google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Pasca akusisi menara, laba bersih Tower Bersama Infrastructure (TBIG) kian mentereng Langsung ke konten utama

Pasca akusisi menara, laba bersih Tower Bersama Infrastructure (TBIG) kian mentereng


JAKARTA. Kinerja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) meningkat di kuartal III tahun ini. Kenaikan kinerja ini melanjutkan tren di kuartal II tahun ini setelah mengakuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) senilai Rp 4 triliun. 

Tower Bersama Infrastructure mencatat kenaikan laba bersih 76,3% secara tahunan dan 5,1% secara kuartalan menjadi Rp 418 miliar. Akibatnya dalam sembilan bulan di tahun ini, TBIG membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun atau naik 44,6% scara year on year (yoy). 

Analis CGS CIMB Willy Suwanto dalam riset 8 Desember 2021 mengatakan, realisasi kinerja TBIG tersebut telah memenuhi 75% dari perkiraan setahun penuh dan konsesus pasar. EBITDA dalam kuartal III tahun 2021 sebesar Rp 1,4 triliun, naik 18,3% secara yoy dan 3,1% secara quarter on quarter (qoq). 

Sementara EBITDA dalam sembilan bulan di tahun ini juga sesuai proyeksi CGS CIMB yakni sebesar Rp 4 triliun atau naik 17,2% secara yoy. Margin EBITDA mencapai 87,8% di kuartal III tahun 2021. TBIG mencatat pajak final sebesar Rp 214 miliar atau 47% dari total pendapatan di sembilan bulan tahun 2021. 

Menghadapi potensi kenaikan suku bunga, TBIG berhasil mempertahankan pertumbuhan beban bunga relatif datar di sembilan bulan di 2021. Sementara utang bruto meningkat menjadi Rp 27 triliun. EBITDA bersih utang per kuartal terakhir disetahunkan (LQA) mencapai 4,7 kali pada akhir kuartal III tahun ini sementara pada akhir kuartal II tahun 2021 sebesar 4,8 kali. 

Indosat-Hutch tegas sebagai kontributor pendapatan utama. Pendapatan TBIG pada kuartal III tahun 2021 mencapai Rp 1,6 triliun (+17,0% yoy, +2,7% qoq). Pendapatan TBIG pada sembilan bulan di 2021 sebesar Rp 4,6 triliun atau 15,9% yoy. "Ini sejalan dengan perkiraan setahun penuh kami," kata Willy. 

Kontribusi pendapatan dari Telkomsel terus menurun 35,9% dari total pendapatan di sembilan bulan di tahun 2021. Kombinasi Indosat-Hutch sebagai kontributor pendapatan terbesar untuk TBIG yakni 36,5% dalam sembilan bulan di 2021. Ini sedikit lebih rendah dari 36,9% di semester I tahun 2021. 

Sementara kontribusi dari Smartfren menjadi 10,7% di sembilan bulan di 2021 dari 6,9% di sembilan bulan di 2020. Kenaikan ini terjadi setelah transfer menara 3.000 dari IBST. Ini menurunkan kontribusi klien TBIG tingkat-1 menjadi 73,3% di sembilan bulan di 2021 dari semester I tahun 2021 sebanyak 74,2%. 

Kenaikan rasio sewa menjadi 1,90 kali pada akhir-kuartal III tahun ini. TBIG juga menambahkan 229 menara dan menambah 640 penyewa di kuartal III-2021. 

Hal ini mengakibatkan total penyewa menjadi 37.900 penyewa dari 19.900 menara dalam portofolio TBIG. Akibatnya, rasio penyewa sedikit lebih tinggi 

menjadi 1,90 kali pada akhir 3Q21 dari 1,89x pada akhir-2Q21. Transfer pra-menara, rasio sewa TBIG menembus 1,90x mulai 1Q20. 

Karena itu, Willy memberi rekomendasi Add saham TBIG dengan target harga yang tidak berubah Rp 3.600  per saham. TBIG belum mengumumkan targetnya untuk tahun 2022. 

TBIG mempertahankan pertumbuhan sewa organik minimal 3.000 penyewa, yang nyaman  dicapai di tahun 2020 dan bisa tercapai di 2021. "Kami mempertahankan harga target kami sebesar Rp 3.600, menyiratkan 19x FY21F EV/EBITDA," ujar Willy. 


Dengan finalisasi omnibus law. TBIG bisa menjadi target akuisisi oleh perusahaan menara asing. Ini bisa jadi katalis peringkat ulang utama TBIG, bersama dengan penurunan lebih lanjut dalam suku bunga campuran pasca pembiayaan kembali. 

TBIG menghadapi berakhirnya kontrak sewa 2.500 lokasi dengan Indosat. Risikonya ada dua Indosat dapat mempertimbangkan kembali pembaruan untuk merampingkan operasinya pasca merger dengan Hutch, dan perubahan mata uang pembayaran sewa dari dollar AS menjadi Rupiah. 

Hingga tahun ini, pendapatan dan laba bersih akan mencapai Rp 6,04 triliun dan Rp 1,44 triliun. Sedangkan pada tahun 2022, pendapatan dan laba bersih TBIG akan menjadi Rp 6,37 triliun dan Rp 1,62 triliun. 

sumber : kontan


Lebih lengkapnya silahkan klik :  Saham Online

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

BELAJAR SAHAM di SAHAM ONLINE

Untuk rekan-rekan yang hendak BELAJAR INVESTASI SAHAM atau TRADING SAHAM, rekan-rekan bisa akses materi pembelajaran terkait dengan mudah dan gratis melalui link di bawah ini WEBSITE SAHAM ONLINE - BELAJAR SAHAM untuk inspirasi dalam investasi saham, rekan-rekan juga bisa baca beberapa artikel melalui link berikut ini WEBSITE SAHAM ONLINE - INSPIRASI SAHAM sedangkan jika rekan-rekan lebih tertarik untuk belajar investasi atau trading saham melalui VIDEO TUTORIAL yang tertata berdasarkan topik sudah terbagi menjadi beberapa playlist, rekan-rekan bisa akses di link berikut ini CHANNEL YOUTUBE SAHAM ONLINE 

Kisah Timothy Ronald, Miliarder Saham Berumur 20 Tahun

Dari usia muda, Timothy (20) terinspirasi investor saham sukses seperti Warren Buffett dan Cathie Wood. Namun setelah gagal melakukan trading cryptocurrency (mata uang kripto) di usia 16 tahun, ia bertekad untuk mempelajari seluk beluk pasar modal. Untuk mengumpulkan modal supaya bisa berinvestasi saham, Timothy memutuskan berdagang. Ia menjual pomade, jam tangan, hingga sedotan di marketplace saat hari kerja. Ia juga menjalankan part-time wedding organizer di saat akhir pekan. Ia melakoninya saat menduduki bangku SMA. Setelah itu, sembari kuliah, Timothy mendirikan advertising agency yang melayani beberapa klien UMKM sampai startup kecil. Uang yang didapatkan dari menjalankan beberapa usaha tersebut diinvestasikan seluruhnya di saham. Berbekal pengalaman melipatgandakan uangnya di pasar modal, Timothy mulai secara aktif sharing di social media mengenai investasi saham. "Investasi terbaik bukanlah berinvestasi di saham, melainkan investasi di ilmu," katanya. Buku seharga 400 ...