google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Kisah Park Yeon-cha, Kaya Raya Berkat Sneakers Langsung ke konten utama

Kisah Park Yeon-cha, Kaya Raya Berkat Sneakers


Park Yeon-cha merupakan salah satu nama pengusaha besar di Korea Selatan. Ia menjadi salah satu orang terkaya di Negeri Ginseng berkat bisnis produksi sepatu yang kini mempekerjakan puluhan ribu karyawan di bawah bendera Taekwang Industrial.

Mengutip Forbes, Rabu (13/11/2019) Park tercatat dalam daftar 50 orang terkaya di Korea Selatan. Jumlah kekayaannya mencapai US$ 3,2 miliar atau setara dengan Rp 44,8 triliun (kurs Rp 14.000).

Kerajaan bisnis Park yakni Taekwang sendiri didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan satu dari ratusan perusahaan alas kaki yang mengubah Busan, salah satu kota terbesar di Korea Selatan sebagai pusat sepatu dunia.

Pada tahun 1970 hingga 1980-an, sejumlah brand ternama dunia memproduksi sepatu di Korea. Sebut saja, Nike, Adidas, Reebok dan lain-lain. Brand ternama ini memproduksi di Korea karena tertarik tenaga kerja yang murah, melimpah, serta produktivitas yang tinggi.

Bukan hanya itu, Korea cepat mengadopsi teknologi untuk industri.

"Taekwang bukan nama besar di industri pada awalnya," kata Michael Ku salah satu petinggi Taekwang yang bekerja di tahun 1984 hingga 1997 mengutip bussinessoffashion.

Kunci besarnya Taekwang ialah kuatnya ikatan dengan Nike. Pada tahun 1980-an, sejumlah brand berbondong-bondong meninggalkan Korea Selatan. Lantaran, pemilik merek mencari tenaga kerja yang lebih murah. Alhasil, banyak perusahaan tutup.

Sejak saat itu, Taekwang pun juga mencari strategi agar lolos dari gelombang masalah tersebut. Pada tahun 1995, Taekwang mendirikan anak usaha Taekwang Vina dan menjadi satu dari lima produsen Nike di Vietnam.

Memang, bisnis Park tak luput juga dari masalah. Pada periode 1990, Taekwang berada dalam pengawasan terkait persoalan tenaga kerja. Audit Ernst & Young mendapati pekerja di pabrik perusahaan dekat Kota Ho Chi Minh terpapar zat pelarut beracun.

Namun, hal itu dibantah oleh Nike. Seorang juru bicara mengatakan bahwa semua pabrik Taekwang telah mematuhi standa Nike dan memenuhi standar internasional.

"Taekwang telah menunjukkan komitmen untuk maju melalui pendekatan mereka terhadap modernisasi, budaya keselamatan," kata Claire Wahl, petinggi Nike.

Bukan hanya itu, Park sendiri menjadi sorotan karena terlibat dalam skandal korupsi bernilai jutaan dolar yang melibatkan puluhan politisi termasuk Presiden Roh Moo-hyun yang bunuh diri pada 2009 setelah diinterogasi atas tuduhan bahwa anggota keluarganya menerima jutaan uang suap dari Park. Pada 2011, Park dijatuhi hukuman 30 bulan penjara karena penggelapan pajak dan penyuapan yang melibatkan pejabat lainnya.

Terlepas dari itu, bisnis Park melalui Taekwang terus berkembang pesat. Saat ini, Taekwang memiliki 70 ribu karyawan yang membuat sepatu Nike. Kemudian, Taekwang mampu menghasilkan 60 juta sepatu atau setara 12% dari seluruh sepatu Nike yang diproduksi di Vietnam, Indonesia dan China.


sumber : detik.finance

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...