google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Apa Itu Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga di Bursa Efek? Ini Penjelasannya Langsung ke konten utama

Apa Itu Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga di Bursa Efek? Ini Penjelasannya


Dalam bursa saham, ada beberapa istilah yang digunakan saat membicarakan saham. Istilah Saham Lapis Satu, Lapis Dua, dan Lapis Tiga sudah menjadi kosakata khusus yang digunakan dalam dunia saham. Bagi Anda yang masih awam atau baru memulai investasi di pasar modal, ada baiknya mulai mengetahui ketiga istilah tersebut.

Penggunaan istilah tersebut dimaksudkan untuk mengelompokkan jenis saham berdasarkan kriteria-kriteria yang dimiliki dan kualitasnya. Saat berinvestasi, Anda harus bisa memilih saham mana saja yang menghasilkan keuntungan. Banyak pemula yang salah dalam menentukan saham dari emiten yang layak untuk ditransaksikan.

Biasanya keberadaan saham seperti ini sudah digoreng atau sudah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga seolah-olah terlihat seperti saham yang laris di pasaran. Padahal, saham itu sebenarnya saham tidur alias saham tidak layak jual.

Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga Dibedakan Menurut Kapitalisasi Pasar

Saham Lapis Satu

Cara mengetahui saham itu Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga adalah dengan melihat kapitalisasi pasar. Menurut definisinya, kapitalisasi pasar adalah harga saham dikalikan dengan total jumlah saham yang diterbitkan emiten dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lalu, apa yang dimaksud Saham Lapis Satu, Dua, dan Tiga? Berikut penjelasannya.


1. Saham Lapis Satu (Blue Chips) Paling Unggul Kapitalisasi Pasarnya

Saham Lapis Satu dianggap berperan dalam menggerakkan IHSG. Kapitalisasi pasarnya bisa mencapai lebih dari Rp40 triliun. Saham-saham kategori ini memiliki volatilitas harga yang tidak terlalu tinggi. Tidak banyak terlalu terpengaruh dengan gejolak pasar karena perusahaan dengan saham ini memiliki kinerja yang baik. Di samping itu, fundamental saham ini terbilang kuat sehingga sulit untuk “digoreng”.

Saham Lapis Satu juga memiliki pergerakan harga yang tidak terlalu fluktuatif. Karena itu, banyak analis yang menganggap bahwa Saham Lapis Satu adalah saham yang paling aman. Saham Lapis Satu benar-benar layak untuk dibeli apalagi dimiliki sebagai investasi jangka panjang. Tak heran bila Saham Lapis Satu dijuluki sebagai Blue Chips atau First Liner.

Saham Lapis Satu rata-rata dijual dengan harga yang tinggi. Tentunya saham-saham tersebut juga memberikan dividen yang tinggi pula. Besaran dividen tersebut rata-rata lebih tinggi dari saham lain di BEI. Contoh Saham Lapis Satu adalah BBRI, ICBP, TLKM, UNVR, GGRM, dan BBNI.


2. Saham Lapis Dua (Mid-Cap Stocks) Cukup Stabil dan Terbilang Likuid

Disebut sebagai mid-cap stocks atau second-liner, Saham Lapis Dua memiliki kapitalisasi pasar antara Rp500 miliar-Rp10 triliun. Harga sahamnya cenderung fluktuatif dan saham ini terbilang likuid. Sementara fundamental perusahaan bisa dikatakan cukup baik walaupun masih dalam tahap berkembang.

Harga Saham Lapis Dua tidak semahal Blue Chips dan karena kapitalisasinya tidak lebih besar dari Saham Lapis Satu maka jumlahnya tidak sebanyak Saham Lapis Satu. Berikut ini adalah yang termasuk ke dalam Saham Lapis Dua, yaitu BBKP, BSDE, PWON, JPFA, LSIP, AISA, dan PPRO.


3. Saham Lapis Tiga (Small-Cap Stocks) Memiliki Volatilitas Harga yang Tinggi

Saham Lapis Tiga disebut juga sebagai junk stocks atau small-cap stocks. Saham-saham pada kategori ini memiliki volatilitas harga yang tinggi. Saham Lapis Tiga menjadi incaran spekulan karena bisa dipermainkan sehingga harganya melonjak. Dalam situasi tersebut, spekulan mengambil keuntungan. Karena itu, saham ini bisa dikatakan sebagai saham gorengan.

Dari sisi harga, Saham Lapis Tiga terbilang paling murah. Harganya lebih murah dari Second Liner dan First Liner. Sementara kapitalisasinya berada di bawah angka Rp500 miliar. Untuk bisa memperoleh keuntungan dari trading saham ini, perlu memiliki kemampuan analisis yang kuat. Kehati-hatian dan kecermatan amat penting agar tidak merugi karena fluktuasi harga saham yang ditandai dengan masuknya saham dalam kategori Unusual Market Activity (UMA).


Saham Mana yang Lebih Baik untuk Dibeli?

Untuk menentukan saham mana yang layak untuk dibeli, sebenarnya sudah menjadi pertanyaan umum. Jawaban dari pertanyaan ini relatif. Sebab tiap-tiap investor atau pemain saham memiliki pandangan sendiri-sendiri. Belum lagi menimbang modal yang dimiliki, tujuan investasi, dan situasi pasar yang sangat memengaruhi.

Ada sejumlah investor yang membatasi dirinya dengan hanya memilih Saham Lapis Satu atau Dua. Namun, ada juga yang membeli semuanya. Perlu diingat, Anda jangan mudah terpengaruh lonjakan signifikan harga saham tertentu atau isu-isu yang sulit dipastikan kebenarannya.

Oleh karena itu,  dapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan selalu verifikasi sejauh mana validitasnya. Dengan begitu, Anda dapat menentukan strategi yang nanti diambil untuk mendapatkan keuntungan.


Pilih Saham Sesuai Kemampuan

Dividen dan tingkat keamanan dalam transaksi di pasar modal menjadi perhatian penting bagi investor. Banyak para analis memberi rekomendasi kepada pemula untuk membeli Saham Lapis Satu dan Dua. Modal yang perlu disiapkan juga sangat besar, tetapi memilih Saham Lapis Satu merupakan pilihan untuk investasi jangka panjang. Karena itu, perhitungkan kemampuan Anda dan pilihlah saham sesuai kemampuan.


sumber : cermati

Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d