google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Harga Batubara Melambungkan Laba Indo Tambangraya (ITMG) hingga 407% Langsung ke konten utama

Harga Batubara Melambungkan Laba Indo Tambangraya (ITMG) hingga 407%



[Saham ITMG] Harga batubara yang melambung tinggi di kuartal pertama 2022 turut mengerek kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Emiten tambang ini membukukan penjualan bersih sebesar US$ 640 juta pada kuartal pertama 2022, naik 125% dari kuartal pertama 2021 senilai US$ 284 juta. 

Kenaikan pendapatan hampir setara dengan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara ITMG. ASP batubara Indo Tambang sebesar US$ 150 per ton pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 121% dari periode yang sama tahun lalu.

Bersamaan, margin laba kotor naik signifikan dari 30% pada kuartal pertama tahun 2021 menjadi 53% pada triwulan tahun ini.

Dengan strategi manajemen biaya yang efisien dan berhati-hati guna memaksimalkan profitabilitas dari momentum kenaikan harga batubara, ITMG mampu memperoleh EBITDA sebesar US$ 323 juta pada kuartal pertama. EBITDA ini naik 277% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Dus, laba bersih ITMG terdongkrak naik 407%, dari semula US$ 42 juta pada kuartal  pertama tahun 2021 menjadi US$ 213 juta pada kurun waktu yang sama tahun ini.

Sepanjang kuartal pertama 2022, ITMG telah memproduksi batubara sebanyak 3,8 juta ton di tengah cuaca buruk dan hujan ekstrem. Jumlah ini turun tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 4 juta ton.

Adapun ITMG merealisasikan volume penjualan sebanyak 4,3 juta ton. Volume penjualan batubara Indo Tambangraya naik dari realisasi penjualan di kuartal pertama 2021 di angka 4,1 juta ton.

Penjualan batubara ITMG sepanjang kuartal pertama 2022 dipasarkan ke China sebanyak 1,3 juta ton, Indonesia sebanyak 0,9 juta ton, Jepang sebanyak 0,6 juta ton, Bangladesh 0,4 juta ton, sebanyak Filipina 0,3 juta ton, Thailand sebanyak 0,3 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, Selatan serta Oseania.

Mulianto, Direktur Utama Indo Tambangraya Megah menilai, harga batubara saat ini berada dalam kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Harga batubara bahkan sempat menembus level US$  400 lebih beberapa bulan lalu.

“Apalagi setelah kemarin dipicu perang Rusia-Ukraina. Bukan berarti kami mendukung perangnya tetapi memang itulah yang menjadi salah satu penyebab karena tensi geopolitik, sehingga terjadi short supply chain,” terang Mulianto, Rabu (18/5).

Sejauh ini, ITMG memang belum menerima pesanan dari Eropa. Namun, ITMG sedang menjajaki guna melihat apakah ada batubara yang bisa disuplai ke Benua Biru tersebut. “Suplai kami masih fokus ke Asia seperti Jepang, Cina, India, Taiwan,” pungkas dia.

Untuk tahun 2022, ITMG menargetkan volume produksi sebanyak 17,5 juta ton-18,8 juta ton batubara dengan volume penjualan sebesar 20,5 juta ton-21,5 juta ton batubara. Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 31% harga jualnya telah ditetapkan, 46% mengacu pada indeks harga batubara, 2% harga jualnya belum ditetapkan, dan sisa 21% belum terjual.

Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal menilai, realisasi kinerja emiten tambang batubara dalam cakupan analisisnya, termasuk ITMG, berada di atas proyeksi dan konsensus. Kinerja emiten tambang batubara sudah mencapai sekitar 35% dari proyeksi tahun ini.

Fauzan memandang, kemungkinan harga batubara masih bisa  berada di level yang solid. Proyeksi ini dengan melihat perkembangan lockdown di China dan perkembangan stok batubara di India.

“Mungkin sampai penghujung tahun, harga batubara bisa secara rata-rata berada di level support US$ 280 per ton,” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Rabu (18/5). Fauzan memasang rating netral untuk sektor batubara, dengan target harga yang masih ditinjau ulang.

Sementara analis Panin Sekuritas Felix Darmawan merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 32.500 per saham.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...