google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Cara Mudah untuk Mendapatkan Saham Terbaik Langsung ke konten utama

Cara Mudah untuk Mendapatkan Saham Terbaik


Memilih saham berkualitas membutuhkan kemampuan analisis, baik analisis fundamental maupun teknikal. Banyak investor pemula yang terjebak transaksi saham hanya berdasarkan analisis teknikal dan mengabaikan analisis fundamental.

Berinvestasi hanya dengan melihat naik turunnya harga saham dalam dashboard bursa efek sangat berisiko. Untuk membantu Anda mendapatkan hasil yang terbaik dalam investasi saham, berikut ini beberapa cara dalam memilih saham terbaik.

1. Bagaimana Kapitalisasi Pasarnya? Apakah Masuk Saham Likuid?

Langkah pertama memilih saham yang baik adalah memerhatikan kapitalisasi pasar. Sebagai informasi, kapitalisasi pasar merupakan harga saham dikalikan dengan total jumlah saham yang diterbitkan emiten dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kapitalisasi pasar penting untuk dilihat karena:

Bisa memberikan informasi terkait seberapa tinggi volatilitas harga saham.

Mengetahui seberapa besar kepemilikan publik di emiten tersebut.

Melihat potensi perusahaan ke depan.

Selain itu, perlu juga dicari tahu sifat dari saham itu sendiri. Apakah terbilang likuid, cukup likuid, atau kurang likuid? Saham yang baik adalah saham yang sifatnya likuid. Kenapa? Sebab saham tersebut diperdagangkan dengan frekuensi lebih tinggi atau di atas batasan minimal frekuensi yang telah ditentukan.

Percuma nilai kapitalisasinya besar, tetapi kurang likuid. Jadi, carilah saham yang kapitalisasinya besar dan sifatnya terbilang likuid.


2. Amati Pendapatan, Profit, dan Marginnya

Bagaimana laporan keuangan perusahaan yang terdapat pada dashboard pasar modal? Untuk memilih saham berkualitas, perlu dilakukan pengamatan terhadap pendapatan, profit, dan margin. Caranya:

Cek pendapatan (revenue) dan net income selama dua tahun terakhir.

Cek perbandingan pendapatan dalam laporan kuartal (kuartal I dengan kuartal II) dan laporan tahunan (tiga tahun terakhir).

Perhatikan rasio price to sales (P/S) dan rasio price to earnings (P/E).

Perhatikan tren terbaru apakah pertumbuhannya fluktuatif atau konsisten. Atau apakah terjadi perubahan besar (lebih dari 50% dalam setahun) ke arah atas maupun bawah.

Cek juga margin perusahaan apakah trennya secara umum naik, turun, atau tetap sama saja.


3. Tingkat Persaingan dan Prospek Industri ke Depan

Perkembangan teknologi yang cepat sering kali “membunuh” perusahaan yang tidak siap. Jangan sampai Anda terjebak membeli saham perusahaan yang tidak peka dengan perubahan.

Anda bisa membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan pesaingnya untuk mengukur seberapa besar pangsa pasar keseluruhan bagi produk-produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Jangan lupa untuk melakukan proyeksi masa depan industri tersebut. Apakah masih bisa bertahan atau cenderung menurun.


4. Buat Analisis Beberapa Rasio Berikut Ini

Dalam memilih saham yang baik, ada beberapa rasio yang perlu diperhatikan, yaitu:

Price-earnings ratio (P/E ratio) dihitung dengan membagi harga saham dengan earning per share/EPS (laba setiap saham) suatu perusahaan. Pastikan angka net earnings selama beberapa tahun untuk memastikan angkanya normal dan tidak melejit karena mengalami perubahan drastis.

Price-to-book-ratio (P/B ratio) untuk mengetahui nilai wajar saham. Indikator ini didapat dengan membagi harga saham yang ada di pasar saham dengan nilai book value dari saham tersebut.

Price/earnings to growth ratio (PEG ratio) untuk memperhitungkan ekspektasi pertumbuhan earnings pada masa depan dan membandingkannya dengan kondisi earnings saat ini. Saham dengan PEG ratio mendekati 1 biasanya dinilai cukup bernilai dalam kondisi pasar normal.


5. Reputasi Manajemen dan Komposisi Kepemilikan Saham

Berkembang atau Tidaknya Perusahaan Tergantung Manajemennya via shutterstock.com

Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah perusahaan yang Anda incar masih dijalankan para pendirinya ataukah manajemen perusahaan sudah digerakkan orang-orang baru. Perhatikan reputasi dan cari informasi terkait biodata tokoh-tokoh kunci perusahaan untuk melihat seberapa luas pengalaman mereka.


6. Perhatikan Laporan Keuangan

Melihat laporan keuangan tidak perlu sampai detail yang bisa membuat kita jadi pusing. Cukup perhatikan hal penting berikut ini:

Laporan Keuangan Konsolidasi untuk melihat aset dan liabilitas secara keseluruhan

Cek kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek dan jumlah utang jangka panjang yang ditanggung perusahaan.

Cek debt-to-equity ratio untuk melihat seberapa banyak ekuitas positif yang dimiliki perusahaan dan bandingkan dengan data pesaing untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik.

Ada baiknya juga memerhatikan setiap catatan kaki yang menyertai laporan keuangan dan laporan tahunan/kuartal. Laporan keuangan bisa didapat dengan mudah pada dashboard pasar modal.


7. Riwayat Harga Saham Setidaknya dalam 3 (Tiga) Tahun Terakhir

Melihat riwayat harga saham penting untuk dilakukan agar Anda bisa mendapatkan harga yang wajar saat membeli saham tersebut. Selain itu, riwayat harga saham juga bisa memberi Anda petunjuk tentang bagaimana proyeksi profit yang bisa didapat ke depannya.


8. Cari Tahu Kemungkinan Adanya Options dan Dilusi

Aksi korporasi seperti menerbitkan options, melakukan dilusi, atau aksi lainnya penting untuk diketahui karena bisa mengubah komposisi kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Perlu diingat bahwa penerbitan options atau dilusi bisa berdampak besar pada harga saham kalau Anda telah telanjur memilikinya. Karena itu, perlu diantisipasi dengan baik.


9. Cari Tahu Informasi Tambahan terkait Rencana Aksi Korporasi

Selalu Update Informasi terkait Aksi Korporasi via shutterstock.com

Sebagai investor, Anda perlu menggali lebih jauh lagi beberapa hal berikut ini.

  • Estimasi revenue dan profit hingga dua sampai tiga tahun ke depan.
  • Tren jangka panjang yang tengah dialami industri di mana perusahaan itu beroperasi.
  • Informasi mengenai kerja sama, joint venture, dan sejenisnya.

Informasi di atas yang beredar kadang kala masih sebatas isu. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah cek langsung atau monitor informasi resmi dari website perusahaan sehingga tidak keliru dalam memilih saham yang tepat.


10. Pahami Risiko dari Perusahaan yang Sahamnya Ingin Dibeli

Setiap industri memiliki tren dan risiko yang berbeda. Jika berinvestasi di pasar modal, Anda tentunya mengetahui bahwa ada potensi profit dan ada potensi risiko. Anda harus memahami kedua sisi tersebut dengan baik.

Memilih Saham yang Tepat harus Diawali Pengetahuan yang Cukup

Memilih saham tidak bisa dilihat sekilas dari tren pergerakan harga saham sebuah perusahaan di pasar modal. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah disampaikan dalam ulasan diatas.

Apa yang dipaparkan di atas lebih bisa memberikan potensi hasil maksimal dalam jangka panjang. Lebih baik daripada ikut-ikutan tren yang justru bisa menjebak Anda melakukan aksi jual beli hanya berdasar insting semata.


sumber : cermati

Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...