Kegiatan investasi bukan cuma boleh dilakukan orang-orang yang memiliki gaji atau penghasilan tetap. Sejatinya siapapun dapat berinvestasi, termasuk ibu rumah tangga sekalipun.
Malahan ibu rumah tangga biasanya paling pintar mengatur keuangan keluarga. Dari uang belanja harian, mingguan, atau bulanan yang diterimanya, pasti akan disisihkan. Entah itu menabung di bank maupun investasi.
Ibu rumah tangga saat ini sudah melek investasi. Investasi tersebut sangat cocok untuk ancang-ancang kebutuhan biaya pendidikan anak, membeli rumah, merintis usaha, persiapan pensiun, dan lainnya.
Banyak produk investasi yang dapat dipilih kaum ibu. Tentunya yang minim risiko, dan return atau imbal hasilnya cukup besar. Paling penting, investasi adalah kegiatan penanaman modal yang bisa membuat masa depan keuangan keluarga lebih baik.
Berikut ini tips berinvestasi untuk ibu rumah tangga:
1. Cek kesehatan finansial terlebih dahulu
Ibu rumah tangga mau investasi? Cek dulu apakah kondisi keuangan keluarga Anda sehat atau sedang ‘sakit.’ Sakit di sini dalam artian sedang cekak atau mengalami krisis karena banyak cicilan utang yang harus dibayar. Bisa juga akibat besar pasak daripada tiang alias besar pengeluaran ketimbang pemasukan.
Jadi sebelum berinvestasi, pastikan keuangan keluarga Anda dalam keadaan sehat. Tidak ada utang, antara pemasukan dan pengeluaran seimbang, bahkan surplus lantaran Anda bisa berhemat. Mementingkan kebutuhan dibanding keinginan, karena satu hal, yakni Anda ingin investasi.
2. Tetapkan tujuan investasi
Bila kondisi keuangan sudah memungkinkan Anda investasi, kini tahap selanjutnya adalah tetapkan tujuan investasi. Apa yang melatarbelakangi Anda ingin investasi, apakah untuk biaya pendidikan anak, membeli rumah, membuka usaha bersama suami, pergi haji, atau tujuan lainnya.
Begitu sudah ketemu tujuan investasi, barulah tentukan target atau jangka waktu investasi. Misalnya untuk membeli rumah KPR seharga Rp 500 juta. Butuh uang muka atau DP 30%, berarti Rp 150 juta. Jangka waktu yang dibutuhkan maksimal 5 tahun (60 bulan), karena khawatir harga rumah keburu melonjak.
Perhitungan kasarnya, Anda harus menyisihkan sebesar Rp 2,5 juta per bulan. Jika hitungannya per hari, sekitar Rp 84 ribu. Itu uang hanya untuk membayar DP rumah saja, belum cicilan KPR setiap bulan.
3. Tentukan jenis investasi
Banyak instrumen atau produk investasi yang menyasar ibu rumah tangga. Sebut saja investasi emas, reksadana, deposito, surat utang negara, seperti obligasi ritel maupun sukuk ritel, sampai pendanaan di fintech peer to peer lending.
Contohnya Anda investasi emas yang menjadi favorit emak-emak. Harga emas Antam per 14 September ini Rp 1.031.000 per gram. Dengan uang Rp 2,5 juta per bulan, Anda bisa mendapat 2 gram emas setiap bulan. Dikalikan 60 bulan, berarti sekitar 120 gram emas.
Jika 5 tahun mendatang, harga emas naik menjadi Rp 1.100.000 dan Anda menjualnya, maka uang Anda mencapai Rp 132 juta. Anda untung Rp 69 ribu per gram atau Rp 8.280.000 untuk 120 gram yang dijual.
4. Mulai dari modal kecil
Jika uang belanja Anda pas-pasan untuk investasi, mulai saja dulu dari modal kecil. Ada kok tabungan emas online yang bisa dipilih sebagai investasi. Modalnya mulai dari 100 sampai 500 perak.
Tabungan emas online ini contohnya di Tokopedia dan Bukalapak. Coba saja cari tahu dulu kelebihan dan kekurangan investasi emas online. Kemudian pelajari risikonya agar tidak menyesal di kemudian hari, bahkan bikin Anda rugi besar.
5. Diversifikasi investasi
Kalau punya modal lebih, jangan cuma investasi di satu produk saja. Pilih instrumen lain untuk melengkapi. Misalnya sudah investasi emas yang rendah risiko, kemudian tanam modal lagi di produk yang risikonya tinggi, tapi high return, seperti investasi saham. Jadi kalau Anda sedang rugi di investasi saham, masih ada emas yang memberikan keuntungan. Begitupun sebaliknya.
6. Jangan malas belajar investasi
Meski sudah ibu rumah tangga yang kesibukannya seharian penuh, bukan berarti Anda malas belajar. Jika sudah terjun sebagai investor, Anda perlu mengetahui perkembangan terkini mengenai portofolio investasi yang Anda pegang.
Selain itu, memperbanyak referensi atau bacaan tentang investasi. Belajar mengelola risiko investasi secara tepat, atau lainnya, sehingga investasi Anda dapat berjalan maksimal dan menguntungkan.
Komunikasikan dengan Pasangan Anda
Mau investasi pakai duit belanja, boleh-boleh saja. Asalkan komunikasikan dengan pasangan Anda. Jangan main pakai saja, tapi tidak izin. Masalah uang sangat sensitif dalam rumah tangga.
Jadi segala sesuatunya harus dikomunikasikan agar tidak terjadi salah paham dan mengakibatkan rumah tangga hancur berantakan.
sumber : cermati
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar