Ketika memilih instrumen investasi, para investor pemula wajib mengetahui cara menghitung potensi keuntungan dari rumus investasi. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa modal yang dikeluarkan setimpal dengan keuntungan yang akan diperoleh.
Sayangnya, banyak investor pemula yang hanya berfokus pada keuntungan bersih, tetapi tidak memperhitungkan Return of Investment (ROI).
Lalai memperhitungkan ROI dalam pemilihan jenis investasi akan mendatangkan kesulitan di masa depan, apalagi jika investasi yang dipilih tak kunjung membawa hasil yang diinginkan.
Berikut ini adalah cara menghitung potensi keuntungan investasi.
Mengapa Harus Menghitung ROI dan Potensi Keuntungan
Dalam investasi, modal yang Anda keluarkan untuk membiayai investasi tersebut harus dihitung dalam kalkulasi keuntungan investasi.
ROI bisa dideskripsikan sebagai rasio modal yang Anda keluarkan untuk investasi berbanding dengan keuntungan investasi tersebut.
Menghitung ROI sangat penting karena menentukan kemampuan Anda untuk mengembangkan investasi tersebut di masa depan, bukan sekadar menjalankannya (karena investasi memerlukan modal tambahan jika Anda ingin mengembangkannya).
Investor pemula kerap hanya berfokus pada laba bersih dari investasinya, padahal ROI penting dalam perhitungan perkembangan investasi.
Hanya karena jumlah pemasukan investor A lebih besar daripada investor B, bukan berarti investasi tersebut potensial di masa depan.
Misalnya, jika investor A mendapat penghasilan 100 juta tetapi ROI-nya hanya 20 persen, dan investor B mendapat penghasilan 75 juta tetapi ROI-nya 100 persen, maka investor B memiliki potensi lebih besar untuk mengembangkan keuntungannya di masa depan.
Dengan kata lain, penghitungan ROI merupakan cara untuk memperhitungkan potensi keuntungan investasi masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan.
Jika ROI investor B bisa mencapai 100 persen, maka investor B akan bisa mengembangkan investasinya di masa depan sekaligus mempertahankan investasi yang sekarang agar bisa terus berjalan.
Sementara itu, ROI yang rendah dari investor A menunjukkan tingkat keuntungan yang lebih lambat, sehingga kemungkinan akan susah mengembangkan usaha di masa depan, kecuali jika investor A bisa memperbaiki hal ini dan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ROI-nya.
Cara Menghitung ROI
Walaupun ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase, namun periode penghitungan ROI cenderung tidak diatur dengan ketat.
Kebanyakan investor biasanya berpatokan pada periode tahunan dalam hal penghitungan ROI untuk memudahkan.
Secara umum, rumus penghitungan ROI adalah jumlah total penjualan dikurangi biaya investasi, lalu hasilnya dibagi lagi dengan biaya investasi, lalu hasilnya dikali seratus persen.
Hasil penjualan ini bisa dihitung dari penjualan tahunan, untuk memudahkan. Jika diilustrasikan, rumusnya adalah sebagai berikut:
Investor A mengeluarkan investasi sebesar 10.000.000 (10 juta Rupiah). Penghasilan investasi dalam setahun mencapai 15.000.000 (15 juta Rupiah). ROI-nya adalah:
(15.000.000 – 10.000.000) / 10.000.000 x 100% = 0.5 x 100% = 50%.
Sekarang, bayangkan investor B mengeluarkan investasi sebesar 5.000.000 (5 juta Rupiah).
Penghasilan investasi dalam setahun mencapai 13.000.000 (13 juta Rupiah). ROI-nya adalah:
(13.000.000 – 5.000.000) / 5.000.0000 x 100% = 1.6 x 100% = 160%
Jika dibandingkan, investor B mengeluarkan modal lebih kecil dan hasil investasinya juga lebih kecil dari investor A, namun persentase ROI dalam setahun ternyata melebihi investor A.
Dalam hal ini, investor B memiliki potensi lebih besar untuk mengembangkan investasinya di masa depan, kecuali jika investor A memastikan untuk memperbaiki metodenya dan meningkatkan persentase ROI.
ROI sebagai Patokan Investor untuk Mengembangkan Usaha
Pengusaha atau investor yang berminat mempertahankan usahanya dalam waktu lama harus selalu menghitung ROI saat mengecek kalender fiskalnya.
ROI memberi ilustrasi tentang bagaimana usaha atau investasi bisa dikembangkan, karena pengembangan berarti kewajiban untuk mengeluarkan modal lebih besar.
Jika margin keuntungan investasi sangat kecil sehingga ROI-nya tidak memadai, akan sulit untuk mengembangkan investasi karena modalnya terpakai untuk mengelola investasi atau usaha yang sudah ada.
Agar memudahkan untuk menghitung ROI, terutama jika Anda adalah investor individual, pastikan menetapkan kalender fiskal dalam periode yang tetap, misalnya tahunan.
Anda kemudian bisa menggunakan keuntungan investasi per tahun untuk menghitung ROI. Dengan menghitung potensi keuntungan dari rumus investasi bersama ROI, Anda akan mendapat gambaran lebih akurat untuk potensi investasi tersebut di masa depan.
Efek Compounding
Potensi keuntungan investasi akan menjadi lebih maksimal bila bunga keuntungan yang didapat diinvestasikan kembali. Hal tersebut membuat bunga yang Anda dapat berlipat ganda dengan adanya pola ‘bunga berbunga’. Itulah yang kita sebut dengan efek compounding.
Efek compounding umumnya sangat efektif dalam jangka panjang, dan bila Anda tertarik untuk menghitung potensi keuntungan investasi dengan adanya efek compounding.
sumber : koinworks
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar