google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Mengenal Saham dengan Harga Murah Pink Sheet Stocks Langsung ke konten utama

Mengenal Saham dengan Harga Murah Pink Sheet Stocks


Anda yang ingin memasuki pasar modal, harus tahu jenis saham yang ada berbagai macam. Salah satu jenisnya adalah pink sheet stocks atau bisa kita sebut juga dengan saham pink sheet. Saham ini mudah Anda temukan di Amerika Serikat.

Saham ini memiliki ciri khas tertentu yang membuat Anda akan langsung mengenalinya. Untuk itu di sini akan dibahas mengenai pink sheet stocks, alasan perusahaan masuk ke kategori itu, bedanya saham pink sheet dengan saham gorengan, kelebihan dan kekurangan, dan contoh perusahaan yang masuk kategori saham itu.


Pengertian Pink Sheet Stocks

Pink sheet stocks atau saham lembar merah muda adalah saham yang harganya murah dan diperjualbelikan di luar pasar modal yang menjadi tempat resmi jual-beli saham. Istilah ini berasal dari Amerika Serikat sana yang mana memperbolehkan penjualan saham di luar pasar utama seperti Nasdaq.

Saham lembar merah muda namanya diambil dari dokumen kepemilikan saham yang memang dibuat berwarna pink.

Ciri khas dari saham ini selanjutnya adalah harganya dijual sangat murah, yaitu di bawah US$5 atau setara Rp72.000 di Amerika Serikat. Tempat transaksinya sendiri dinamakan over-the-counter atau bisa disingkat dengan OTC.


Alasan Perusahaan Masuk Kategori Pink Sheet Stocks

Ada banyak alasan yang menjadikan perusahaan di Amerika Serikat sana memilih masuk ke OTC dibandingkan pasar modal utama. Hal itu karena biaya untuk melantai di pasar OTC lebih murah jika dibandingkan dengan pasar modal semacam Nasdaq dan Wall Street.

Selain itu, untuk melantai di bursa saham Amerika Serikat ini syaratnya cukup berat, ada banyak hal yang perlu mereka penuhi dulu. Belum lagi mereka juga harus bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan raksasa yang mendunia.

Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan kecil memilih masuk ke OTC. Walaupun harga saham mereka ditawarkan murah, tetap bisa meraih modal yang mereka butuhkan di sana. Selain itu, investor juga cukup berminat bertransaksi di OTC. Perusahaan pun bisa melakukan ekspansi dengan modal yang didapatkannya di OTC.

Pink Sheet Stocks Vs Saham Gorengan

Pink sheet stock berbeda dengan saham gorengan, walaupun harganya memang sama-sama murah. Harganya juga memang mudah naik-turun.

Namun, perbedaan dari keduanya cukup jelas. Saham lembar merah muda itu dijual di luar pasar modal, sedangkan saham gorengan adalah saham yang masuk ke pasar modal yang utama.

Saham gorengan harganya murah karena dimainkan oleh investor yang punya modal sangat besar. Harga saham gorengan bisa tinggi dalam sekejap, kemudian jatuh di waktu yang cenderung cepat. Ini yang membuat investor tidak disarankan untuk mengambil keuntungan dari saham gorengan karena risiko meruginya dua kali lipat.

Saham pink sheet harganya murah karena sudah ditentukan di awal seperti itu dan terjadi bukan karena dipermainkan oleh investor besar.


Kelebihan dan Kekurangan Pink Sheet Stocks

Ada kelebihan dan kekurangan yang perlu Anda ketahui dari saham lembar merah muda. Ini penjelasannya.

1. Kelebihan

Harganya murah sehingga bisa dibeli oleh banyak investor ritel atau investor yang punya modal yang minim.

Investor juga punya kesempatan yang sama untuk meraih keuntungan dari saham lembar merah muda. Perusahaan kecil punya kesempatan untuk meraih modal di OTC. Biaya transaksi di OTC juga jauh lebih murah jika dibandingkan transaksi saham di pasar modal utama Amerika Serikat.

2. Kekurangan

Risiko berinvestasi di sini cukup tinggi karena banyak sahamnya yang tidak likuid. Untuk memilih saham likuid, investor perlu melakukan analisis yang cukup mendalam dan ketat.

Regulasinya yang tidak begitu ketat bisa membuat investor memilih perusahaan yang melakukan manipulasi untuk mendapatkan keuntungan yang sepihak.


Contoh Perusahaan Pink Sheet Stocks di Indonesia

Di Indonesia sendiri saham lembar merah muda tidak ada karena praktik transaksinya tidak diperbolehkah oleh Bursa Efek Indonesia. Transaksi saham resmi hanya diperbolehkan di BEI saja, selain di luar BEI dianggap ilegal dan akan ditindaklanjuti ke pihak yang berwajib. Artinya, BEI bisa saja membekukan saham ilegal tersebut.

Alasannya adalah untuk menciptakan transaksi yang lebih aman karena pengawasan transaksi yang ketat hanya ada di BEI. Dengan begitu, OJK juga bisa melakukan pemantauan.

Namun, perusahaan di Indonesia ternyata ada lho yang melantai di OTC Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia tidak melarang hal itu karena transaksi terjadi di luar Indonesia. Contohnya adalah PHDWY yang merupakan kode saham dari Ace Hardware Indonesia, GDGNY yang merupakan kode saham dari Gudang Garam Indonesia, PTBRY yang merupakan kode saham dari Bank Negara Indonesia.

Seperti itulah penjelasan mengenai saham pink sheet. Anda yang tertarik untuk membelinya harus bisa masuk dulu ke OTC yang ada di Amerika Serikat sana. 

Di Indonesia, saham ini tidak tersedia karena terbentur dengan regulasi yang sudah dibuat oleh pihak yang berwenang. Namun, ada beberapa perusahaan Indonesia yang masuk ke OTC dan itu sah-sah saja.


sumber : modalrakyat

Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...