Ingin coba investasi saham tapi masih ragu-ragu? Mungkin bisa menyimak kisah Belvin Tannadi, pemuda asal Medan yang sukses mendapat Rp 1 miliar per bulan.
Belvin merupakan pemuda asal Medan yang awalnya bingung mencari investasi di tengah banyaknya pilihan, Dia pun akhirnya menentukan pilihan yakni memilih investasi saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga akhir Juli lalu, sudah ada lebih dari 649 emiten di BEI yang bisa dipilih.
"Awalnya mau mencari investasi tapi kebanyakan pilihan, ada teman saya bilang kok tidak coba yang legal soalnya baru terjun jadi takut ada bodong jadi teman saya cari legal yakni di BEI," kata Belvin kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.
Pemilik situs Ilmusaham.com ini mulai berinvestasi saham sejak tahun 2014 dengan modal awal Rp 12 juta. Selama setahun pertama atau 2015 menurutnya terjadi fluktuasi di tengah perlambatan ekonomi sehingga dia pun berusaha memahami terlebih dulu saham dan risikonya agar tidak panik saat pasar sedang turun.
Adapun alasan dia memilih saham karena saham memiliki potensi pertumbuhan paling tinggi dari semua jenis instrumen lain dibandingkan dengan obligasi dan reksa dana. Pengetahuan ini dia pelajari secara otodidak dengan mempelajari analisis teknikal double bottom dan rajin membaca buku tentang saham. Belvin mengatakan jangan pernah berinvestasi ke sesuatu yang tidak diketahui risiko maksimalnya.
Sebab itu, strateginya yakni memilih perusahaan atau emiten yang besar dan fundamental baik yang masuk dalam Indeks LQ45 seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan beberapa saham fundamental baik lainnya.
Indeks LQ45 adalah salah satu indeks patokan di BEI yang berisi 45 saham emiten paling likuid diperdagangkan. Indeks ini selalu diperbaharui oleh BEI setiap 6 bulan.
Belvin pun membagi pengalamannya menuai keuntungan dari investasi saham.
"Sekarang saya beli saham Sampoerna [PT HM Sampoerna Tbk/HMSP] untuk investasi," ujar dia.
Tak ingin salah langkah, dia pun mulai menganalisa pasar dan tidak langsung berinvestasi dengan uang besar. Hingga hampir 5 tahun berinvestasi saham dia pun mendapatkan keuntungan hampir Rp 1 miliar per bulan, tentu dengan selalu melakukan top up atau penambahan modal yang besarannya terus bertambah. Dia pun menunjukkan portofolionya dan bukti saldo yang diterimanya kepada CNBC Indonesia.
"Jadi dari Rp 12 juta selalu di top up dan cuan-nya naik turun per bulan. Kalau saya enggak tentu dari saham untungnya ada miliaran. Dari untung itu saya sudah dapatkan, mobil, tanah, dan properti lainnya," kata dia yang menekankan bahwa Rp 12 juta tersebut adalah modal awal saja, yang kemudian ditambah terus sesuai dengan tingkat keuntungan.
sumber : CNBN
Lebih lengkapnya silahkan klik : Saham Online
Komentar
Posting Komentar