google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) Melesat 134% Menjadi Rp 1,32 Triliun di Tahun Lalu Langsung ke konten utama

Pendapatan Itama Ranoraya (IRRA) Melesat 134% Menjadi Rp 1,32 Triliun di Tahun Lalu



PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions), mencetak kinerja memuaskan di sepanjang tahun lalu. Di mana, perusahaan sukses mencatat total pendapatan yang diaudit sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1,32 triliun.

Asal tahu saja, pendapatan tersebut melonjak 134% (yoy) jika dibandingkan pendapatan Itama Ranaraya di periode yang sama tahun 2020, yang hanya sebesar Rp 563,89 miliar.

Kenaikan pendapatan yang signifikan tersebut membuat performa Earning Before Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) IRRA melesat 84% yoy atau menjadi Rp  149,62 miliar, dibandingkan dengan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp 81,35 miliar.

Alhasil, performa laba bersih IRRA ikut naik signifikan. Sepanjang tahun 2021, IRRA berhasil meraih total laba bersih sebesar Rp 112,38 miliar atau naik 86% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 60,29 miliar

Dari sisi neraca keuangan, IRRA mencatatkan total aset sebesar Rp 782,04 miliar, atau meningkat 46% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp 535,27 miliar.

Kenaikan aset tersebut berasal dari kenaikan ekuitas perusahaan. Per 31 Desember 2021, total ekuitas IRRA tercatat sebesar Rp 502,05 miliar. Perolehan tersebut naik dua kali lipat atau sebesar 107% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 242,33 miliar.

Sementara, total liabilitas IRRA di tahun 2021 sebesar Rp279,99 miliar atau turun 4% dibandingkan tahun lalu. Pencapaian tersebut membuat neraca keuangan IRRA semakin kuat. Rasio utang terhadap modal (debt to equity) IRRA turun dari 1,21kali di tahun 2020 menjadi 0,56 kali di tahun 2021.

Direktur Utama Itama Ranoraya Heru Firdausi Syarif mengungkapkan, hasil pencapaian tahun 2021 tersebut sejalan dengan target manajemen. Sebelumnya, manajemen IRRA menargetkan angka pertumbuhan tahun 2021 sebesar 80%-100%.

“Alhamdulilah, di tahun 2021 kami kembali mampu mewujudkan apa yang kami targetkan, di mana pendapatan tumbuh 134% dan laba bersih tumbuh 86%. Kami juga berhasil meningkatkan performa neraca melalui kenaikan aset yang signifikan, di mana kenaikannya bersumber dari kenaikan ekuitas, sehingga posisi neraca perusahaan semakin kuat," ungkap Heru dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (7/3).

Berdasarkan segmen pelanggan, pelanggan non-pemerintah yang terdiri dari korporasi dan ritel mampu menjadi yang terbesar bagi IRRA dengan porsi mencapai 50,3%. Padahal, pada tahun 2020 porsinya masih sebesar 34% dan pada tahun 2019 di bawah 30%.

Berdasarkan segmen produk, pendapatan produk alat kesehatan diagnostik invitro tercatat sebesar Rp 1,17 triliun atau meningkat 183% yoy.

Sementara segmen alat kesehatan non elektromedik tercatat sebesar Rp 141,23 miliar atau turun 4% yoy. Adapun pendapatan segmen produk lainnya tercatat sebesar Rp 1,32 miliar atau meningkat 134% yoy.

Memasuki tahun 2022, IRRA menargetkan pertumbuhan secara organik di kisaran 40% - 50% baik untuk pendapatan maupun laba bersih.

Perusahaan ini melihat potensi dari pertumbuhan segmen non-pemerintah masih sangat besar, sehingga dengan terus melakukan ekspansi jaringan dan penambahan portofolio produk yang dimiliki, maka perusahaan optimis bisa kembali merealisasikan target di tahun ini.

“Target kami tahun ini, pertumbuhan secara organik mencapai 40%-50%. Selain itu, tahun ini kami berharap bisa merealisasikan proses transformasi kami, sehingga langkah in organik tersebut bisa memperbesar pertumbuhan kami di tahun ini dan ke depan," tutup Heru.


sumber : kontan

Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d