google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Surya Semesta (SSIA) bidik pendapatan naik 30%-50% tahun depan Langsung ke konten utama

Surya Semesta (SSIA) bidik pendapatan naik 30%-50% tahun depan



PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan bisa meraih laba lagi pada tahun depan. SSIA pun membidik pertumbuhan pendapatan 30-50% agar kembali meraih laba bersih pada 2022.

VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman menyampaikan, SSIA melihat adanya tren pertumbuhan kinerja untuk tiga segmen bisnis utamanya. Pertama, dari segmen konstruksi yang dijalankan oleh Nusa Raya Cipta (NRCA), telah terlihat peningkatan kontrak baru yang signifikan. SSIA memproyeksikan lini konstruksi ini bisa menumbuhkan pendapatan sekitar 25% pada 2022.

Kedua, untuk kawasan industri, SSIA menargetkan penjualan lahan sekitar 20 hektare (ha) di Suryacipta City of Industry Karawang. Kinerja SSIA juga akan ditopang oleh Subang Smartpolitan yang diestimasikan sudah bisa membukukan marketing sales pada 2022, dengan target penjualan lahan mencapai 60 ha.

Ketiga, dari segmen perhotelan, SSIA optimistis akan ada kenaikan yang signifikan pada 2022. Meski masih belum bisa pulih seperti sebelum pandemi covid-19. Pendapatan yang diincar dari segmen perhotelan mencapai Rp 500 miliar, meroket dari proyeksi di tahun ini yang ditaksir sekitar Rp 200 miliar. 

Sebagai catatan, proyeksi pertumbuhan di 2022 itu mengasumsikan pandemi covid-19 terus terkendali, sehingga tidak ada lagi ledakan kasus yang menimbulkan pembatasan mobilitas secara ketat. "Jadi secara konsolidasi, revenue tahun depan diperkirakan naik sekitar 30% hingga 50%. Dari bottom line pun diproyeksi akan positif," jelas Erlin dalam public expose yang digelar secara virtual, Kamis (9/12).

Guna memuluskan target pertumbuhan kinerja bisnis tersebut, SSIA menyiapkan tambahan belanja modal (capex). Apabila situasi kondusif seperti yang diasumsikan di 2022, SSIA siap menganggarkan capex lebih dari Rp 500 miliar yang akan dominan dipakai untuk akuisisi lahan dan pengembangan di Subang Smartpolitan. Selain itu, capex di 2022 juga akan dikucurkan untuk renovasi hotel.

Sebagai perbandingan, SSIA mengalokasikan capex sekitar Rp 450 miliar hingga tutup tahun 2021. Capex tahun ini juga didominasi untuk akusisi dan pengembangan Subang Smartpolitan dengan serapan Rp 350 miliar. 

"Keadaan dinamis, tapi dengan asumsi tidak memburuk, penjualan kami harapkan akan membaik. Capex juga akan ditingkatkan, karena kami memerlukan capex yang cukup besar untuk di Subang," kata Direktur SSIA The Jok Tung. 

Dari sisi kinerja untuk 2021, The Jok Tung mengakui SSIA masih menorehkan hasil yang tidak begitu menggembirakan. Namun, tren pemulihan sudah tampak pada periode kuartal keempat. Terutama dari segmen konstruksi dan perhotelan.

Dia mengungkapkan, Hotel Melia Bali memang belum mencatatkan pertumbuhan okupansi yang signifikan, seiring dengan masih terbatasnya wisatawan mancanegara. Tetapi untuk Gran Melia Jakarta dan BATIQA Hotel, tingkat okupansi sudah merangkak naik di atas 50%. Bahkan ada yang mencapai 70%-80%.

"Di sektor konstruksi kami berhasil mendapatkan kontrak baru yang cukup signifikan, sehingga ke depan performa pasti akan lebih baik," imbuh The Jok Tung.

Sementara untuk segmen kawasan industri, pandemi covid-19 dan adanya pengetatan mobilitas menjadi kendala penjualan lahan. Sebab, dengan investasi yang besar, investor masih perlu untuk melihat-lihat lokasi secara langsung, dan baru akan bertransaksi setelah dianggap cocok. 

"Tapi, sudah ada beberapa (calon investor) baik untuk Karawang maupun Subang yang cukup lumayan. Sehingga kami harapkan ke depannya akan bisa terealisasi menjadi marketing sales," sebut  The Jok Tung.

Mengenai penjualan lahan, Direktur SSIA Wilson Effendy menyampaikan, pada akhir tahun ini pihaknya berupaya menambah marketing sales dengan merealisasikan penjualan lahan sekitar hingga 5 ha. Tenant potensial berasal dari sektor IT-related ataupun data center, serta consumer good.

"Ekspektasi kami mudah-mudahan 5 ha ini di Desember atau Januari (2022). Tapi semoga kami bisa menutup tahun 2021 dengan tambahan (sales) 5 ha atau 3 ha," ujar Wilson.

Sayangnya, meski ada perbaikan kinerja pada kuartal keempat, namun SSIA diproyeksikan masih akan menderita kerugian dan penurunan pendapatan di akhir 2021.  Menurut Erlin, outlook pendapatan SSIA di 2021 akan turun sekitar 20%-25%. "Sedangkan bottom line juga masih akan negatif," ujar Erlin.

sumber : kontan


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d