Badan Usaha Milik Negara bidang pertambangan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) menjajaki kerja sama dalam pengembangan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Rilis pers PTBA yang diterima Antara di Palembang, Kamis, menyebutkan penjajakan potensi ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan awal yang dilakukan Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan Direktur PT BAI Santony di Kantor Perwakilan Jakarta PT Bukit Asam Tbk, Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (21/12/2021).
Melalui penandatanganan kesepakatan ini, PTBA dan BAI berencana menjajaki pengembangan PLTU dengan kapasitas minimal 900 MW. PLTU ini ditargetkan dapat mendukung operasional pabrik pemurnian (smelter) alumina milik PT BAI.
"PTBA menyambut baik penandatanganan kesepakatan ini. Hal ini selaras dengan rencana transformasi bisnis perusahaan menjadi perusahaan energi. Kami optimis kerja sama ini nantinya akan membawa manfaat positif bagi perusahaan," ujar Suryo.
Upaya penjajakan ini sekaligus membuka peluang bagi PTBA mendukung pasokan batu bara untuk pabrik smelter tersebut.
Ini sesuai dengan visi perusahaan yang ingin menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Saat ini, PTBA tengah melakukan tranformasi bisnis untuk meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Destinasi pertama PTBA dari transformasi bisnis ini adalah menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada tahun 2026 dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50 persen dan bisnis batu bara 50 persen, katanya.
Sebelumnya, PTBA membangun PLTU Sumsel 8 kapasitas 2 x 660 Megawatt di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selata, yang saat ini progresnya mencapai 93,8 persen pada November 2021.
PLTU mulut tambang pertama di Indonesia itu direncanakan akan memasuki tahap commissioning (uji coba) pada kuartal I/2022.
PLTU Sumsel 8 ini merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai 1,68 miliar dolar AS. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP). PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.(end/ant)
Komentar
Posting Komentar