PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) mengawal penyelesaian Proyek Pipa Rokan. Sampai pekan ketiga September 2021 lalu, RAJA telah merealisasikan belanja modal alias capital expenditure kurang lebih US$ 59 juta untuk penyelesaian proyek kerja sama operasi yang digarap bersama dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) tersebut.
“Sampai dengan pekan ketiga September 2021, capex untuk proyek ini sudah dikeluarkan sekitar kurang lebih US$ 59 juta,” ujar Direktur Rukun Raharja Oka Lesmana kepada Kontan.co.id, Minggu (26/9).
Proyek Pipa Rokan merupakan merupakan proyek pembangunan dan pengoperasian pipa minyak bumi Koridor Balam-Bangka-Dumai dan Koridor Minas-Duri-Dumai. Pipa ini membentang sepanjang kurang lebih 352,43 kilometer.
Menurut kesepakatan yang ada, RAJA sebagai mitra strategis berkomitmen memberikan pendanaan sebesar 25% dalam proyek senilai kurang lebih US$ 300 juta ini. RAJA sendiri sudah mengalokasikan capex sekitar US$ 80 juta dari total anggaran capex US$ 100 juta untuk pembiayaan proyek tersebut pada tahun ini.
Dalam catatan RAJA, progres pengerjaan pipa ini sudah mencapai sekitar 86% per pekan ketiga September 2021 ini. Mengacu kepada kesepakatan yang ada, penyelesaian konstruksi pipa ditargetkan rampung pada awal tahun 2022, namun RAJA memastikan bakal menempuh sejumlah upaya agar penyelesaiannya bisa lebih cepat dari target tersebut.
Kalau sudah beroperasi nanti, pipa yang dibangun bakal mengalirkan minyak bumi dari Blok Rokan. Dalam acara paparan publik sebelumnya, manajemen RAJA sempat mengungkapkan estimasi dan asumsi perusahaan bahwa penyaluran minyak bumi pada Proyek Pipa Rokan diestimasikan bisa menghasilkan pendapatan sekitar US$ 100 juta per tahun dengan asumsi kapasitas 160.000 barel minyak per hari alias barrels of oils per day (BOPD). Dari pendapatan yang dihasilkan, RAJA bakal mendapat jatah porsi pendapatan sebesar 25%, sejalan dengan besaran porsi pendanaan RAJA dalam proyek ini.
Meski begitu, sebagai catatan penting, Oka menegaskan bahwa perhitungan tersebut baru sebatas asumsi perusahaan saat kembali dimintai konfirmasi oleh Kontan.co.id soal hal ini. Dengan demikian, hitungan serta pendapatan riill pengoperasian pipa bisa saja berbeda ketika Proyek Pipa Rokan sudah beroperasi nanti, bergantung pada kesepakatan antara RAJA dan Pertagas dengan Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku pengelola Blok Rokan.
Saat ini pun, RAJA dan Pertagas masih dalam tahap finalisasi Head Of Agreement HOA dengan PHR. HoA yang sedang difinalisasi ini nantinya bakal merinci terms and condition pengangkutan minyak berikut aspek termasuk komersial perjanjian.
“Ini (potensi pendapatan US$ 100 juta) hanya merupakan ilustrasi dengan menggunakan asumsi. Sekali lagi kami tidak bisa mendahului para pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut di atas,” ujar Oka.
Sepanjang semester I 2021 lalu, RAJA membukukan pendapatan sebesar US$ 50,14 juta, turun 5,39% dibanding realisasi pendapatan semester I 2020 yang sebesar US$ 53,01 juta. Dari pendapatan itu, RAJA meraup laba tahun berjalan US$ 764.197, naik 93,99% dari laba tahun berjalan semester I 2020 yang sebesar US$ 393.925. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih RAJA ikut meroket dari semula US$ 33.975 di semester I 2020 menjadi US$ 261.172 di semester I 2021.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar