Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengantisipasi dampak krisis global bagi Indonesia.
Arsjad mengatakan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina mengakibatkan munculnya krisis global di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19. Tak hanya itu, konflik politik juga telah berimbas dan menyebabkan terjadinya krisis pangan global.
"Kadin Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam upaya pencegahan dan meminimalisir krisis pangan, sehingga tidak berdampak menjadi krisis sosial, yang kemudian bisa menjadi krisis politik dalam negeri," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Arsjad mengatakan Kadin Indonesia akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah, terutama dalam penguatan ketahanan pangan dan pertanian Indonesia.
Kadin sendiri memiliki sebuah program pendampingan UMKM dengan skema close loop yang ditujukan untuk membina petani serta menciptakan kerja sama antara perusahaan besar maupun kecil dengan para petani di Indonesia.
Program inklusif close loop diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan petani di Indonesia di tengah tantangan inflasi dan perubahan iklim.
Arsjad menuturkan kelangkaan beberapa komoditas bahan pangan seperti kedelai dan gandum, berkurangnya pasokan dan produksi bahan pangan di beberapa negara akibat kemarau panjang, ditambah dengan kelangkaan pasokan minyak akibat perang, telah menyebabkan inflasi global.
Kondisi itu ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi yang tinggi dapat melemahkan daya beli masyarakat dan dampaknya paling dirasakan oleh masyarakat yang kurang mampu dan berpotensi menyebabkan krisis sosial, di mana terjadi risiko peningkatan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin melebar.
Proteksi bahan pangan masing-masing negara pun sudah mulai dilakukan, tidak ada lagi slogan pro-ekspor untuk bahan pangan. (end/ant)
Komentar
Posting Komentar