google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Dilusi Saham adalah: Ini Penjelasan Lengkapnya Langsung ke konten utama

Dilusi Saham adalah: Ini Penjelasan Lengkapnya


Investasi memang menggiurkan, terlebih bagi anak muda milenial, namun sebelum memutuskan untuk berinvestasi, alangkah baiknya memahami tentang dilusi saham. Pemahaman tersebut berguna sebagai bekal serta persiapan agar investasinya tidak merugi. 

Dilusi sendiri dianggap oleh beberapa orang ahli sebagai sebuah risiko dari berinvestasi. Tidak hanya persentase kepemilikan dari sahamnya saja yang berkurang, tetapi power dalam penentuan keputusan juga akan berkurang. 


Apa itu Dilusi Saham?

Investor pada dasarnya adalah seseorang yang membantu memodali sebuah perusahaan. Bentuknya bisa beragam, salah satunya adalah saham. Kepemilikan seorang investor akan saham perusahaan menjadikannya memiliki hak atas kepemilikan perusahaan. 

Hak tersebut memberikannya berbagai fasilitas dan akses, seperti berhak untuk mendapatkan deviden atau menghadiri RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Pada dasarnya, semakin besar persentase kepemilikan terhadap sahamnya, semakin besar juga haknya.

Investor memperoleh keuntungan atas kepemilikan saham dalam beberapa hal, mulai dari dividen, kenaikan harga saham, atau kemampuannya untuk memberikan suara dalam RUPS. Namun dalam suatu kondisi haknya tersebut bisa berkurang. 


Contoh Dilusi Saham

Contohnya seorang investor memiliki saham sebesar 30%, akan tetapi perusahaan menerbitkan saham baru dan menggaet investor baru. Menyebabkan seorang tersebut kepemilikannya berkurang menjadi 25% saja. Otomatis besaran dividen dan kekuatan suaranya melemah. 

Kondisi ini oleh para ahli disebut sebagai fenomena dilusi saham. Yaitu menurunnya persentase kepemilikan karena diterbitkannya saham yang baru. Namun sebenarnya tidak semua perubahan jumlah sahamnya berdampak pada penurunan kepemilikan. 

Fenomena ini bukanlah hal yang baru, namun beberapa orang cenderung kurang jeli memahaminya, sehingga mengakibatkan kedudukannya semakin melemah. Terdapat beberapa tanda – tanda apabila sebuah perusahaan hendak menerbitkan saham baru. 


Penyebab Terjadinya Dilusi Saham

Salah satu kebutuhan sebuah perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya adalah mendapatkan modal. Salah satu langkah awalnya adalah menawarkan atau menerbitkan saham perdananya atau yang lebih dikenal dengan IPO (Initial Public Offering). 

Karena ada suatu hal tertentu, contohnya ingin mempercepat proses ekspansi bisnis mendahului kompetitor, tentunya memerlukan tambahan modal yang tidak sedikit. Di sinilah perusahaan bisa berpotensi untuk menerbitkan saham baru. 

Sebelum menawarkan sahamnya kepada standby buyer, perusahaan tersebut haruslah menawarkan kepada investor lamanya, besarnya sesuai dengan rasio kepemilikannya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menjaga prosentasenya agar tidak berubah. 

Kondisi tersebut dikenal sebagai Right Issue, apabila investornya tidak menggunakan hak tersebut nantinya akan ditawarkan kepada standby buyer. Akibatnya secara otomatis persentase kepemilikannya menjadi berkurang dan mengalami dilusi saham. 

Sebenarnya penambahan tersebut merupakan salah satu dari beberapa penyebab terjadinya dilusi paling umum terjadi. Namun terdapat beberapa hal lainnya yang bisa menyebabkan turunnya kepemilikan, di antaranya yaitu. 


ESOP dan MSOP

ESOP dan MSOP adalah sebuah aksi perusahaan untuk memberikan karyawannya serta pihak manajemennya untuk memperoleh hak atas perusahaan. Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah sahamnya bertambah dan menyebabkan dilusi saham. 


Konversi Surat Berharga

Sebuah perusahaan bisa saja mengubah surat hutangnya menjadi saham. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari tidak mampunya membayar hutang atau berbagai penyebab lainnya. Kondisi ini bisa menyebabkan kepemilikan investornya menurun. 


Penawaran Saham Atas Sebuah Jasa

Meskipun jarang terjadi, tetapi ini juga bisa berpotensi menyebabkan terjadinya dilusi saham. Kejadiannya biasanya karena mendapati seseorang yang sangat berjasa bagi perusahaannya. Lalu sebagai hadiah, diberikanlah beberapa sahamnya untuk seseorang tersebut. 

Akibatnya jumlah sahamnya yang beredar secara otomatis akan naik, apabila tidak dibarengi dengan penawaran terhadap investornya, maka persentase kepemilikannya akan turun. Namun biasanya ini dibahas dalam rapat terlebih dahulu. 


Indikasi dan Cara Menghindari Terkena Dilusi Saham

Meskipun dilusi menjadi sebuah risiko yang cukup mengkhawatirkan namun sebenarnya terdapat cara untuk mengetahui ciri – cirinya serta menghindarinya. Sehingga investornya tidak merasakan efek negatif dari aksi korporasi tersebut. 

Beberapa orang cenderung kurang jeli melihat ciri – ciri tersebut, atau cenderung mengabaikannya. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, pertama tidak mengetahui bahwa kondisi tersebut akan mengantarkan pada terjadinya dilusi atau memiliki perencanaan lainnya. 


Adanya Indikasi Ingin Menambah Modal

Sebuah korporasi tentunya menginginkan untuk memperbesar bisnisnya, namun seperti biasa kebutuhan untuk memodali ekspansinya cukuplah besar. Apabila kebutuhan ini terus menguat, tentunya tidak sedikit kemungkinan akan bertambah sahamnya. 

Hal ini juga terkadang dikuatkan dengan adanya indikasi bahwa korporasi tidak ingin menambah surat hutangnya. Entah karena faktor risiko ketika mengambil hutang atau berbagai pertimbangan internal korporasi lainnya. 


Adanya Penawaran Kepada Karyawan Untuk Membagikan Sahamnya

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab terjadinya dilusi saham adalah adanya penerbitan ESOP. Keputusan ini tentunya terkadang tidak bisa diputuskan begitu saja, terdapat pendekatan terhadap karyawannya terlebih dahulu. 


Akan Diterbitkannya Rights Issue

Right Issue merupakan sebuah pertanda paling besar bahwa korporasi hendak menerbitkan surat kepemilikan baru. Kondisi tersebut memberikan Anda dua pilihan, apakah hendak mengambil hak atas penawaran baru tersebut atau tidak. 

Apabila tidak mengambilnya harus bersiap dengan dilusi saham, apabila mengambilnya persentase kepemilikannya tidak akan berubah. Ada langkah untuk menghindari terjadinya dilusi apabila dihadapkan pada kondisi ini. 

Salah satunya adalah menjual sahamnya, hal ini berarti Anda tidak lagi menjadi investor dari korporasi tersebut. Hasil penjualan tersebut bisa dialihkan untuk memodali atau berganti instrumen investasi. Tentunya harus dipertimbangkan dengan perencanaan finansial. 

Salah satu keinginan investor adalah mampu memutar uangnya untuk mencapai tujuan finansialnya. Beberapa langkahnya bisa melalui investasi emas atau masuk ke saham dengan berbagai risikonya. Tetapi apabila mampu jeli, keuntungannya juga sangat tinggi. 

Agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari investasinya, tentunya harus jeli memahami berbagai kondisi perusahaannya. Salah satunya adalah memahami tanda – tanda akan adanya dilusi saham, sehingga prosentase kepemilikan Anda tidak berkurang. 

 


sumber : modalrakyat

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online. 

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...