cara melaporkan pinjol ilegal adalah dengan mengirim pesan berisi alamat web fintech, misalnya fintek.com, Whatsapp ke nomor 081 157 157 157. Nantinya akan ada balasan otomatis mengenai status dari fintech tersebut.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Menjadi Korban Fintech Ilegal?

Seperti yang diungkapkan oleh Siber POLRI, beberapa langkah yang harus dilakukan oleh korban fintech ilegal adalah sebagai berikut:

  1. Kumpulkan semua bukti digital yang mengarah pada penipuan.
  2. Membuat pengaduan OJK melalui website.
  3. Membuat laporan resmi ke Kantor Polisi apabila mendapatkan ancaman dari pihak fintech ilegal.

 

Berapa Lama DC Pinjol Ilegal Meneror?

Sesuai dengan status yang ilegal, debt collector yang bekerja sama dengan pihak fintech ilegal atau pinjol ilegal akan terus melakukan teror sampai nasabah membayarkan tagihan. Hal tersebut bisa dilakukan dalam waktu sehari atau dua hari hingga bahkan berbulan-bulan.

Oleh karena itu, jika Anda merasa diteror, maka cara melawan debt collector tersebut adalah dengan membuat laporan hukum secepat mungkin.


sumber : modalrakyat

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d