Dilihat dari potensinya, saham menjadi salah satu alternatif investasi masa kini yang menguntungkan untuk kamu jika dilakukan dengan baik dan benar.
Dengan membeli saham, berarti kamu turut menjadi salah satu pemilik perusahaan emiten (penerbit saham).
Dengan adanya porsi kepemilikan kamu di sana, artinya kamu berhak atas sekian persen nilai perusahaan.
Jika performa emitennya bagus, untung besar bisa masuk ke kantongmu!
Pasti banyak dari kamu sudah mulai menimbang untuk berinvestasi di saham.
Apalagi, sekarang, membeli saham bisa dilakukan dengan mudah melalui berbagai platform berbasis aplikasi dan internet, sehingga pembelian saham-mu bisa selesai dengan beberapa klik saja.
Oleh karena itu, kali ini kita akan belajar mengenali hal-hal mendasar tentang saham sebelum kamu memutuskan untuk mulai investasi saham.
Hal pertama yang harus kamu ketahui adalah jenis dari saham itu sendiri.
Dengan mengetahuinya, kamu bisa memilih jenis mana yang tepat untuk menghasilkan return yang sesuai dengan harapan dan tujuan investasi kamu.
Secara teoritis, terdapat beberapa penggolongan jenis saham berdasar indikator tertentu.
Namun, saya merasa kita sebaiknya mengenal jenis saham utama yang berlaku di Indonesia saja agar tidak mengaburkan pemahaman.
Berdasarkan hak kepemilikan/tagih/klaim
1. Common Stock/Saham Biasa
Inilah jenis mayoritas di pasar bursa. Jika memilih saham jenis ini, kamu memiliki hak untuk ikut voting di RUPS dan dividen (pembagian keuntungan perusahaan) yang tidak mutlak.
Artinya, dividen baru akan kamu dapat jika keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) bersedia membagikan dividen tersebut (dengan besaran yang juga tidak menentu).
Dalam jenis saham ini, kamu juga memiliki hak klaim atas aset perusahaan jika terjadi likuidasi.
Namun, hak klaim terbatas pada sisa terakhir aset perusahaan setelah dipotong pajak, upah karyawan, kreditur, dan pemegang saham preferen.
2. Preffered Stock/Saham Preferen
Kita bisa menyebutnya sebagai saham prioritas.
Saham preferen terbilang cukup jarang di Indonesia, kalaupun ada biasanya diadakan oleh perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia Tbk., Semen Indonesia, dan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Jika membeli saham jenis ini, kamu berhak atas fixed dividen.
Fixed dividen biasanya cukup aman karena dibayar secara regular dan pembayaran dividen nya diutamakan sebelum pembayaran saham biasa.
Saat perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen berhak mendapatkan klaim aset lebih dulu dari pemegang saham biasa.
Keunggulan lain saham ini, kamu bisa mengonversinya ke saham biasa serta bisa mengambil shares sewaktu-waktu.
Berdasarkan kapitalisasi pasar
Kapitalisasi pasar dimaksudkan sebagai total nilai saham emiten yang beredar sesuai harga yang berlaku.
Nah, berdasarkan nilai penguasaan pasar tersebut, saham terbagi atas 3 jenis berikut:
1. Saham papan atas (blue chip)
Emiten bernilai lebih dari Rp 40 trilyun, fundamentalnya baik, kredibilitasnya tinggi, cakupan pasar luas, mapan, dan dibutuhkan orang banyak.
Saham ini sifatnya stabil dan cocok untuk investasi jangka panjang.
2. Saham lapis dua (second layer)
Emiten bernilai Rp 1-40 trilyun, lebih fluktuatif, berada dalam tahap berkembang namun stabilitasnya sudah mendekati blue chip.
3. Saham lapis tiga (third layer)
Emiten bernilai di bawah Rp 1 trilyun.
Dari ketiga jenis saham di atas, blue chip adalah satu-satunya saham yang layak untuk dicari untuk pasar investasi saham di Indonesia.
Sebab, saham non blue chip memiliki risiko yang sangat tinggi dengan valuasi yang tidak menentu.
Berdasarkan Cara Peralihannya
1. Bearer Stocks
Secara fisik, Bearer Stocks atau Saham atas Unjuk secara tidak tertulis nama pemiliknya.
Alasan hal ini ditujukan agar nantinya mudah dipindahtangankan dari satu investor ke yang lainnya.
Saham ini, banyak dipilih oleh para investor untuk mereka perjualbelikan kembali.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut akan diakui sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), jadi investor tak perlu khawatir secara hukum.
2. Registered Stocks
Instrumen ini biasa juga disebut Saham Atas Nama dan merupakan kebalikan dari saham atas unjuk, di mana nama pemegang saham tertulis jelas namanya di dalam kertas saja.
Selain itu, untuk mengalihkan kepemilikan juga harus melalui prosedur tertentu.
Berdasarkan Perdagangan
1. Blue Chip Stocks
Jenis-jenis saham selanjutnya adalah saham yang banyak diburu para investor yaitu, saham Blue Chip.
Saham Blue Chip bisa diartikan sebagai saham unggulan atau papa atas yang masuk saham dengan angka kapitalisasi besar yaitu di atas Rp 40 triliun.
Tentunya, nilai saham sebesar itu tidak dimiliki oleh sembarangan perusahaan.
Maka dari itu, biasanya saham ini berasal dari perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya dan memiliki pendapatan stabil dalam membayar dividen.
2. Income Stocks
Saham ini memiliki daya tarik besar bagi banyak investor.
Hal ini dikarenakan kemampuannya dalam membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata yang dibayarkan tiap tahunnya, dan juga bisa menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan teratir dalam membagikan dividen tunai.
3. Speculative Stocks
Jika kamu merupakan investor yang memiliki profil resiko high risk, jenis-jenis saham ini bisa menjadi pilihan.
Saham ini punya potensi menarik yang bisa menghasilkan laba tinggi di masa depan.
Tetapi sebelum kamu memilih saham ini, kamu harus paham kalau speculative stocks tidak bisa mendapatkan penghasilan setiap tahunnya secara stabil.
4. Counter Cylical Stocks
Jika kamu menginginkan jenis saham yang stabil walaupun kondisi ekonomi sedang bergelojak Counter Cyclical Stocks ini bisa jadi pilihan.
Saham ini tidak akan terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro ataupun situasi bisnis secara umum.
Jadi bisa diartikan, saat terjadi masa resesi atau kemerosotan ekonomi, harga saham akan tetap tinggi.
Hal ini dikarenakan, emiten atau perusahaan penerbit saham bisa memberikan dividen yang tinggi.
Hal tersebut adalah hasil dari kemampuan emiten yang bisa mendapatkan penghasilan tinggi walaupun pada masa resesi.
Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko (Risk)
Hal berikutnya yang perlu kamu tahu adalah bentuk return dan risk saham.
Poin ini penting agar kamu paham mengenai apa yang akan kamu dapat dan mungkin kamu korbankan saat berinvestasi saham, serta bagaimana mengoptimalkannya.
Sebelumnya saya sudah katakan jika saham menjanjikan keuntungan besar.
Untuk itu, kamu juga harus ingat bahwa keuntungan besar hanya akan didapat dengan risiko yang besar.
Return Dalam Saham
Tingkat pengembalian dalam saham berasal dari 2 hal, yaitu:
Capital Gain : keuntungan atas penjualan saham. Capital gain kamu dapatkan jika menjual saham saat harganya di atas harga saat kamu membelinya dulu.
Dividen : keuntungan emiten yang dibagi kepada pemegang saham sesuai keputusan RUPS. Sebagaimana saya sudah paparkan dalam bagian – jenis saham, pembagian dividen bisa tetap dan bisa pula sesuai kondisi perusahaan.
Risiko Dalam Saham
Saham merupakan jenis investasi yang sangat berisiko.
Pada dasarnya, permainan saham memang penuh intrik.
Banyak kondisi yang tidak terduga, sehingga seringkali orang yang sudah memiliki jam terbang tinggi berinvestasi saham pun malah mencatat hasil investasi yang tidak terlalu banyak (banyak pula yang tak terhindar dari kerugian).
Dalam saham, kamu harus siap dengan risiko utama, berikut ini:
Capital Loss : selisih negatif nilai jual saham dengan nilai beli. Sederhananya, kamu menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga belinya dulu.
Likuidasi : emiten bangkrut. Jika emiten bangkrut, kamu sebenarnya memiliki hak atas aset perusahaan sesuai porsi kepemilikan saham kamu.
Namun, jika emiten ternyata tidak memiliki aset yang tersisa (setelah melunasi hutang, pajak, dan pegawai), maka kamu harus merelakan saham saham kamu hangus tanpa mendapat pengembalian apapun.
Jika kita mengacu pada teori, ada 2 jenis risiko dalam saham; yaitu risiko sistematis dan tidak sistematis.
Risiko sistematis berasal dari pengaruh eksternal pasar secara makro, misalnya: perubahan kurs valas, suku bunga, dan kebijakan pemerintah.
Sementara itu, risiko tak sistematis berasal dari dalam industri (struktur modal, struktur aset, dan likuiditas). Risiko ini masih bisa kamu tekan dengan diversifikasi pos saham.
Bagaimana cara mengakali risiko?
Sekarang kamu sudah tahu jenis-jenis saham dan potensi keuntungan / risikonya.
Tapi, masih ada informasi penting yang harus kamu ketahui sebelum akhirnya berinvestasi saham.
Informasi satu ini bahkan bisa dikatakan sebagai yang paling penting karena berkaitan dengan bagaimana cara kamu sukses berinvestasi saham.
Untuk bisa sukses bermain saham, kamu harus lihai mengakali risiko yang ada.
Dengan mengakali risiko, kamu bisa memperkecil tingkat kerugian serta memperbesar tingkat keuntungan.
Dari banyak informasi yang ada, ternyata ada 4 cara utama yang diusung para ahli saham dalam mengakali risiko saham.
1. Diversifikasi
Cara pertama adalah diversifikasi portofolio.
Cara ini sudah menjadi salah satu senjata pamungkas para ahli investasi.
Diversifikasi artinya kamu membeli saham beberapa emiten dari industri, jenis saham, dan ukuran perusahaan yang berbeda.
Diversifikasi membuat kamu terhindar dari kerugian total.
Sebab, kamu menanam saham pada perusahaan yang berbeda-beda.
Saat satu saham dari perusahaan merugi, kamu masih punya pos saham dari perusahaan lain yang tidak merugi, bahkan mungkin malah untung.
Sebab, kecil kemungkinan seluruh perusahaan dalam jenis yang berbeda akan mengalami kondisi sama dalam satu waktu.
2. Saham adalah Investasi Jangka Panjang
Kedua, tanamkan dalam pola pikir kamu bahwa saham adalah investasi jangka panjang.
Dalam jangka panjang, saham memiliki potensi menguat.
Ketika saham menurun, sebaiknya kamu menunggu sambil memantau daripada langsung memutuskan untuk menjual rugi saham kamu (dalam jangka panjang, pasar biasanya semakin membaik).
Jangan kamu samakan saham dengan jual beli biasa, dimana kamu langsung borong saat harga turun, dan jual habis saat harga naik demi mendapat keuntungan besar.
Kuncinya, pikirkan jangka panjangnya saat mengambil keputusan.
Meskipun orang kerap menyebutnya “main saham”, jangan artikan saham sebagai sebuah permainan hura-hura.
3. Memiliki Pengetahuan, Intuisi, dan Keterampilan
Dalam investasi ini, kamu harus memiliki pengetahuan, intuisi, dan keterampilan yang baik saat mengelola saham.
Tidak benar jika bakat dan kepekaan saja bisa membuat kamu sukses besar bermain saham.
Semua tetap ada prediksi berdasarkan perhitungan dan analisis kondisinya.
Oleh karena itu, kamu harus sigap memantau saham dan segala yang berkaitan dengannya.
Topik ekonomi dan bisnis harus menjadi makanan sehari-hari.
Jika perlu, kamu bisa memperdalam kesaktian berinvestasi saham dengan mengikuti Sekolah Pasar Modal dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Analisis Fundamental Perusahaan
Selanjutnya, pastikan kamu melakukan analisis fundamental perusahaan saat hendak memilih emiten.
Selidiki seluk beluk calon emiten kamu.
Bagaimana profil usahanya, laporan keuangannya, kredibilitasnya, prospek, hingga performanya di pasar modal.
Sumber utama informasi ini bisa kamu akses di BEI dan dari berbagai media massa.
Saham dapat menjadi investasi yang paling menguntungkan untuk kamu.
Namun jangan lupa bahwa ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menjalani investasi ini.
Sebelum memulai investasi apapun, pastikan anda telah mempelajari potensi resiko dan keuntungan yang bisa kamu raih, sehingga cocok dengan tujuan investasi anda.
Jangan lupa juga untuk belajar dari pengalaman orang-orang yang pernah melakukannya, juga.
Cara lainnya kamu bisa belajar investasi secara fundamental dengan mendanai melalui KoinP2P dari KoinWorks karena konsepnya serupa.
Selain itu, kamu bisa mendanai hanya mulai dari Rp100.000, dan menganalisis kira-kira pinjaman mana yang patut kamu danai serta bisa memberikan keuntungan.
Kamu pun dapat menghasilkan imbal hasil efektif hingga 18% per tahun, lho.
Istilah-Istilah Dalam Saham
Akuisisi: Pengambilalihan suatu perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan lain dengan cara membeli saham perusahaan tersebut.
Annual report: Laporan keuangan yang dilakukan setiap tahun dan telah mendapat persetujuan pemegang saham di rapat umum.
Auto rejection: Batasan dari pergerakan harga saham seperti pada saat posisi naik dan turun.
Bearish: Harga saham yang menunjukkan keadaan turun.
Bid: Penawaran yang diminta oleh pihak pembeli saham
Blue chip: Kumpulan saham unggulan dari perusahaan profesional dengan reputasi baik serta mudah untuk diperjualbelikan.
Broker: Perusahaan atau orang yang bekerja sebagai perantara antara investor dan perusahaan di dunia jual beli saham.
Bullish: Harga saham yang menunjukkan keadaan naik.
Bursa saham: Pihak atau pasar yang menyediakan atau mengadakan sistem guna mempertemukan pembeli dan penjual saham.
Buyback: Pembelian kembali obligasi atau saham yang masih beredar yang dilakukan oleh emiten dengan alasan dan tujuan yang beragam.
Capital gain: Harga ketika membeli saham lebih kecil dari harga ketika menjual.
Capital loss: Harga ketika membeli saham lebih besar dari harga ketika menjual.
Capital market: Perdagangan dari surat-surat yang berharga.
Closing price: Jumlah harga penutupan efek yang ada di bursa.
Cut loss: Menjual saham ketika berada di posisi rugi dengan tujuan meminimalisir kerugian yang diprediksi akan lebih besar.
Emiten: Perusahaan yang telah mencatatkan jumlah sahamnya pada bursa efek.
IHSG (Index Harga Saham Gabungan): Indikator gabungan dari seluruh pergerakan harga saham yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Investor: Perusahaan atau orang yang menanamkan uang atau dana pada emiten.
IPO (Initial Public Offering): Penawaran pasar perdana di dalam dunia bursa saham.
Kustodian: Pihak (perusahaan atau perorangan) yang menyimpan semua surat-surat berharga.
Lot: Jumlah satuan minimal dalam penjualan atau pembelian saham, seperti 1 lot sama dengan 100 lembar saham.
Margin Trading: Perdagangan saham dimana sebagian modalnya merupakan pinjaman dari seorang atau perusahaan broker dengan memberikan jaminan saham yang dibeli.
Offer: Penawaran yang diminta oleh pihak investor (penanam modal) yang menjual sahamnya.
Open price: Jumlah harga pembukaan efek yang ada di bursa.
Stock split: Pemecahan satuan unit saham dimana setiap satu unit tersebut dipecah menjadi lebih dari satu unit dengan tujuan untuk menambah jumlah saham yang ada.
Strategi Bermain Saham untuk Pemula
1. Mulai dengan Jumlah Kecil
Investasi saham memiliki risiko besar, sehingga pemula sebaiknya mulai dari jumlah kecil dulu, misalnya sekitar 10 hingga 30 juta Rupiah.
Ingat bahwa kamu bisa kehilangan uang dalam investasi saham, karena risikonya yang cukup tinggi.
Mulailah dengan jumlah kecil saat kamu perlahan menjelajahi lingkungan investasi saham, sehingga walaupun ada kerugian, tak akan terlalu besar
2. Amati Situasi Ekonomi dan Politik
Jika kamu tak suka berita, sekarang saatnya untuk rajin mengikuti berita bisnis, ekonomi, bahkan politik.
Investasi saham paling baik dilakukan saat situasi ekonomi sedang stabil atau mengalami peningkatan.
kamu harus pandai-pandai membaca situasi ekonomi negara untuk membuat penilaian (minimal penilaian kasar) terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Pilih Saham dari Industri yang Disukai
Investasi saham terbaik harus melibatkan pemahaman terhadap produk, jadi idealnya, investor pemula sebaiknya memilih produk yang disukai.
kamu bisa memilih saham dari perusahaan yang produknya sering kamu gunakan, atau perusahaan yang produknya merupakan sesuatu yang familiar bagi kamu.
Akan tetapi, jangan lupa melihat reputasi dan sepak terjang perusahaan tersebut, termasuk opini dan amatan para ahli ekonomi terhadap potensinya.
4. Kapitalisasi besar untuk saham
Saham ideal harus memiliki kapitalisasi pasar besar.
Hal ini agar nilai saham tidak mudah dimanipulasi oleh individu untuk kepentingan mereka sendiri (istilahnya “penggoreng saham”).
Individu dengan modal yang cukup lumayan biasanya bisa memanipulasi harga saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kecil, namun mereka tak bisa melakukan itu pada saham bernilai besar.
5. Pilih saham dengan rasio PE rendah
PE adalah istilah untuk rasio harga per lembar saham dibagi pemasukan bersih per lembar saja.
Tidak ada ketentuan seberapa besar atau kecil batas nilai PE yang harus kamu pilih, karena hal ini harus dibandingkan dengan PE produk serupa.
Inilah pentingnya memiliki wawasan terhadap produk lain yang serupa dengan saham yang kamu pilih untuk investasi.
6. Amati sentimen pasar
Sentimen pasar menjadi penentu nilai saham kamu.
Walaupun nilai PE saham kamu rendah dan harga kapitalisasi pasarnya cukup tinggi, saham tersebut akan turun nilainya jika sentimen pasar sama sekali tidak mendukung.
Sentimen pasar di antaranya adalah harga komoditas, suku bunga, tingkat pengangguran, angka inflasi, dan sebagainya.
kamu masih harus menyesuaikan antara strategi umum ini dengan gaya investasi pribadi, namun secara umum, semua metode ini adalah strategi yang bagus untuk memastikan agar risiko rugi lebih rendah.
Cara Melakukan Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah sebuah analisa yang didasarkan pada faktor-faktor dasar atau fundamental yang nantinya mempengaruhi nilai saham dari suatu perusahaan dengan melihat kondisi prospek saham, industri maupun kondisi perekonomian itu sendiri.
Nah cara melakukannya adalah dengan mencari tahu tentang apa saja yang berkaitan dengan perusahaan dan saham yang diterbitkannya sekaligus dengan informasi yang memang memiliki hubungan dengan analisa saham tersebut.
Terdapat dua metode yang harus dilakukan apabila seorang investor:
Metode pertama: Top Down atau dari atas ke bawah dimana investor akan melihat kondisi makro ekonomi lebih dulu dengan tujuan untuk mengetahui sektor usaha yang bagus ketika itu.
Metode kedua: Bottom up yang artinya dari bawah menuju ke atas dimana metode ini kebalikannya dari top down. Di metode ini, para investor sudah sangat yakin untuk memilih saham yang memang menjadi incaran.
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan membaca tabel saham.
Tapi hal itu masih sebagian kecil saja karena masih banyak informasi yang bisa digunakan oleh investor yang berpengalaman dan profesional untuk menganalisa fundamental dari saham yang dipilih.
Baik itu informasi yang terbuka maupun tersembunyi, pasti investor akan dengan cepat mengetahuinya.
Informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh investor adalah rasio pengeluaran, nilai dari buku ekuitas, pendapatan yang masuk per sahamnya dan nilai dari buku saham yang dijadikan sebagai indikator dari kedudukan perusahaan sekaligus mengetahui apakah sahamnya merupakan sebuah bentuk instrumen investasi yang baik atau tidak.
Nilai buku saham memiliki pengertian yaitu perbedaan dari aset yang dimiliki perusahaan dan juga passive.
Buku nilai bisa dipengaruhi oleh hutang sebagai contoh profit dari perusahaan menjadi dibatasi meskipun ia mampu melakukan banyak aktivitas bisnis.
Terkadang bila buku nilai rendah artinya aset yang akan ditaksir memang terlalu rendah dan ahli ekonomi akan menganggap hal ini baik.
Pendapatan Tiap Saham
Sementara untuk pendapatan tiap sahamnya akan dihitung dengan cara membagi jumlah nominal saham menuju keuntungan.
Apabila penghasilan saham terus bertambah setiap tahunnya, maka perusahaan akan dianggap sehat dan semakin berkembang.
Analisa lain yang dilakukan adalah nilai buku ekuitas dimana perolehan tersebut didapat dari persentase hasil pembagian penghasilan dari perusahaan untuk setiap sahamnya dengan nilai buku saham yang dimiliki.
Jangan melupakan rasio pengeluaran karena hal ini juga sangat penting.
Arti dari rasio pengeluaran adalah persentase dari netto atau penghasilan bersih dari perusahaan yang nantinya akan dialokasikan untuk membayar dividen.
Untuk jumlah normal dari rasio pengeluaran adalah sekitar 25% atau 50% untuk penghasilan netto.
Bila rasionya lebih tinggi, maka itu artinya suatu perusahaan tengah berjuang untuk memenuhi kewajiban.
Angka-angka tersebut akan dicatat dengan teratur dalam sebuah media finansial yang bisa disediakan oleh broker.
Adanya analisa itu dimulai dari penetlitian terhadap empat unsur tadi.
Perusahaan pun akan terus melakukan hubungan dengan orang atau pihak yang memiliki sahamnya dan sudah tugas perusahaan untuk selalu menginformasikan secara berkala dari waktu ke waktu kepada para pemegang saham tentang jalannya bisnis atau aktivitas apapun yang dilakukan oleh perusahaan terkait.
Tentu saja informasi ini sangat penting agar seseorang mampu membuka rekening secara berkala guna menginvestasikan dana semakin banyak.
Dengan demikian, investor pun akan terus memperoleh manfaat investasi jangka panjang yang menjanjikan tanpa khawatir akan resiko gulung tikar.
Manfaat Melakukan Investasi Saham Selain untuk Mengembangkan Aset
1. Wawasan Menjadi Lebih Luas dan Terbuka
Manfaat investasi saham yang pertama adalah kamu akan memiliki wawasan yang sangat luas.
Saat terjun menjadi investor saham, kamu akan mempunyai wawasan yang luas.
Mengapa? karena kamu dituntut untuk lebih sensitif akan informasi-informasi yang ada di dunia.
Caranya tentu dengan banyak membaca semua berita.
Dengan membaca dan mengetahui berita yang ada, kamu akan mendapat informasi-informasi seputar bisnis, industri ataupun politik yang bisa menjadi pemicu para investor dalam membeli saham.
Maka dari itu, jangan malas membaca, ya.
Percaya atau tidak, saat masuk ke dunia saham, baca berita bakalan menjadi kebutuhan untuk kamu.
Secara psikologis, kamu akan terus mau tahu berita, karena ingin selalu menganalisis keadaan pasar, khususnya industri dari produk instrumen saham kamu.
2. Muncul Mental Wirausaha
Klise memang, tapi saat kamu membeli sebuah saham perusahaan, artinya kamu adalah pemilik perusahaan tersebut.
Walaupun bukan kepemilikan tapi tentu ada perasaan superior saat mengetahui bahwa kamu memiliki aset sebuah perusahaan.
Saat kamu membeli saham dari sebuah perusahaan, bisnis dari perusahaan tersebut akan memutar uang kamu.
Namanya berbisnis, tentu tak selalu mulus.
Ada saatnya berada di atas dan di bawah. Bisa menjadi untung ataupun rugi. Nah, perasaan tersebut juga bakal dirasakan para investor saham.
Manfaat investasi saham, kamu jadi memiliki mental wirausaha karena merasakan sebuah capital gain (keuntungan) atau pun capital loss (kerugian)
Seringkali hal ini bikin para investor spot jantung, apalagi jika sudah membeli saham tersebut dengan dana yang banyak.
Ada kalanya nilai uang saham kita mengalami penurunan yang drastis.
Angka persennya jadi warna merah menyala, dan portofolio bagaikan rapot dengan banyak nilai merah.
Awalnya memang bikin mental down, tetapi percayalah lambat laun kamu akan beradaptasi dengan itu.
Nah, lalu jika kamu berniat untuk terjun sebagai pengusaha, tentunya lebih siap mental dan tidak terlalu kaget saat mengalami kerugian.
3. Bisa Menjadi Warisan dan Dana Pensiun
Tahukah kamu?
Kalau saham bisa diwariskan juga lho, selayaknya uang, rumah, emas atau properti.
Selain itu, manfaat investasi saham, lainnya adalah bisa menjadi simpanan untuk dana pensiun.
Engga percaya?
Sudah terbukti, lho.
Saat Steve Jobs, pendiri apel, meninggal dunia. Isterinya, Laurene Powell Jobs, menjadi perempuan terkaya karena mendapat warisan berupa saham Apple bernilai US$ 560 juta.
Hal ini pun juga berlaku lho di Indonesia, bahkan ada undang-undang yang melatarbelakanginya.
Pasal 833 KUH Perdata berbunyi, “Ahli waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh hak milik atas segala barang, segala hak, dan segala piutang si meninggal.”
Saat seseorang khawatir akan keberlangsungan hidupnya, ia tidak perlu khawatir untuk menjual seluruh sahamnya, karena pewarisan saham yang diperdagangkan di bursa atau tidak, telah diatur oleh Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) Pasal 87 dan Pasal 88.
Lalu bagaimana saham bisa menjadi dana pensiun?
Kamu pasti sudah tahu kalau saham yang disimpan bertahun-tahun akan menghasilkan capital gain yang signifikan.
Tentunya, saat nanti tua, hal itu sangat berguna bagi kamu daripada hanya sekadar menabung dan tergerus inflasi.
4. Saham untuk Mahar Perkawinan
Engga percaya kalau manfaat investasi saham bisa dijadikan Mahar?
Coba aja kamu google, pasti akan keluar beritanya.
Emang sih, fenomena ini belum banyak dilakukan orang. Tetapi, bisa menjadi pertimbangan yang menarik, lho bagi kamu yang ingin menikah. Tentunya, mas kawin berupa saham ini sangat berguna di masa depan. Sebagai salah satu produk investasi jangka panjang, instrumen ini akan terus tumbuh dengan berlalunya waktu.
Benar, kan.
Engga hanya membuat kamu jadi lebih kaya tetapi investasi saham juga bermanfaat membuat diri kamu lebih berkembang.
Baik secara mental, pola pikir ataupun psikologis.
2 Tips Investasi Saham Aman di Internet
Pertama, tidak direkomendasikan hanya membeli saham pada satu jenis saham saja karena artinya tidak ada antisipasi jika kondisi harga saham kemudian turun.
Ada baiknya selalu mengalihkan dana pada beberapa jenis saham supaya bisa mengandalkan saham yang lain saat saham yang ada kemudian sedang ada pada tahap drop.
Inilah strategi umum yang harus difahami dan dimengerti dengan baik oleh pembeli saham.
Pilih 2 atau 3 jenis saham dan ratakan dana pada masing masing jenis saham.
Kemudian lakukan trading pada salah satu jenis saham dengan memperhatikan bagaimana kondisi pasaran sahamnya.
Jika kondisi pasar menunjukkan saham dalam keadaan naik maka lakukan trading dengan cepat supaya bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal juga.
Selalu perbaharui informasi supaya tidak salah melakukan trading.
Kedua, periksa kembali bagaimana tingkat likuiditas saham yang akan dibeli.
Jangan memutuskan terlalu cepat dalam bertransaksi saham tertentu.
Lebih baik melakukan pemeriksaan terlebih dahulu bagaimana likuiditas perusahaan supaya aman dan bisa diandalkan.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan dan data lainnya maka bisa dicek di idx.co.id dimana ada banyak ringkasan data kinerja keuangan paling tidak dalam rentang lima tahun terakhir dari perusahaan tersebut.
Bacalah dengan teliti supaya keputusan bisa diambil dengan baik.
Jangan lupa untuk membandingkan perusahaan satu dengan perusahaan yang lain supaya mendapatkan perusahaan yang layak untuk dimodali dengan membeli sahamnya.
Dua hal penting itu perlu diperhatikan supaya bisa melakukan transaksi dengan baik dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Menggunakan internet pun tidak lagi menjadi sebuah halangan karena teknologi digital malah akan memudahkan pemodal untuk melakukan banyak transaksi dengan sistem multi tasking.
Pada hari bursa biasanya akan data keterangan harga dan volume perdagangan yang sama seperti yang ada ketika dalam transaki dalam keadaan konvensional.
Adapun keterangan yang ada diistilahkan dengan istilah berikut.
High : Harga tertinggi
Low : Harga terendah
Close : Harga pada saat sesi penutupan
Change : Perubahan harga nilai saham (+) kenaikan (-) penurunan
Volume : Jumlah perdagangan lembar saham
Value : Nilai perdagangan saham
Perhatikan juga bagaimana trend perubahan yang terjadi pada harga pasar juga bagaimana berita berita bisnis dan ekonomi yang terkait dengan perusahaan yang ada di bursa efek Indonesia.
Perlu diingat bahwa banyak kebijakan ekonomi makro dan mikro yang dibuat pemerintah tidak secara langsung akan mempengaruhi nilai saham yang ada di pasaran.
Memegang saham dan berinvestasi dalam saham memang tidak mudah dan membutuhkan banyak ketelitian, tingkat kecerdasan yang tinggi juga visi yang bisa melakukan prediksi ke depan dengan jitu.
Melakukan transaksi melalui internet bisa memberikan kemudahan dimana pemodal akan mengetahui informasi melalui tab tab yang dibuka pada browser sehingga semua seperti ada dalam satu genggaman tangan saja.
sumber : koinworks
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar