google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo 5 Langkah Mengurangi Risiko Investasi Langsung ke konten utama

5 Langkah Mengurangi Risiko Investasi


Risiko investasi adalah suatu hal yang harus dihadapi investor ketika bertekad terjun ke penanaman modal. Sesuai prinsip investasi, high risk high return, maka di balik setiap potensi keuntungan terdapat potensi risiko yang sebanding.

Meski demikian, risiko tidak selalu berpengaruh buruk terhadap investasi Anda. Dengan memahami serta mengelolanya secara baik, investor justru dapat memaksimalkan imbal hasil. Berikut kami paparkan langkah mengukur risiko dalam berinvestasi. 


Lakukan Diversifikasi untuk Kurangi Risiko Investasi

Pernahkah Anda mendengar ungkapan ‘Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang’? Ungkapan tersebut adalah analogi yang sangat tepat untuk menggambarkan diversifikasi. Diversifikasi adalah membagi dana ke beberapa aset investasi.

Bayangkan jika memiliki 20 telur lalu meletakkan semua telur itu di dalam satu keranjang. Lantas, apa yang terjadi jika keranjang terjatuh? Akibatnya semua telur pecah dan Anda tidak memiliki telur lagi.

Begitu juga dalam kegiatan penanaman modal. Hindari menempatkan semua uang ke dalam satu tempat tertentu. Untuk meminimalisir risiko investasi, tempatkan dana Anda pada beberapa aset.

Sebagai contoh, misalnya Anda memilih reksa dana sebagai aset investasi. Strategi mengelola risiko ialah dengan cara membuat portofolio yang terdiri dari beberapa jenis reksa dana seperti pendapatan tetap, pasar uang, hingga saham.

Dengan demikian, nilai portofolio Anda tidak akan bergantung pada satu produk saja. Jika salah satu produk reksa dana mengalami penurunan harga, masih ada reksa dana lain yang dananya masih aman. 

Risiko investasi di saham juga perlu dikelola secara strategis. Alokasikan modal investasi ke beberapa emiten dari sektor industri berbeda. Cara ini dapat menjaga portofolio saham Anda tetap aman.

Selain terjaga dari kerugian, melakukan diversifikasi juga meningkatkan potensi imbal hasil lebih besar. Namun mengelola terlalu banyak emiten juga tidak efektif. Sebaiknya pilihlah 3 sampai 5 emiten potensial.


Lakukan Investasi Jangka Panjang

Cara mengukur risiko investasi berikutnya yaitu dengan melakukan penanaman modal dalam investasi jangka panjang. Secara umum, terdapat 3 jenis penanaman modal jika dilihat berdasarkan jangka waktunya.

Antara lain yaitu penanaman modal dalam rentang waktu pendek, menengah, serta panjang. Nah, jika Anda ingin lebih aman dari berbagai risiko dalam kegiatan penanaman modal, kami menyarankan untuk memilih investasi jangka panjang. 

Ukuran jangka panjang sendiri berdurasi lebih dari 5 tahun. Dengan menanamkan modal secara jangka panjang, Anda tidak perlu khawatir soal volatilitas harga aset yang telah dikoleksi.

Selain memperkecil risiko investasi, penanaman modal secara jangka panjang memberikan peluang lebih besar bagi Anda untuk mendapatkan imbal hasil lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan prinsip efek bola salju.

Dimana semakin lama Anda memiliki aset investasi, maka peningkatan nilainya dari tahun ke tahun juga berpotensi kian meningkat. Terdapat efek pelipatgandaan terhadap nilai aset Anda.

Jenis instrumen yang cocok dipilih untuk penanaman modal jangka panjang antara lain saham, reksa dana saham, hingga logam mulia emas. Anda dapat mengoleksi aset tersebut sedikit demi sedikit.


Analisis Dahulu Sebelum Menempatkan Modal

Banyak investor mengalami kerugian dalam aktivitas penanaman modal karena mengabaikan risiko investasi satu ini. Khususnya bagi para investor pemula yang belum memiliki pengalaman dalam kegiatan tersebut.

Sehingga hanya fokus pada keuntungan tinggi tetapi tidak memiliki ilmu penunjang yang cukup dalam berinvestasi. Dalam berinvestasi, Anda memerlukan kemampuan dalam menganalisis aset atau produk keuangan. 

Dalam saham, misalnya, secara umum para investor saham kerap melakukan analisis fundamental maupun teknikal sebelum membeli saham emiten tertentu. Analisis fundamental dilakukan untuk mengetahui profil keuangan serta kinerja perusahaan.

Sementara teknikal lebih menganalisis pergerakan harga menggunakan skema grafik tertentu. Pada reksa dana, Anda perlu menganalisis kinerja perusahaan manajemen aset dengan melihat beberapa faktor. 

Untuk mengukur risiko investasi, perhatikan berapa besar jumlah dana kelolaan perusahaan, penurunan harga maksimum, persentase expense ratio, hingga kinerja keseluruhan dalam periode waktu tertentu.

Begitu juga dengan instrumen lain baik itu deposito, emas, obligasi, termasuk peer to peer lending. Pastikan Anda mengetahui produk investasi secara mendalam sebelum membelinya. Dengan begitu, lebih aman dari kerugian.


Hentikan Kerugian dengan Cut Loss

Terkadang risiko investasi menyebabkan modal Anda mengalami penurunan. Jika situasi tersebut terjadi terus-menerus, tentunya ini akan berdampak buruk bagi dana yang Anda investasikan. 

Oleh sebab itu, investor perlu mempertimbangkan melakukan cut loss. Cut loss ialah langkah menghentikan kerugian dengan cara menjual aset tersebut. Meskipun berat, namun keputusan tersebut harus diambil.

Tujuannya untuk menyelamatkan dana yang masih tersimpan. Untuk menghindari agar tidak perlu melakukan cut loss, lakukan analisis terlebih dahulu sebelum membeli suatu produk investasi untuk meminimalisir risiko investasi.

Mempelajari produk permodalan dengan baik dapat membuat Anda mengerti kinerjanya. Sehingga apabila terjadi penurunan harga pada saham berfundamental bagus, maka tidak perlu terburu-buru melakukan cut loss. 


Pastikan Menggunakan Dana atau Uang Dingin 

Salah satu strategi dalam mengelola risiko investasi adalah dengan selalu menggunakan uang dingin. Uang dingin artinya uang yang tidak akan Anda gunakan dalam waktu dekat. Dengan kata lain, itu adalah uang ‘menganggur’.

Memakai dana operasional rumah tangga adalah kesalahan besar dalam berinvestasi. Volatilitas harga aset menyebabkan adanya potensi penurunan nilai uang dalam jangka pendek. Sehingga sangat berisiko jika memakai uang panas. 

Apabila menggunakan uang panas dan Anda memerlukannya dalam waktu dekat, mau tidak mau Anda perlu mencairkannya supaya bisa digunakan. Di sisi lain, volatilitas tinggi membuat harga aset bisa naik turun dengan cepat.

Sehingga tidak ada pilihan lain bagi Anda selain melakukan cut loss. Alhasil, bukan keuntungan yang didapatkan namun justru harus merugi dan kehilangan sebagian modal. 

Ketika berinvestasi, jangan hanya mengharapkan keuntungannya akan tetapi pikirkan juga risikonya. Supaya mendapat imbal hasil terbaik dan tidak merugi, pahami cara mengukur risiko investasi dengan baik.


sumber : modalrakyat

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d