google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Siapkan Capex Rp 800 Miliar, Mitra Keluarga (MIKA) Tambah 3 Rumah Sakit di 2022 Langsung ke konten utama

Siapkan Capex Rp 800 Miliar, Mitra Keluarga (MIKA) Tambah 3 Rumah Sakit di 2022



Emiten pengelola rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) berencana menambah tiga rumah sakit tahun ini. Di mana dua di antaranya dibangun di Cikarang, Jawa Barat dan Tangerang Selatan, Banten dan akan beroperasi pada kuartal III-2022 dan kuartal IV-2022.

Jumlah tersebut akan menambah total 26 rumah sakit Mitra Keluarga yang beroperasi saat ini. Dalam jumlah tersebut, sebanyak 17 rumah sakit berasal dari jaringan bisnis Mitra Keluarga, sementara sembilan sisanya merupakan rumah sakit Grup Kasih.

Sekarang, total kapasitas tempat tidur kelolaan Mitra Keluarga mencapai 3.885, di mana 3.247 di antaranya adalah tempat tidur operasional.

"Kami tahun 2022 ini berencana menambah tiga RS, dilanjutkan lagi tahun depan juga akan menambah tiga RS," tutur Head of Investor Relations  PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, Aditya Widjaja kepada Kontan.co.id, Selasa (8/4).

Ia melanjutkan, MIKA masih fokus dalam mengembangkan rumah sakit di Pulau Jawa. Pada September 2021, MIKA sendiri tercatat telah mengoperasikan rumah sakit yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Tegal, dan Surabaya.

Untuk menjalankan rencana ekspansi tersebut, MIKA menyiapkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp750 miliar hingga Rp800 miliar. Aditya optimistis tahun ini kinerja akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

MIKA berharap, tahun ini pandemi segera berlalu dan kunjungan atau traffic pasien non Covid 19 dapat segera kembali normal seperti sebelumnya.

"Oleh karena itu kami sudah memulai mempersiapkan tiga rumah sakit baru di tahun ini dan tiga rumah sakit baru di tahun depan serta penambahan center of excellence baru dan juga transformasi teknologi dan digitalisasi agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," sambung Aditya.

Tahun ini MIKA menargetkan pertumbuhan revenue sekitar 1% sampai dengan 5%  dengan range EBITDA di kisaran 36% hingga 38%.

Sebagai perbandingan, pada periode kuartal III 2021 lalu pendapatan bersih MIKA melonjak 47,18% di angka Rp 3,40 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu pihaknya mendulang pendapatan Rp 2,31 triliun.

Per September 2021, MIKA membukukan pendapatan senilai Rp 2,23 triliun dari segmen rawat inap, loncat 48,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari segmen rawat jalan, MIKA mencetak pendapatan Rp 1,16 triliun. Meningkat 43,54% dibandingkan periode Januari-September 2020 yang sebesar Rp 814,20 miliar.

Sedangkan dari sisi bottom line, MIKA meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 882,76 miliar. Jumlah ini naik 68% dibanding periode sembilan bulan pertama 2020 yang sebesar Rp 525,44 miliar.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...