PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) harapkan penguatan harga amonia dan LPG tetap bertahan di tahun ini sehingga kinerja perseroan tetap mampu bertumbuh.
"Pendapatan dan laba tahunan ESSA akan ditentukan oleh kondisi pasar dan harga produk," ujar Direktur ESSA, Kanishk Laroya kepada Kontan.co.id, Senin (31/1).
Ia menjelaskan, sebab dengan harga amonia membaik maka akan mendongkrak harga penjualannya. Sayangnya, dia enggan membeberkan proyeksi rata-rata harga jual seiring menguatnya harga amonia dan LPG.
Yang jelas, dia bilang harga Amonia terus menguat di tahun 2021 lalu karena ekonomi global telah menemukan pijakannya setelah dampak COVID-19. Sehingga diharapkan hal tersebut berlanjut di tahun ini.s
Melansir laporan keuangan ESSA, penjualannya tumbuh hingga 94,14% yoy menjadi US$ 240,51 juta. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya pendapatan perusahaan sebesar US$ 123,88 juta.
Segmen penjualan amonia naik hingga 105% yoy dari sebelumnya US$ 102,22 juta di September 2020 menjadi US$ 210,85 juta di periode yang sama tahun ini. Begitu juga dengan penjualan LPG yang naik 42,4% menjadi US$ 27,04 juta. Sisanya, penjualan dari jasa pengolahan senilai US$ 2,6 juta.
Untuk tahun ini, salah satu agenda bisnis yang difokuskan ESSA adalah mengembangkan produk blue ammonia. Kanishk mengatakan, ESSA akan melakukan banyak usaha dan upaya di untuk menjajaki feasibility study (FS) dengan Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selain itu, perusahaan juga akan berupaya menggenjot produksinya tahun ini. Sayang ia juga tak membeberkan target produksinya.
Pada 2021, pabrik beroperasi pada kapasitas produksi 87% dan menjalani pemeliharaan turnaround selama 56 hari. Kanishk bilang pada kuartal IV 2021 telah berjalan dengan baik kembali.
"Kami mengharapkan operasi yang berjalan normal pada Pabrik LPG serta Pabrik Amonia di tahun 2022," tutupnya.
sumber : kontan
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar