Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewaspadai tekanan harga komoditas akan mempengaruhi harga bahan makanan di Indonesia, meski saat ini inflasi domestik masih cukup rendah.
"Kita sudah mulai melihat beberapa tekanan dari harga komoditas merembes ke dalam negeri, seperti minyak sawit mentah (CPO) kepada minyak goreng di Indonesia," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu.
Selain itu Sri Mulyani mengingatkan agar disrupsi pasokan global dan stagflasi juga bisa diperhatikan apakah berpengaruh terhadap komoditas di Indonesia, hal tersebut menjadi salah satu risiko perekonomian dunia terkini.
Dengan inflasi yang masih relatif baik, fokus pemerintah adalah mengakselerasi pemulihan supaya lebih kuat lagi dan akan bisa bertahan saat terjadi tekanan harga yang kemungkinan akan terjadi pada periode 2022 ini
"Ini yang menjadi strategi yang akan kami lihat," ujar Menkeu Sri Mulyani.
Ia menekankan lingkungan global harus menjadi salah satu faktor yang terus diwaspadai untuk menjaga keberlanjutan pembangunan Indonesia.
Selain disrupsi pasokan dan potensi stagflasi, kata dia, setidaknya terdapat tiga risiko penting lainnya yang mewarnai perekonomian global pada tahun 2022 dan 2023, yakni pengurangan pembelian aset (tapering) bank sentral AS, Federal Reserve; tapering di Eropa dan Inggris; serta perubahan kebijakan China.
Maka dari itu, dirinya mengatakan dalam menjaga pemulihan ekonomi, kehati-hatian sangat diperlukan karena perlu mempertimbangkan kondisi global, selain melihat keadaan domestik.
"Di dalam negeri pun sektor dan wilayahnya berbeda-beda pemulihannya, contohnya Bali yang sangat dalam efek COVID-19-nya karena sangat bergantung pada pariwisata. Begitu pula dengan sektor transportasi, hotel, dan restoran yang sangat rentan," kata Menkeu Sri Mulyani.(end/ant)
sumber : IQPLUS
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar