Dalam dunia bisnis, salah satu istilah yang sering terdengar adalah ekuitas. Istilah ini sering kali terdengar terutama dalam masalah hak dan kepemilikan.
Banyak yang menyamakan ekuitas dengan modal. Lalu apakah ekuitas dan modal adalah hal yang sama?
Selain masalah itu, ekuitas juga bisa menjadi penentu apakah perusahaan tersebut termasuk sehat atau tidak. Nilai dari sebuah ekuitas ini nantinya yang akan menentukan. Meskipun, nilainya tidak bisa menentukan nilai dari perusahaan.
Ekuitas juga akan memiliki peranan penting dalam menilai seberapa besar aset yang perusahaan miliki dan seberapa banyak kewajiban yang harus terbayarkan. Nantinya, ekuitas ini akan berpengaruh juga ke neraca dalam perusahaan tersebut.
Ekuitas sendiri memiliki beberapa jenis dan unsur. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui.
Apa itu Ekuitas?
Ekuitas atau equity secara bahasa berarti kekayaan bersih dari sebuah perusahaan. Jika melihat arti tersebut, maka pengertiannya adalah hak dari seorang pemilik perusahaan atas aset perusahaan setelah semua kewajiban dalam neraca terbayarkan.
Singkatnya, arti ekuitas adalah hak dari pemilik perusahaan terhadap aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas. Liabilitas ini seperti jumlah uang yang akan dikembalikan ke pemegang saham, nilai hutang yang harus dilunasi, dan lainnya. Hal ini juga bisa disebut sebagai modal atau kekayaan dari pebisnis.
Nilai dari ekuitas itu sendiri bisa kamu hitung dengan cara:
Total aset perusahaan – total nilai liabilitas.
Sementara itu, jika mengutip dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) maka ekuitas adalah bagian hak dari pemilik atas perusahaan tersebut setelah total aset yang ada dikurangi liabilitas. Nilai ini sendiri bukanlah ukuran atau nilai jual dari sebuah perusahaan.
Ekuitas sendiri berasal dari investasi pemilik dan juga pengembangan usaha dari perusahaan tersebut. Nilai ini bisa bertambah namun juga bisa berkurang. Nilai yang bertambah bisa karena total aset yang bertambah, utang yang berkurang, usaha yang berkembang, atau yang lainnya.
Sementara nilainya juga bisa berkurang karena beberapa hal seperti penarikan modal oleh pemilik, pembagian keuntungan, kerugian, dan yang lainnya.
Ekuitas sendiri merupakan setoran dari pemilik atau yang biasa kita kamu kenal dengan nama modal. Jika usaha tersebut berbadan hukum koperasi maka ekuitas terdiri dari simpanan pokok anggota.
Ekuitas adalah Kekayaan Bersih Perusahaan
Jika merujuk pada pengertian lain, di mana ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Maka dalam hal ini, ekuitas merupakan kekayaan bersih dari perusahaan.
Pada prinsipnya, ekuitas merupakan kekayaan bersih dari suatu perusahaan dari hasil pendanaan seorang pemilik perusahaan atau juga dari hasil kegiatan usaha yang ada.
Dengan demikian, nilai ini bisa ditulis dengan rumus seperti ini:
Ekuitas = Aktiva (Harta) – Pasiva (Utang)
Dari rumus tersebut bisa terlihat jika ekuitas merupakan nilai dari total aktiva setelah dikurangi pasiva. Selisih antara aktiva dan semua kewajiban perusahaan inilah yang akan menjadi bagian dari hak pemilik dalam perusahaan tersebut.
Namun, nilai kepemilikan ini bukanlah sesuatu yang bisa dijual atau menjadi ukuran nilai jual perusahaan. Ekuitas hanyalah nilai aset setelah dikurangi kewajiban, yang mana berasal dari pendanaan awal dan hasil usaha perusahaan tersebut.
Unsur Ekuitas
Dalam hal ini, nilai kepemilikan merupakan suatu hal yang perlu perusahaan jaga. Setiap perusahaan harus bisa mengatur nilai ekuitasnya dengan baik dan tercatat dengan rinci.
Perusahaan perlu untuk mencatat setiap aset yang mereka miliki dan juga setiap kewajiban yang mereka punya. Pencatatan ini berguna untuk memastikan berapa nilai kepemilikan agar tidak terjadi defisit.
Dalam hal ini, defisit terjadi ketika nilai liabilitas atau kewajiban lebih besar dari nilai ekuitas.
Ekuitas merupakan satu hal yang penting bagi perusahaan. Inilah mengapa setiap perusahaan harus mencatat setiap nilai ekuitasnya. Pencatatan ini termasuk mencatat setiap aset yang ada dan juga kewajiban yang ada. Hal ini agar tidak defisit.
Untuk menghindari defisit maka nilai ekuitas harus lebih besar dari nilai liabilitas atau jumlah kewajibannya.
Ekuitas juga memiliki beberapa unsur, seperti :
1. Modal yang Disetor
Modal yang disetor merupakan sejumlah uang yang disetorkan atau ditanamkan oleh pemilik perusahaan selaku pemegang saham ke perusahaan tersebut. Hal ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
Modal saham yaitu jumlah nilai saham yang ada
Agio ataupun Disagio saham. Yaitu selisih nilai setoran dari pemegang saham dengan jumlah nilai saham. Jika selisihnya bernilai positif maka hal itu disebut dengan Agio. Sementara Disagio, jika selisih nilai tersebut bernilai negatif.
2. Keuntungan yang Tidak Dibagi
Keuntungan yang tidak dibagi atau biasa juga disebut dengan keuntungan yang ditahan merupakan hasil dari keuntungan bersih operasional perusahaan yang tidak diambil oleh pemilik atau pemegang saham.
Keputusan untuk membagikan atau tidak keuntungan tersebut diambil oleh pemilik perusahaan. Contohnya, dalam sebuah perusahaan terbuka, maka keputusan untuk membagikan atau menahan keuntungan berupa deviden ini penentuannya melalui RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Modal dari Penilaian Kembali
Dalam prakteknya, setiap perusahaan seringkali melakukan hitung ulang terhadap nilai dari semua aset – asetnya. Jika nantinya pada saat hitung ulang tersebut ada penyesuaian nilai aset, maka selisih itu akan mengubah neraca perusahaan. Inilah yang akan menjadi modal dari penilaian kembali.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki aset berupa sebidang tanah. Ketika terjadi penilaian ulang, harga tanah tersebut mengalami kenaikan. Selisih yang terjadi akibat kenaikan nilai inilah yang menjadi modal dari penilaian kembali. Nantinya, selisih ini juga akan meningkatkan nilai kepemilikan dari pemilik perusahaan.
4. Modal dari Hibah atau Sumbangan
Semua bentuk penambahan nilai aset setelah liabilitas atau kewajiban terlaksana maka akan menjadi nilai ekuitas. Dalam hal ini juga termasuk jika perusahaan mendapatkan modal hibah atau sumbangan.
Modal hibah atau sumbangan sendiri merupakan penambahan modal yang terjadi ketika perusahaan mengalami penambahan aset tanpa melakukan pengeluaran ataupun belanja modal.
5. Modal Lainnya
Hal lain yang juga akan menjadi unsur dari ekuitas adalah modal lainnya. Hal ini karena cara mendapatkan modal itu sendiri sangat beragam. Dalam hal ini, modal lainnya bisa perusahaan dapatkan dari cadangan dana yang ada, modal untuk melakukan ekspansi, cadangan penurunan harga, dana persiapan pelunasan obligasi, dan sumber lainnya.
Dalam hal ini, jika ada sejumlah nilai aset keuntungan yang tidak dibagikan lalu masuk ke cadangan dana maka nilai aset tersebut tidak bisa diminta kembali sebagai sebuah dividen.
Jenis Ekuitas
Selain memiliki beberapa unsur, ekuitas juga memiliki beberapa jenis. Nantinya nilai juga bisa menjadi salah satu hal yang bisa digunakan untuk melakukan perhitungan ataupun analisis keuangan. Adapun beberapa jenis ekuitas adalah :
1. Ekuitas Pemegang Saham
Ini merupakan nilai semua total aset yang nantinya akan kembali ke pemegang saham jika aset tersebut terlikuidasi dan semua kewajiban perusahaan telah terbayarkan. Ekuitas dari pemegang saham ini juga bisa menjadi faktor penentu dari kondisi keuangan sebuah perusahaan ataupun menjadi nilai dari perusahaan itu sendiri.
2. Ekuitas Pemilik Perusahaan
Pengertian dari ekuitas pemilik ini hampir mirip dengan ekuitas pemegang saham. Yang membedakan adalah nantinya keuntungan dari ekuitas pemilik ini akan mengambil dari semua bidang usaha termasuk yang tidak ada dalam bursa efek.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki sebuah perusahaan dengan 3 anak perusahaan. Yang mana 2 dari 3 anak perusahaan tersebut terdaftar di bursa efek. Maka pemegang ekuitas pemilik saham hanya berhak atas dari 2 perusahaannya saja. Sementara ekuitas pemilik berhak atas aset dari ketiga perusahaan tersebut.
3. Pembiayaan Ekuitas
Jenis ini terjadi ketika sebuah perusahaan berhasil ataupun memiliki prospek yang menjanjikan namun belum mendatangkan profit yang berarti pada saat ini. Ketika ini terjadi maka salah satu langkah untuk mencari modalnya adalah dengan melakukan pembiayaan ekuitas.
Cara dari pembiayaan ekuitas sendiri adalah dengan menjual saham yang sudah ada di perusahaan ke investor lain. Hasil dari penjualan inilah yang nantinya bisa untuk pengembangan usaha.
4. Ekuitas Rumah
Ini juga merupakan salah satu jenis dari nilai kepemilikan. Ekuitas rumah atau biasa juga disebut dengan nilai rumah. Merupakan sebuah cara menilai sebuah rumah setelah mengurangi total nilai hipoteknya. Ekuitas ini menjadi penting, terutama bagi mereka yang ingin membeli ataupun menjual rumah.
5. Ekuitas Merek
Hal ini merupakan nilai dari sebuah merek yang mengacu pada sebuah perusahaan. Ekuitas merek ini akan mengacu pada emosi dan tanggapan yang muncul dari masyarakat ketika melihat atau mendengar nama brand tersebut. Ekuitas merek atau brand ini juga akan sangat berkaitan dengan brand awareness. Semakin tinggi hal tersebut maka nilai ekuitasnya juga akan semakin tinggi.
Selain masalah brand awareness, nilai dari brand ini juga akan sangat berkaitan dengan kualitas yang konsumen rasakan atau perceived quality dan juga asosiasi dari konsumen terhadap sebuah merek atau brand association.
Nantinya ketiga hal tersebut akan menjadi penentu terciptanya kesetian konsumen terhadap suatu brand atau brand loyalty. Seorang pelanggan yang setia maka akan sering melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut. Semakin banyak pelanggan setia maka nilai dari brand tersebut akan naik. Ini juga yang akan membuat nilai ekuitas dari brand tersebut akan meningkat.
Tujuan Ekuitas
Sementara itu, selain untuk melihat seberapa besar aset yang ada, ekuitas juga bertujuan untuk mengetahui bagian dari hak pemilik yang ada di dalam perusahaan. Bagian dari hak ini akan menjadi sesuatu yang wajib untuk dilaporkan.
Nantinya nilai ekuitas ini akan bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas tentang sumber dana dari perusahaan tersebut. Laporan ini juga nantinya harus tersaji sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai dengan akta pendirian yang ada.
Seberapa Penting Ekuitas?
Jika berbicara tentang seberapa penting arti ekuitas bagi perusahaan maka jawabannya sangatlah penting.
Bagi perusahaan, nantinya nilai ini akan mencerminkan nilai buku dari perusahaan tersebut. Lebih lanjut, nilai ini juga akan menjadi salah satu faktor yang akan menentukan harga saham dari perusahaan tersebut.
Meski demikian, tidak jarang juga akan kamu temukan harga saham sebuah perusahaan yang lebih tinggi dari nilai ekuitas terhadap saham perusahaan tersebut.
Biasanya hal ini terjadi ketika investor meyakini bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan.
Pemahaman akan nilai ekuitas ini juga menjadi penting terutama untuk pengusaha. Dengan paham berapa nilai kepemilikan yang mereka miliki, maka mereka juga akan mengetahui berapa nilai saham, aset, dan hutang yang mereka miliki.
Dengan mengetahui hal ini juga seorang pengusaha akan paham apakah perusahaan mereka sehat atau tidak.
Pemegang Ekuitas Sebagai Pemegang Hak Suara
Hal lain yang juga menjadi penting adalah setiap pemegang ekuitas juga akan memiliki hak suara dan juga hak istimewa yang berasal dari kepemilikan mereka.
Hal ini terjadi karena pemegang hak ini akan mendapatkan klaim atas bagian proporsional yang berasal dari aset dan juga pendapatan perusahaan.
Umumnya, nilai klaim ini akan lebih rendah dari klaim yang ada dari pemberi pinjaman. Namun demikian, dalam hal ini hanya pemegang saham yang bisa ikut berpartisipasi dan ikut terlibat serta akan mendapatkan manfaat dari nilai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Yang perlu kamu pahami juga adalah beberapa instrumen keuangan memiliki karakteristik seperti ekuitas. Namun sebenarnya instrumen tersebut bukan termasuk ekuitas.
Dalam kasus seperti ini contohnya adalah pinjaman yang terkonversi menjadi saham.
Ketika nilai saham atau pinjaman tersebut melewati batas tertentu, maka kondisi tersebut akan merubah status dari perusahaan pemberi pinjaman menjadi pemilik dalam kondisi tertentu.
Dalam hal lain, opsi saham juga bisa bertindak sebagai ekuitas. Namun, pemegang opsi ini umumnya tidak mempunyai hak suara dan juga tidak memenuhi syarat untuk menerima dividen ataupun bentuk distribusi lain seperti pemegang ekuitas lain.
Yang perlu kamu pahami juga adalah meskipun ekuitas neraca bisa mewakili nilai dari kekayaan bersih sebuah perusahaan, namun pada akhirnya saham milik perusahaan tersebut akan memiliki nilai jika pembeli saham membayarnya.
Mengapa Ekuitas Perlu Dilaporkan?
Ekuitas merupakan sebuah hal penting yang nantinya akan dilaporkan. Nilai ekuitas ini akan tercantum dalam laporan awal perusahaan.
Fungsi dari pelaporan nilai dan informasi ekuitas ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan dari sebuah perusahaan.
Alasan lainnya mengapa hal ini perlu menjadi laporan adalah untuk menyediakan informasi yang jelas tentang riwayat serta prospek ke depan dari investasi yang diberikan pemilik ataupun pemegang saham.
Laporan ekuitas ini juga menjadi kewajiban dari pihak perseorangan atau pemilik terhadap para pemegang saham yang ada di perusahaan tersebut.
Dan untuk mendapatkan semua informasi tersebut, setidaknya yang harus ada dalam laporan tentang ekuitas pemegang saham antara lain meliputi :
Sumber ekuitas dari pemegang saham dan juga riwayatnya
Peraturan Yuridis yang akan membatasi pembagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham
Prioritas golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya atau biasa juga dikenal dengan nama urutan proteksi.
Contoh Ekuitas
Dalam prakteknya kamu akan banyak menemukan berbagai macam contoh ekuitas. Jika menggunakan entitas berbentuk perseroan terbatas atau PT maka beberapa contoh ekuitas adalah sebagai berikut.
1. Modal
Ini merupakan salah satu contoh ekuitas. Di mana modal merupakan setoran awal yang dari pemilik untuk keberlangsungan usaha dalam perusahaan tersebut.
Modal awal ini juga nantinya akan tertuang di dalam akta pendirian dari perusahaan tersebut. Lebih lanjut, modal ini juga nantinya termasuk dengan hasil dari saham.
2. Saham
Contoh ekuitas lainnya adalah saham. Baik saham biasa, saham preferen, ataupun akun tambahan modal.
Nantinya para pemegang saham ini akan memiliki hak suara dalam menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut.
Lebih lanjut para pemegang saham ini juga memiliki hak untuk menerima hasil dari usaha dalam bentuk dividen.
Dalam hal ini, saham juga terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Saham Biasa
Ini merupakan sebuah ekuitas yang mencerminkan modal awal dari pemilik atau investor. Dengan adanya ekuitas ini maka biasanya akan memberikan hak khusus kepada pemilik maupun kepada pemegang saham. Beberapa hak khusus tersebut seperti untuk memiliki aset tertentu.
Dalam hal lain, pemegang saham ini juga biasanya memiliki kewajiban. Beberapa kewajibannya antara lain seperti memilih dewan direksi ataupun pejabat yang berwenang.
Para pemegang saham ini juga memiliki tugas untuk merumuskan dan membuat prosedur serta kebijakan perusahaan.
Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham biasa dengan berbagai ketentuan tertentu. Biasanya mereka yang memiliki saham ini tidak memiliki kewajiban dan hak yang sama dengan mereka yang memegang saham biasa.
Misal mereka tidak memiliki kewajiban untuk memilih direksi. Mereka juga tidak memiliki hak untuk memilih.
Namun disisi lain mereka memiliki hak untuk klaim aset perusahaan maupun pendapatan. Mereka bisa mendapatkan nilai yang lebih banyak dari pemegang saham biasa.
Saham Treasury
Saham treasury sendiri merupakan saham yang dibeli kembali setelah beredar di pasar atau bursa. Ada banyak alasan mengapa saham tersebut dibeli kembali.
Dari mulai penguatan hak dan alasan lainnya.
3. Donated Capital
Donated capital atau modal sumbangan. Atau kita lebih mengenal dengan dana hibah.
Ini merupakan setoran modal yang perusahaan dapatkan tanpa melalui proses pengeluaran ataupun belanja modal.
4. Agio dan Disagio
Ini merupakan contoh ekuitas dari hasil penjualan saham. Bila nilai penjualannya positif maka hal itu disebut agio dan jika sebaliknya maka disebut disagio.
Penjualan saham di sini termasuk saham biasa ataupun saham preferen.
5. Selisih Penilaian Kembali
Ketika perusahaan melakukan revaluasi terhadap asetnya maka biasanya akan ada selisih.
Nilai dari selisih inilah yang nantinya akan menjadi ekuitas. Adapun nilai dari selisih ini sendiri bisa bergerak ke arah positif maupun negatif.
Nilai ketika melakukan revaluasi atau penilaian kembali ini akan bergantung pada nilai aset saat itu. Selisih ini juga nantinya akan berpengaruh terhadap besaran modal dari perusahaan tersebut.
6. Retained Earnings
Retained earnings atau biasa dikenal dengan laba yang ditahan. Kondisi ini terjadi ketika keuntungan dari perusahaan tidak dibagikan atau ditahan.
Ada banyak hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah untuk melakukan penambahan modal.
Keputusan untuk melakukan penahan keuntungan ini terjadi setelah muncul kesepakatan antara pemegang saham.
Biasanya hal ini ditentukan melalui RUPS. Dan jika ini terjadi maka nilai dari laba yang tidak dibagikan ini juga bisa menjadi salah satu contoh ekuitas.
Pelaporan Ekuitas
Hal yang penting juga jika berbicara masalah ekuitas adalah bagaimana semua data tersebut disajikan dalam bentuk laporan.
Hal ini akan sangat berkaitan dengan bagaimana laporannya dibuat. Tentu menjadi hal yang penting karena laporan inilah yang nantinya akan menjadi penilaian dalam kinerja perusahaan.
1. Pelaporan Ekuitas Saham
Saham merupakan salah satu cara untuk menambah modal. Namun dalam beberapa kasus, saham hanya dianggap sebagai barang dagangan.
Yang mana pemegang saham ini hanya mengambil keuntungan dari selisih nilai ketika membeli dan menjual.
Ketika penerbitan saham, maka saham tersebut akan otomatis menjadi modal bagi perusahaan.
Calon investor bisa membeli beberapa lembar saham sesuai yang mereka inginkan saat penjualan saham itu sudah mulai. Nantinya pelaporan di dalam jurnalnya adalah:
Kas = Saham
Dalam sebuah kondisi, bisa terjadi di mana harga nominal saham lebih tinggi dari nilai sahamnya sendiri. Hal ini biasa disebut dengan agio saham.
Kondisi ini terjadi ketika banyak investor yang beranggapan perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus.
Sehingga peminat akan saham perusahaan tersebut akan meningkat. Meningkatnya peminat secara otomatis akan meningkatkan nominal saham.
Jika harganya meningkat, maka kas yang masuk ke dalam perusahaan juga akan bertambah. Maka pelaporan dalam jurnalnya adalah:
Kas = Saham + Agio Saham
Selain kemungkinan terjadi Agio, bisa juga terjadi Disagio. Disagio merupakan kebalikan dari Agio.
Dalam kondisi ini harga nominal saham akan lebih rendah dari nilai sahamnya. Kondisi ini terjadi ketika investor menilai perusahaan tersebut memiliki prospek yang kurang bagus.
Ketika muncul kondisi ini, maka peminat akan saham dari perusahaan tersebut akan sepi. Dan sepinya peminat secara otomatis akan menurunkan nominal saham tersebut.
Jika hal itu terjadi maka akan muncul selisih antara harga saham. Untuk kondisi seperti ini maka jurnalnya adalah
Kas = Disagio Saham + Saham
2. Pelaporan Ekuitas Laba Ditahan
Salah satu unsur yang juga akan mempengaruhi ekuitas adalah laba yang ditahan ini.
Sesuai namanya laba ditahan merupakan laba yang dihasilkan perusahaan namun tidak dibagikan kepada pemilik modal.
Tujuan dari laba ditahan itu sendiri bisa untuk memperbesar modal perusahaan atau juga untuk menutupi beberapa kewajiban yang dimiliki perusahaan.
Dalam pelaporan, laba yang ditahan ini akan tertulis di bagian neraca yang bersumber dari laporan laba rugi.
Keuntungan atau laba terjadi ketika pendapatan lebih besar dari nilai beban produksi. Dalam kondisi ini maka jurnal laporannya seperti ini
Pendapatan = Beban Produksi + Laba
Jika laba tersebut akan menjadi laba yang ditahan, maka akun laba harus dibuat menjadi nol dan dipindahkan ke akun laba ditahan. Nantinya dalam jurnal laporan akan dituliskan seperti ini
Laba = Laba ditahan
3. Pelaporan Ekuitas Laba yang Dibagikan
Jika sebelumnya merupakan laba yang tidak dibagikan. Maka yang ini merupakan laba yang dibagikan atau biasa dikenal dengan dividen. Dividen sendiri merupakan pembagian keuntungan kepada pemegang saham berdasar pada banyaknya saham yang mereka miliki. Nantinya pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan juga nilai kas yang tersedia dari sebuah perusahaan.
Ada dua cara untuk membagikan dividen. Pertama dalam bentuk uang yang kedua dalam bentuk surat berharga. Jika akan membagikan dalam bentuk uang, maka yang perlu diperhatikan adalah
Tanggal Pengumuman merupakan tanggal ketika manajemen mengumumkan akan membagikan dividen dalam bentuk kas.
Tanggal Ex Dividen merupakan tanggal penghentian penjualan saham di bursa untuk sementara waktu.
Waktu Pencatatan merupakan tanggal dimana manajemen menunjukan memo kepada pemegang saham. Sehingga pemegang saham tahu berapa yang akan mereka dapatkan dan kapan tanggal pembayarannya
Tanggal Pembayaran merupakan tanggal dimana dividen bisa terbayarkan secara tunai kepada para pemegang saham. Pada saat ini jurnal utang dividen sama dengan kosong dan akun kas perusahaan akan berkurang.
Dalam suatu kasus, perusahaan juga bisa membagikan dividen dengan cara lain yaitu melalui surat berharga. Biasanya pembagian ini berupa nilai saham setara dengan jumlah nilai kas.
sumber : koinworks
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar