Bak dua buah mata pisau, kenaikan harga batubara memang menguntungkan emiten pertambangan. Di sisi lain, kenaikan harga emas hitam ini menjadi beban bagi industri yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar, salah satunya emiten semen. Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos mengatakan, pihaknya menjalankan strategi optimalisasi coal mixing untuk mendapatkan campuran batubara yang terefisien dan juga optimalisasi penggunaan bahan bakar alternatif. “Setiap tahunnya penggunaan bahan bakar alternatif ini selalu meningkat,” terang Marcos kepada Kontan.co.id. Sebagai gambaran, per 30 September 2020, INTP mencatatkan beban bahan bakar dan listrik senilai Rp 2,57 triliun. Anugerah Zamzami Nasr, Analis Phillip Sekuritas Indonesia menilai, jika harga batubara terus menerus naik hingga di atas level US$ 100 per ton, maka margin INTP akan berpotensi terganggu seperti yang terjadi pada tahun 2018 lalu. “Tetapi dengan efisiensi dan shif
Website Saham Online Indonesia