Emiten pertambangan pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sudah berhasil memproduksi batubara sebanyak 25,7 juta ton dari Januari hingga akhir Oktober 2021.
Melihat realisasi tersebut, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Suryo Eko Hadianto percaya diri Bukit Asam dapat menembus target produksi batubara sebesar 30 juta ton hingga tutup tahun ini.
"Produksi batubara 25,7 juta ton per akhir Oktober, itu 10 bulan, jika dihitung rata-rata produksi tiap bulan 2,5 juta ton. Jadi pasti mencapai target," ungkap Suryo, Kamis (18/11) malam.
Ke depannya, ia melihat prospek bisnis batubara masih menjanjikan. Suryo memperkirakan harga batubara masih dapat bertahan di posisi sekarang ini serta tidak akan jatuh dalam hingga akhir tahun 2022.
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batubara Acuan (HBA) November melonjak 33% atau US$ 53,38 per ton ke level US$ 215,01 per ton dari Oktober, yaitu US$ 161,63.
Menurut Suryo, ada beberapa faktor yang bisa membuat harga batubara terus membara. Pertama, dampak dari pandemi Covid-19 membuat negara-negara yang tadinya sudah enggan menggunakan batubara kembali menggunakan batubara.
"Kedua, produksi China masih terbatas, faktor yang lain karena ada perang dagang antara China dan Amerika Serikat, ditambah memanasnya tensi dagang China dan Australia," paparnya.
Nah, untuk tahun depan Bukit Asam memasang target produksi batubara sebanyak 37 juta ton atau tumbuh 23,33% daripada target tahun ini yang sebesar 30 juta ton batubara.
Kenaikan produksi batubara tersebut didukung oleh tambahan produksi batubara dari tambang Banko Tengah yang direcanakan mulai beroperasi pada tahun depan.
Selain itu, peningkatan produksi juga ditopang peningkatan produksi batubara dari tambang-tambang eksisting.
Seperti diketahui, PTBA memiliki tiga lokasi di unit pertambangan Tanjung Enim, takni tambang Air Laya, tambang Muara Tiga Besar Utara, selanjutnya ada tambang Banko Barat dan Banko Tengah.
sumber : investasikontan
Lebih lengkapnya silahkan klik :Saham Online
Komentar
Posting Komentar