PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) optimistis bisa mendongkrak kinerja pemasaran dengan menumbuhkan raihan kontrak baru. Untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini pun menjajaki potensi pasar di luar negeri.
Direktur Utama Waskita Beton Precast FX Purbayu Ratsunu membeberkan, WSBP mengestimasikan raihan kontrak anyar yang lebih tinggi ketimbang realisasi tahun lalu, maupun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2021.
Sebagai gambaran, WSBP mencetak kontrak baru senilai Rp 1,87 triliun pada 2020. Sedangkan realisasi kontrak anyar WSBP per November 2021 sudah mencapai Rp 1,75 triliun.
Kontrak baru yang diraih WSBP dalam 11 bulan ini berasal dari Waskita Karya Group dengan porsi 78%, dan 22% dari pasar eksternal. Berdasarkan pekerjaannya, segmentasi precast menyumbang 40%, jasa konstruksi 33% dan readymix sebanyak 26%.
Purbayu memproyeksikan, raihan kontrak baru WSBP hingga akhir 2021 bisa mencapai Rp 2,75 triliun, lebih tinggi dari target RKAP 2021 yang sebesar Rp 2,6 triliun.
"Jadi secara kontrak baru, dari 2020 kami sudah melewati. Bahkan untuk rencana internal kami pun, sudah terlampaui," ujar Purbayu dalam paparan publik virtual yang digelar Kamis (30/12).
Dia melanjutkan, WSBP turut menggarap beberapa proyek infrastruktur yang prestisius, seperti Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing, RDMP RU V Balikpapan, hingga proyek di luar negeri yakni di pelabuhan Thilawa Shipyard Myanmar.
Jajaki Pasar Luar Negeri
Selain di Myanmar, WSBP pun menjajaki potensi pasar luar negeri lainnya melalui kolaborasi dengan Divisi Overseas dari Waskita Karya sebagai induk usaha. "Untuk mengembangkan pasar-pasar kami ke overseas. Ada beberapa negara di Afrika yang sedang kami sasar, yang akan kami umumkan segera," ungkap Purbayu.
Meski belum merinci, tapi Purbayu meyakini bahwa WSBP bisa menjaga tren pertumbuhan kontrak baru pada tahun depan. Apalagi setelah Waskita Karya mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,9 triliun, yang dilanjutkan menggelar rights issue sehingga total dana yang akan didapat mencapai sekitar Rp 12 triliun.
"Kalau kami menyasar proyek-proyek PMN-nya Waskita, tentunya rasa optimisme kami menjadi semakin besar. Kami kira untuk 2022 dalam penambahan kontrak baru dan revenue kami optimis untuk meraih itu semua," tandas Purbayu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Beton Precast Asep Mudzakir menyampaikan bahwa terkait dengan belanja modal (capex), pada tahun ini WSBP mengalokasikan sekitar Rp 50 miliar. Capex tersebut dipakai untuk kebutuhan peralatan dalam proses produksi selama 2021.
"Angkanya minim dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena memang kami melakukan prioritas, sehingga tidak membebankan secara cash flow," sebut Asep.
Sedangkan untuk tahun depan, WSBP berencana mengalokasikan capex sekitar Rp 150 miliar. Anggaran belanja ini sejalan dengan rencana divestasi. Dana hasil divestasi itu akan diprioritaskan untuk menambah capex di sejumlah plant yang memiliki nilai kompetensi produksi dan harga yang lebih kompetitif.
"Sehingga dengan melakukan penambahan capex di situ, dari margin nanti akan lebih kompetitif pada saat ditawarkan kepada kustomer atau market," pungkas Asep.
sumber : kontan
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar