google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berpotensi Menjadi Bank Terbesar Indonesia Langsung ke konten utama

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berpotensi Menjadi Bank Terbesar Indonesia


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dinilai akan mampu meningkatkan nilai aset sehingga kembali menjadi bank terbesar Tanah Air, pasca rights issue bernominal jumbo untuk mendanai Holding Ultra Mikro (UMi). 

Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute Lucky Bayu Purnomo mengatakan hadirnya Holding UMi dalam lini bisnis BRI akan meningkatkan konsolidasi nilai buku, sekaligus potensi mendorong kinerja yang lebih baik ke depan. Pasalnya, Holding UMi adalah sumber pertumbuhan bisnis baru bagi perseroan. 

Menurutnya, peningkatan nilai aset menjadi sisi paling nampak ketika Holding UMi rampung terbentuk dan beroperasi.

"Kalau konsolidasi pasti adalah peningkatan nilai aset yang paling terlihat. Tahun depan, BRI (akan kembali bisa merebut posisi aset nomor satu). Pun pada perhitungan kuartal ini akan mulai terlihat (peningkatannya)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Minggu (26/9). 

Sebagai gambaran, pertumbuhan aset BRI tahun ini sedikit tertahan akibat pembentukan Bank Syariah Indonesia Tbk. 

Di mana Bank BRIsyariah yang merupakan perusahaan anak BRI dimerger bersama Bank Syariah Mandiri serta Bank BNI Syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapat limpahan aset karena menjadi pemegang saham pengendali BSI. Saat ini aset konsolidasi BRI tercatat Rp 1.450,9 triliun, sedangkan Bank Mandiri Rp 1.580,5 triliun.

Adapun, aset PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM paruh pertama tahun ini mencapai Rp 105,9 triliun. Pada akhir tahun, aset semua anggota holding diperkirakan masih akan naik seiring dengan peningkatan pembiayaan, penghimpunan dana, dan pertumbuhan laba.

Melalui holding, Lucky berpendapat BRI akan mampu menggarap lebih banyak nasabah potensial unbankable untuk memperbesar basis bisnisnya. 

"Dengan kemampuan digital dan bank digital yang dimiliki saat ini, bank BRI bisa menjadi sangat besar dan raksasa ke depan," imbuhnya. 

Kendati demikian, dia memperkirakan ekspansi kinerja tahun ini masih tetap akan mempertimbangkan upaya relaksasi restrukturisasi kredit dan pembiayaan. Sebabnya, kondisi ekonomi masih sulit keluar dari krisis karena pandemi. 

"Jadi memang holding juga membutuhkan waktu. Tapi ini akan sangat bagus untuk kinerja jangka menengah dan panjang," imbuhnya.

Dalam kesempatan terpisah, pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan rights issue BRI menjadi yang terbesar di Tanah Air. Kepentingannya pun sudah sangat jelas, yaitu untuk memperkuat bisnis perseroan ke depan.

Sehingga wajar jika BRI akan kembali menjadi bank terbesar di Tanah Air karena asetnya yang luar biasa. Hal itu didukung pula dengan kinerja yang maksimal karena bank Himbara tersebut adalah bank dengan jaringan terluas di Nusantara.

"Angka ini sudah sangat besar dari Bukalapak yang sebelumnya menghimpun Rp21,9 triliun," katanya. Terlebih emiten bank UMKM ini masih mendapat sentimen positif. 

Pelaku pasar masih banyak berharap rights issue ini memberi dampak positif pada konsolidasi BBRI bersama Pegadaian dan PNM agar mereka bisa melakukan manuver lebih ekspansif," jelasnya.

Seperti diketahui, melalui aksi korporasi tersebut manajemen BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I. 

Dari jumlah saham baru tersebut, sekitar 12,104 miliar lembar di antaranya adalah jatah publik. Adapun sisanya, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas dan pengendali telah subscribe 16,1 miliar HMETD senilai Rp54,77 triliun dengan inbreng saham Pegadaian dan PNM kepada BRI. 

Adapun pada perdagangan rights issue terakhir BRI, Rabu (22/9), Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom mencatat jumlah HMETD yang telah di-exercise mencapai 27,48 miliar lembar saham termasuk inbreng pemerintah. Sehingga capaian nilai rights issue BRI mencapai Rp 93,4 triliun atau sekitar 97,4% dari total aksi korporasi tersebut. 

Dengan pencapaian itu, membuat BRI menorehkan sejarah sebagai rights issue terbesar di kawasan Asia Tenggara. Juga peringkat 3 rights issue terbesar di Asia dan nomor 7 di seluruh dunia.

Sebelumnya dalam sejarah Bursa Efek Indonesia, rekor rights issue terbesar dipegang PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) yang melakukan aksi korporasi itu pada 2008 dengan nilai mencapai Rp 40 triliun. Sementara itu, rekor rights issue terbesar di Kawasan Asia Tenggara pernah dipegang perusahaan asal Negeri Jiran, Singapore Airlines pada 2020 dengan nilai SGD7,7 miliar setara Rp82 triliun. 

Sumber: KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d