Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batu mulia, batu permata, dan mutiara laut terbaik di dunia. Batu dan mutiara itu disulap menjadi karya seni bernilai tinggi dalam bentuk perhiasan oleh tangan terampil sang desainer. Tentunya dibantu para pengrajin dengan keahlian mereka.
Begitu banyak desainer fesyen di Tanah Air, tapi kita jarang mendengar nama-nama perancang perhiasan. Padahal ada beberapa desainer perhiasan yang karyanya sudah terkenal, baik di dalam maupun luar negeri, seperti Amelia Rachim, Clarissa Kwok, dan lainnya.
Bicara soal merancang perhiasan, Poppy Puspitasari Hayono Isman juga jagonya. Ya, dia adalah istri dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (PPK Kosgoro), Hayono Isman.
Berjumpa dengan Poppy, beberapa waktu lalu, sekilas tak nampak seorang desainer dan pengusaha perhiasan. Pasalnya, tak terlihat tampilan glamor, bling-bling pada sosok Ibu tiga orang anak ini. Tak ada kalung bertahta berlian membalut lehernya, cincin batu zamrud melingkar di jari manisnya, atau gelang bertabur permata di tangannya. Poppy hanya mengenakan sepasang anting mutiara klasik, tapi terkesan mewah.
Sebetulnya bagaimana Poppy bisa terjun menjadi desainer sekaligus berbisnis perhiasan? Dan seperti apa sosoknya? Simak ceritanya berikut ini.
Tanpa rasa malu dan minder, Poppy berkisah bahwa sebelum sang suami ‘nyemplung’ ke pemerintahan era orde baru, dirinya bekerja di sebuah perusahaan. Keinginannya sebagai pegawai, ya tentu gaji besar. Kemudian, dia juga nyambi menjadi pengusaha. Setiap hari, waktunya habis untuk mengurus keluarga dan bekerja sambil berwirausaha. Maklum saat itu, gairah jiwa muda ingin melakukan banyak hal, menimba ilmu dan pengalaman.
Namun semua itu berubah 180 derajat, ketika Hayono Isman resmi diangkat Menteri Pemuda dan Olahraga pada Maret 1993. “Sejak suami jadi menteri, dia melarang saya bekerja. Saya mikir, mau ngapain sudah kebiasaan bekerja, berwirausaha, saya shock juga sih,” kata Poppy saat berbincang dengan Cermati.com.
Tentu saja Poppy nurut sang suami. Sampai akhirnya, dia aktif di sebuah yayasan hingga sekarang. Namanya jadi ibu menteri, Poppy sadar betul akan sering bertemu dan bergaul dengan istri pejabat lain sehingga penampilan sangat penting, mulai dari gaya berpakaian, dandanan, dan sebagainya.
“Pakaian kan bagian dari sopan santun. Apalagi waktu itu Pak Hayono menteri termuda, jadi saya juga termuda dong,” ucapnya terkekeh.
Saat itulah, Poppy menyadari tidak memiliki perhiasan untuk menunjang penampilannya. Mulailah, Poppy mendesain sendiri perhiasan yang cocok untuknya. Perhiasan tersebut dipakai saat acara pertemuan dengan Istri Duta Besar Italia pada tahun 1994. Kaget bukan kepalang, ternyata Istri Duta Besar Italia memuji karya perhiasan Poppy.
“Dia (Istri Duta Besar Italia) memuji desain saya. Dia bilang, kenapa tidak menjual perhiasan itu? Saya kaget, desain saya disukai. Dari situ, saya mulai berniaga perhiasan (pengusaha perhiasan tahun 2000),” ujar pemilik Handara Exclusive Jewellery itu.
Desain Klasik dan Eksklusif
Seperti perhiasan anting mutiara yang pernah dikenakan Poppy, desain klasik, begitulah ciri khas rancangannya. Ciri lainnya dia hanya merancang perhiasan satu desain untuk satu produk. Jadi ini benar-benar produk eksklusif. Inilah alasan kenapa Poppy tidak mengekspor karya perhiasannya ke luar negeri. Produk perhiasannya cuma dipasarkan di Indonesia.
“(Penjualan) di Indonesia saja, tidak ekspor. Ekspor kan harus masif, tapi saya satu desain satu barang. Berarti betul-betul eksklusif. Desain saya klasik, Alhamdulillah sampai sekarang tidak hilang,” tegas Poppy.
Pantas saja harga perhiasan besutan Poppy dibanderol puluhan sampai ratusan juta rupiah. Mahal? Karena dia berani menjamin keaslian bahan baku perhiasannya. Materialnya bahkan ada yang didatangkan langsung dari beberapa negara, walaupun untuk mutiara berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Meski bukan lulusan sekolah desain, namun darah seni Poppy menurun dari sang Ayah H.A.H Kastubi yang hobi mengoleksi barang-barang seni sekaligus pemain biola. Poppy belajar mendesain perhiasan menjadi karya seni yang indah secara otodidak. Tak heran, jika mulanya dia tidak percaya diri membuat perhiasan.
“Pertama kali membuat perhiasan, saya kirim ke Hong Kong karena tidak percaya diri. Selanjutnya pengerjaan dipercayakan ke pengrajin lokal. Ternyata banyak orang Indonesia yang ahli,” Poppy menuturkan.
Dua Kunci Sukses Bisnis Perhiasan
Poppy membocorkan rahasia sukses berbisnis perhiasan sehingga tetap bertahan selama belasan tahun, yakni kualitas produk dan ketepatan waktu. Kepuasan batin Poppy adalah ketika klien atau pembeli merasa puas dengan hasil rancangannya. Oleh karena itu, soal kualitas tidak boleh ditawar.
“Pertama, kualitas produk harus bagus dan kedua, ketepatan waktu. Kalau klien minta tiga bulan, saya berusaha tepat waktu. Semua harus dilakukan dengan jujur, kalau tidak bisa tiga bulan, jujur bilang enam bulan untuk mendapat kualitas terbaik,” kata Poppy dengan semangat.
Saran Poppy, jangan khawatir dengan prospek bisnis perhiasan. Perhiasan bukan sekadar penunjang penampilan, tapi juga salah satu instrumen investasi yang nilainya terus merangkak naik. Bisnis perhiasan akan terus mengikuti perkembangan mode, sehingga prospeknya diprediksi tetap menarik ke depan.
Sosialita Peduli Perempuan dan Aktif Kegiatan Sosial
Poppy memang dikenal salah satu sosialita di Indonesia. Maklum lah ya, sebagai pengusaha perhiasan bernilai fantastis, uang Poppy boleh dibilang enggak berseri. Walaupun banyak duit, nalurinya selalu ingin memberi kepada sesama. Wanita ini juga aktif di sejumlah yayasan, seperti Yayasan Asma Indonesia, Yayasan Asa Bangsa, Yayasan kanker Indonesia, Yayasan Aids Indonesia, dan masih ada beberapa lainnya.
Saat ini, Poppy mengemban amanah Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), sebuah organisasi yang menaungi 91 organisasi perempuan di Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, dia selalu menekankan pemberdayaan perempuan. “KOWANI mendorong wanita menjadi entrepreneurship, sehingga dapat berkontribusi ke keluarga, sosial, ekonomi, dan lainnya,” ujarnya
Poppy bilang untuk merintis usaha, modal memang dibutuhkan. Namun kini sudah banyak lembaga jasa keuangan bank dan non-bank yang menawarkan bantuan modal usaha. Oh ya, ada juga perusahaan financial technology alias fintech. “Saya pernah dan semua pasti pernah terkendala modal. Secara bisnis, meminjam atau mendapat pinjaman itu normal. Yang jadi tidak normal kalau kita tidak disiplin membayar,” paparnya.
Setelah memperoleh modal usaha, langkah selanjutnya kata Poppy, produksi dan menjual barang atau jasa dengan kualitas baik. “Kalau produk kita asal-asalan, tidak akan laku,” sarannya mengakhiri perbincangan.
Bangun Usaha, Tak Perlu Nunggu Modal Cukup
Seperti saran Poppy Hayono Isman, tak ada alasan lagi menunggu tabungan cukup untuk membangun bisnis. Pinjaman modal usaha di mana-mana, mau yang modelnya kredit usaha, Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Multiguna (KMG), atau lainnya serba ada. Pilihan bunga dan cicilannya pun beragam, jadi pilih sesuai dengan kemampuan Anda. Siapapun bisa sukses, pria atau wanita, semua memiliki kemampuan sama untuk maju.
sumber : cermati
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar