Perkembangan teknologi digital serta kemudahan dalam mendapatkan berbagai pelayanan finansial membuat generasi muda semakin tertarik untuk beli saham. Hal ini juga dibarengi dengan semakin mudahnya bertransaksi secara digital.
Namun semangat serta keinginan untuk berinvestasi tersebut terkadang tidak dibarengi dengan pemahaman yang matang terlebih dahulu. Tidak banyak yang hanya mengikuti tren kekinian. Akibatnya tidak sedikit yang mengalami kerugian secara finansial.
Mengapa Generasi Muda Tertarik Beli Saham?
Ketika melihat satu dekade lalu, investasi cenderung dilakukan oleh orang – orang yang sudah memiliki penghasilan menengah ke atau tinggi. Biasanya didominasi oleh orang – orang yang sudah menginjak umur 30 atau tidak lagi muda.
Namun tren ini sedikit berubah ketika perkembangan teknologi digital mulai meluas, terlebih adanya pengaruh influencer membuat investasi makin digemari. Selain itu ada beberapa hal khusus yang membuat generasi muda sangat tertarik pada saham, yaitu:
Hasil Imbal yang Tinggi
Apabila melihat perkembangan serta membandingkan berbagai keuntungan atau hasil imbal dari beragam instrumen investasi, ternyata saham memiliki nilai lebih tinggi. Bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan emas atau properti.
Kondisi tersebut yang mendorong ketertarikan untuk beli saham di kalangan generasi muda. Namun perlu diingat bahwa hasil imbal tinggi juga dibarengi dengan risiko tinggi juga. Harganya cenderung fluktuatif serta mengikuti berbagai kondisi pasar.
Memberikan Berbagai Keuntungan
Investornya memiliki beragam keuntungan, mulai dari kepemilikan atas perusahaan, berhak mendapatkan deviden atau memperoleh keuntungan dari capital gain. Semua hal tersebut tentunya akan membuat portofolio investasinya menjadi semakin baik.
Dengan mempertimbangkan serta jeli dalam memilih dan beli saham, deviden bisa menjadi salah satu pendapatan pasif paling menjanjikan. Bahkan bagi beberapa investor, ini bisa menjadi sumber dana utama ketika sudah pensiun atau tidak bekerja.
Mudah Ditransaksikan dan Bersifat Likuid
Tidak perlu khawatir apabila ingin menarik dana investasinya kapan saja, karena sifatnya likuid. Sehingga bisa jual sahamnya secara cepat. Ketika situasi finansial sudah mulai membaik bisa merencanakan untuk beli saham lagi.
Bentuk Tabungan Jangka Panjang
Berinvestasi di sini sama artinya dengan menabung jangka panjang (namun dengan risiko tinggi). Mengingat saham biasanya ditujukan untuk investor yang memiliki finansial planning jangka menengah hingga panjang. Contohnya memenuhi kebutuhan sekolah anak.
7 Acuan dan Pertimbangan Sebelum Beli Saham
Seperti yang diketahui, bahwa berinvestasi di instrumen ini memiliki potensi keuntungan yang sangat tinggi. Namun risiko saham juga cukup tinggi, karenanya sebelum berinvestasi harus jeli serta memahami beberapa pertimbangan sebagai acuan agar meminimalisasi risikonya.
Price to Earning Ratio
Price to Earning ratio atau lebih dikenal sebagai P/E merupakan sebuah ukuran pemberian investor terhadap penghasilan perusahaannya. Semakin besar P/E menunjukkan semakin mahal sahamnya apabila dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Price to Booking Ratio
Price to Booking rasio juga bisa menjadi acuan berikutnya. Hal ini dikarenakan tidak semua korporat senantiasa menghasilkan penjualan. Karenanya melalui P/B ini investor bisa mengukur kapasitas asetnya. Sehingga menjadi pertimbangan beli saham atau tidaknya.
Dividen Yields
Orang berinvestasi salah satunya karena ingin memperoleh pendapatan pasif yang baik. Salah satunya adalah mendapatkan dividen. Namun perlu dipahami tidak semua perusahaan selalu membagikan dividennya, biasanya digunakan untuk menunjang pertumbuhan perusahaannya terlebih dahulu.
Market Capitalisation
Kapitalisasi pasar ini biasanya digunakan sebagai acuan untuk melihat nilai dari sebuah korporasi. Caranya dengan mengalikan harga sahamnya dengan jumlah yang beredar. Semakin tinggi nilainya, biasanya semakin diminati karena cenderung memiliki likuiditas yang bagus.
Harga Saham yang Pantas
Sudah tidak heran lagi apabila harga sahamnya akan senantiasa naik turun, bahkan tidak jarang terjadi secara drastis. Agar tidak panik, cobalah memiliki acuan harga yang pantas. Sehingga ketika pasar goyah, Anda tidak ragu untuk jual atau beli saham.
Margin of Safety
Margin of safety biasanya digunakan sebagai acuan oleh investor ahli untuk mengamankan investasinya. Caranya dengan melihat selisih antara harga dengan nilai intrinsiknya. Sebagai investor pemula disarankan berdiskusi dengan ahli untuk mengetahui peluang MOS.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah acuan utama dalam melihat performa sebuah perusahaan, apakah usahanya sedang baik – baik saja atau sedang dalam kondisi buruk. Mempelajari laporan keuangan memerlukan kejelian tersendiri.
Tips Agar Beli Saham dan Investasinya Semakin Untung
Meskipun memiliki risiko besar, namun sebenarnya apabila mampu untuk dikelola secara baik, bisa meminimalisasi risikonya. Bahkan tidak jarang investor mendapatkan keuntungan besar selama berinvestasi tersebut.
Tips pertama agar semakin untung adalah melakukan pembelian ketika timingnya pas. Biasanya ketika pergantian kuartal dan rebound IHSG, merupakan timing terbaik untuk melakukan pembelian saham. Hal ini karena biasanya harganya cenderung lebih rendah.
Memahami pergerakan saham tertentu juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan peluang keuntungan ketika berinvestasi. Terutama perusahaan yang memiliki fundamental bagus. Apabila ada penurunan harga, cenderung mudah untuk naik kembali.
Sehingga momen ketika harganya turun tersebut bisa menjadi salah satu peluang untuk beli saham. Apabila masih ragu, biasanya tidak membeli 100%, namun menahannya terlebih dahulu sembari mengikuti perkembangannya.
Berinvestasi pada berbagai instrumen atau perusahaan berbeda juga bisa menjadi salah satu langkah untuk mengamankan portofolio. Ketika terjadi anjlok harga, masih ada beberapa investasi yang mampu mendukung serta mengamankan portofolio Anda.
Berinvestasi memang menjadi salah satu langkah menggiurkan untuk mencapai target finansial, terutama bagi generasi muda yang sudah mulai melek terhadap keuangan. Namun semangat tersebut juga harus dibarengi dengan pemahaman tentang risikonya.
Memahami berbagai acuan atau pertimbangan sebelum melakukan pembelian sahamnya bisa meminimalisasi risiko rugi. Hal ini juga untuk meredam agar tidak banyak generasi muda yang asal beli saham karena mengikuti tren semata.
sumber : modalrakyat
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar