[Saham BUKA] PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) hari ini mengumumkan kinerja keuangan untuk kuartal keempat yang berakhir pada 31 Desember 2021.
Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan yang positif; dimana Total Processing Value (TPV) selama kuartal keempat tahun 2021 (4Q21) tumbuh sebesar 29% dan pada tahun 2021 (FY21) tumbuh 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp 34,7 triliun pada 4Q21 dan Rp 122,6 triliun pada FY21.
Pertumbuhan TPV Perseroan didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 26% dan kenaikan sebesar 14% pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang tahun 2020 (FY20) sampai dengan FY21. Sebanyak 73% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Perseroan; dimana TPV Mitra pada 4Q21 dan FY21 masing-masing bertambah sebesar 90% menjadi Rp 16,2 triliun dan 146% menjadi Rp 56,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi Mitra terhadap TPV Perseroan meningkat dari 32% pada 4Q20 menjadi 47% pada 4Q21.
ATV Mitra pada FY21 tumbuh sebesar 43% dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir Desember 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 11,8 juta, meningkat dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020.
Pendapatan Bukalapak pada 4Q21 tumbuh sebesar 29% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 521 miliar, dan pendapatan FY21 tumbuh 38% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,9 triliun.
Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, pendapatan Mitra Bukalapak pada 4Q21 tumbuh sebesar 334% menjadi Rp 321 miliar, meningkat 56% dibandingkan 3Q21, sementara pendapatan pada FY21 untuk Mitra Bukalapak tumbuh sebesar 311% menjadi Rp 818 miliar.
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan Perseroan meningkat dari 18% pada 4Q20 menjadi 62% pada 4Q21.
Perseroan memiliki komitmen untuk fokus pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional. Pada periode FY21, rasio beban operasional terhadap TPV turun menjadi 2,6% dibandingkan di periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,6%.
Pada periode 4Q21, beban operasional menurun sebesar 3% YoY; sedangkan pada periode FY21, beban operasional hanya meningkat 2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dikarenakan berbagai inisiatif baru yang diluncurkan oleh Bukalapak. Rasio biaya operasional terhadap TPV menurun dari 3,0% pada 4Q20 menjadi 2,3% di 4Q21.
Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,3% pada FY20 menjadi -0,2% terhadap TPV di FY21.
Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari -0,1% di FY20 menjadi 0,1% di FY21, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -1,0% di FY20 menjadi -0,5% di 9M21.
Bukalapak juga terus berhasil menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA)-nya. Kerugian EBITDA pada FY21 6% lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, dengan rasio kerugian EBITDA terhadap TPV yang membaik menjadi 1.3% di FY21, dari 1.9% pada periode yang sama tahun lalu.
Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 7% menjadi Rp 1.709 miliar di FY21 dari Rp 1.838 miliar pada FY20. Pada FY21, kerugian bersih Perseroan meningkat sebesar 24% menjadi Rp 1.676 miliar dari Rp 1.349 miliar pada FY20 karena Perseroan mendapat kredit pajak sebesar Rp 483 miliar pada FY20.
Di samping peningkatan efisiensi yang diiringi dengan pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan sebesar Rp 24,7 triliun pada akhir Desember 2021. (end)
sumber : IQPLUS
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar