Zoom menjelma sebagai salah satu aplikasi paling populer di dunia. Keberadaannya menjadi sangat penting di saat banyak orang harus bekerja di rumah karena dampak pandemi.
Zoom lahir dari tangan dingin seorang Eric Yuan. Semakin besar dan populernya aplikasi komunikasi video ini membuatnya kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Forbes mencatat, Eric Yuan dan keluarganya kini berada di posisi ke-43 orang terkaya dunia. Kekayaan bersihnya mencapai US$ 22,1 miliar atau sekitar Rp 327,08 triliun (kurs Rp 14.800)
Namun, kesuksesan itu bukan diraih dengan cara instan. Yuan tak berhenti berjuang untuk mendapatkannya.
Yuan sendiri menempuh studi di Shandong University of Science & Technology. Ia mengambil jurusan matematika dan ilmu komputer. Di usianya ke 22, Yuan menikah sambil mengejar gelar master.
Ia menempuh studi itu karena ia yakin suatu hari dapat membuat perusahaan sendiri yang terinspirasi oleh Bill Gates, pendiri Microsoft. Meski, ia menyadari hal ini lebih gampang diucapkan dari pada dilakukan. Terlebih, setelah ia sempat ditolak mendapatkan visa dan penolakan itu bertambah sampai 7 kali dalam waktu satu setengah tahun.
"Saya berkata pada diri sendiri, OK, bagus. Saya akan melakukan semua yang saya bisa, sampai Anda memberi tahu saya bahwa saya tidak akan pernah bisa datang ke sini lagi. Jika tidak, saya tidak akan berhenti," katanya seperti dikutip dari Forbes.
Pada tahun 1997, Yuan bergabung dengan Webex yang berusia dua tahun, yang berbasis di Milpitas, California. Webex go public pada Juli 2000 dan diakuisisi oleh Cisco seharga US$ 3,2 miliar pada tahun 2007. Tidak lama kemudian Cisco menunjuk Yuan untuk memimpin kelompok teknik Webex.
Namun, di tahun 2010 Yuan merasa tidak senang. Sebab, layanan itu tidak terlalu bagus. Setiap penggunanya masuk ke layanan Webex, sistem perusahaan harus mengidentifikasi produk, apakah iPhone, Android, PC, atau Mac yang membuat segalanya menjadi lambat.
"Suatu hari nanti seseorang akan membangun sesuatu di cloud, dan itu akan membunuh saya," kata Yuan kepada Bill Tai salah satu investor ventura yang menjadi pendukung pertama Zoom.
Setelah setahun 'mengganggu' atasannya untuk mengizinkannya membangun kembali Webex, Yuan menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Cisco pada 2011.
"Cisco lebih fokus pada jejaring sosial, mencoba membuat perusahaan Facebook," katanya.
"Cisco membuat kesalahan. Tiga tahun setelah saya pergi, mereka menyadari apa yang saya katakan itu benar," sambungnya.
Singkat cerita, setelah itu Yuan membangun aplikasi Zoom. Aplikasi tersebut terus berkembang setelah memperoleh banyak penggalangan dana.
sumber : detik.finance
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar