[Saham EXCL] Permintaan trafik data emiten telekomunikasi PT XL Axiata (EXCL) melonjak. Analis memproyeksikan kinerja EXCL di tahun ini berpotensi tumbuh positif.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2022, EXCL berhasil catatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,91% secara tahunan menjadi Rp 6,74 triliun.
Kinerja tersebut tersokong dari segmen penjualan data sebesar Rp 5,69 triliun. Sementara, bisnis non-data menyumbang Rp 497,98 miliar pada pendapatan.
Adapun segmen jasa interkoneksi mengantongi pemasukan Rp126,27 miliar. Sedangkan bisnis sewa menara memberikan penghasilan Rp 14,74 miliar, sirkit langganan memberikan Rp 62,90 miliar, dan jasa telekomunikasi lainnya menyumbang Rp 353,48 miliar.
Arif Machrus, Analis NH Korindo Sekuritas dalam risetnya menulis kinerja EXCL bertumbuh juga terlihat dari meningkatnya kecepatan akses internet untuk menyokong trafik data sebesar 33,5% secara tahunan ke 1.857 petabytes.
Selain itu, EXCL juga memiliki 133.000 menara Base Transceier Station (BTS) dengan jumlah menara yang memiliki koneksi 4G meningkat 63% atau sejumlah 83.000. Dominasi koneksi 4G membuat EXCL bisa menyajikan koneksi 4G lebih luas ke 460 kota. Jumlah pelanggan EXCL juga meningkat 1,7% secara tahunan.
Namun, pos laba bersih di kuartal I-2022 masih menurun. Tercatat laba menurun 56,6% secara tahunan menjadi Rp 139,03 miliar dari Rp 320,51 miliar di periode yang sama pada tahun lalu.
Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan laba menurun karena ada kenaikan beberapa pos biaya pemasaran. "EXCL kini mengubah strategi pemasaran jadi ke direct channel, sehingga menyebabkan kenaikan comission fee," kata Chandra, Selasa (24/5).
Adanya, kenaikan harga produksi kartu SIM secara global juga menambah beban EXCL.
Namun, ke depan Chandra memproyeksikan kinerja EXCL akan pulih. Sentimen positif yang menyokong emiten telekomunikasi secara umum adalah masih bertumbuhnya permintaan data.
Selain itu, harga data kini relatif stail atawa penurunannya lebih landai, setelah konsolidasi industri telekomunikasi.
Chandra memproyeksikan pendapatan EXCL di tahun ini meningkat ke Rp 28 triliun. Sedangkan, laba bersih juga meningkat menjadi Rp 1,1 triliun.
Sementara itu, EXCL baru saja merampungkan divestasi atas 245.362 saham PT Princeton Digital Group Data Centers (PGDGC) kepada Princeton Digital Group (Indonesia Aplha) Pte. Limited. Penjualan tersebut membuat kepemilikan EXCL atas PDGDC berkurang menjadi 2,01 miliar atau 30% saja dari sebelumnya 2,25 miliar atau 33,62%.
Chandra memandang kontribusi penjualan data center nilainya relatif kecil terhadap pendapatan. "Aksi penjualan saham di bisnis data center tersebut bisa dipandang sebagai bagian dari restrukturisasi bisnis saja, bukan penjualan aset karena butuh dana," kata Chandra.
Sejauh ini, Chandra juga menilai, EXCL tidak sedang menghadapi masalah arus kas. "EBITDA masih bisa meningkat tipis 1,8% yoy sehingga kemampuan untuk membayar bunga masih sangat tinggi, yaitu 5,5 kali terhadap EBITDA," kata Chandra.
Ke depan jika dibutuhkan, EXCL juga masih dapat melakukan refinancing dengan tingkat pengembalian yang Chandra nilai aman.
Arief juga menilai rasio utang bersih terhadap EBITDA EXCL berada di 0,7 kali di kuartal I-2022. Level rasio tersebut termasuk dapat terjaga dari rasio utang di kuartal I-2021 yang sebesar 0,6 kali. Sebagai catatan, utang kotor naik 12,4% yoy dengan utang bersih naik 16,3% yoy.
Sementara itu, pinjaman dengan suku bunga mengambang mencapai hingga 81%. Arief mengatakan dengan BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%, maka pengelolaan pembayaran pinjaman EXCL masih bisa terukur untuk dua tahun ke depan.
Di sepanjang 2022, EXCL menganggarkan modal kerja sebesar Rp 9 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur untuk mengembangkan jaringan dan menambah pendapatan.
Arief memproyeksikan pendapatan EXCL tumbuh 3,9% ke Rp 27,03 triliun. Sementara, laba bersih juga tumbuh 12,5% ke Rp 1,9 triliun. Arief merekomendasikan beli dan memasang target harga di 3.800. Sedangkan,
Chandra merekomendasikan hold dengan target harga Rp 3.220. Kompak, Michael Wilson Analis RHB Sekuritas juga memasang beli dengan target harga Rp 3.300.
sumber : kontan
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar