Kabar duka datang bagi pecinta kuliner Indonesia. Sang peracik bumbu Indomie, Nunuk Nuraini meninggal dunia di usia 59 tahun pada Rabu (27/1).
Nunuk Nuraini sangat berperan dalam kesuksesan Indomie yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Berkat racikannya, mi instan itu menjadi salah satu menu favorit masyarakat Indonesia.
Kesuksesan ICBP terlihat dari kinerja positif yang diperoleh selama ini. Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/1/2021), tempat Nunuk Nuraini bekerja itu berhasil mengantongi laba Rp 3,96 triliun di kuartal III-2020. Laba bersih perseroan naik 2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,88 triliun.
Penjualan neto ICBP di kuartal III-2020 sebesar 3% menjadi Rp 33,88 triliun, atau naik 3,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 32,79 triliun.
Penjualan produsen Indomie tersebut terdiri atas penjualan pihak ketiga dan penjualan pihak relasi. Penjualan pihak ketiga sebesar Rp 8,80 triliun atau lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,65 triliun dan penjualan pihak relasi sebesar Rp 25,09 triliun atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 25,13 triliun.
"Kami akan senantiasa melayani para pelanggan dengan tetap mengedepankan kesehatan para karyawan serta mitra usaha. Selain itu, pada saat ini kami juga sedang dalam proses mengintegrasikan kegiatan usaha yang baru saja diakuisisi, ke dalam ICBP," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP, Anthoni Salim dalam keterangan tertulisnya.
ICBP mencatatkan adanya kenaikan beban pokok penjualan sebesar 0,16% menjadi Rp 21,56 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 21,53 triliun. Selain itu, perusahaan juga mencatat adanya kenaikan beban penjualan dan distribusi menjadi Rp 4,16 triliun dari sebelumnya Rp 3,95 triliun.
Produsen Indomie itu mencatatkan liabilitas sebesar Rp 54,46 triliun dan ekuitas Rp 47,68 triliun. Demikian juga total aset perusahaan meningkat jadi Rp 102,15 triliun dibanding periode Desember 2019 sebesar Rp 38,70 triliun.
Nunuk Nuraini diketahui telah bekerja hampir 30 tahun di ICBP yang merupakan divisi Mi Instan. Dia merupakan lulusan Universitas Padjadjaran jurusan Teknologi Pangan.
Mi instan sendiri pertama kali dikenalkan dan dipasarkan di Jepang pada tahun 1958. Mi ini cepat diterima oleh masyarakat Jepang karena praktis dan rasanya yang enak.
Tak lama kemudian, popularitas menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mi instan merek Indomie sendiri diluncurkan pada tahun 1971. Kala itu hanya tersedia rasa kaldu ayam.
Pada tahun 1982, Indofood meluncurkan rasa mi goreng yakni varian kering pertama yang dikonsumsi tanpa kuah. Indomie tak hanya terkenal di Tanah Air, tetapi juga di berbagai belahan negara.
Indomie telah hadir di 80 negara di dunia seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Asia, Eropa, Timur Tengah bahkan hingga Afrika. Bahkan, di Nigeria ada organisasi pecinta Indomie yang bernama Indomie Fans Club (IFC).
Pada tahun 1997, terjalin kemitraan antara pengusaha lokal Maher Abu Alata dan Wazaran Group untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor, impor, distribusi dan pemasaran bernama Transworld. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mengimpor dan mendistribusikan Indomie di Mesir.
Pada tanggal 1 Oktober 2009, pabrik mi instan berlokasi di kawasan industri, Badr City, Kairo, Mesir produksi komersial Indomie dan didistribusikan ke seluruh pasar di Mesir.
Posisi Indomie di Afrika ini pun akan semakin kuat. Hal ini ditandai oleh ICBP yang resmi mengakuisisi Pinehill Company Ltd. Dalam keterbukaan informasi, pembelian saham dalam rangka akuisisi ini telah rampung pada 27 Agustus.
"Bersama ini Perseroan memberitahukan bahwa pada tanggal 27 Agustus 2020, Perseroan telah menyelesaikan Rencana Transaksi sebagaimana dimaksud dalam Informasi Kepada Pemegang Saham Sehubungan Dengan Rencana Transaksi Akuisisi Saham," demikian isi surat tersebut.
Komentar
Posting Komentar