google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo DIGITALISASI DONGKRAK KINERJA MNCN DI SEMESTER PERTAMA 2021 Langsung ke konten utama

DIGITALISASI DONGKRAK KINERJA MNCN DI SEMESTER PERTAMA 2021


PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 25% YoY atau sebesar Rp843,2 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp674,9 miliar di tahun sebelumnya.

Dengan mengecualikan nilai penyesuaian forex, laba bersih dibukukan sebesar Rp745,8 miliar dibandingkan Rp466,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mewakili peningkatan sebesar 60% YoY dengan marjin laba bersih sebesar 27%.

Untuk H1-2021, laba bersih mengalami peningkatan sebesar 26% YoY menjadi Rp1.264 miliar dari Rp1.008 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

MNCN telah menorehkan hasil yang baik dengan membukukan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan konsolidasi sebesar 40% YoY di Q2-2021 menjadi Rp2.722 miliar dari Rp1.951 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara total pendapatan yang dicapai pada H1-2021 tercatat sebesar Rp4.863 miliar, mengalami peningkatan sebesar 23% YoY dari Rp3.967 miliar pada H1-2020.

Pada Q2-2021, pendapatan dari iklan mampu menorehkan pertumbuhan sebesar 47% YoY menjadi Rp2.655 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu sebesar Rp1.803 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.

Adapun pendapatan non-digital yang merupakan kontributor utama pendapatan iklan perseroan, mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 31% YoY dari Rp1.593 miliar di Q2-2020 menjadi Rp2.087 miliar di Q2-2021. Perlu diketahui, total pendapatan yang diperoleh RCTI pada bulan April 2021 telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah FTA TV di Indonesia dengan mencapai Rp441 miliar pada bulan tersebut.

Selain itu, pertumbuhan pendapatan non-digital yang signifikan berasal dari kinerja berbagai program reguler dan special yang baik, serta dimulainya EURO 2020, yang ditayangkan pada kuartal tersebut yang menghasilkan iklan reguler dan iklan non-reguler yang signifikan bagi MNCN. Seperti yang tertera pada tabel di bawah ini, perseroan berhasil memperoleh pencapaian yang hampir setara dengan perolehan pada Q2-2019, yang membuka jalan untuk kinerja yang baik pada semester kedua di tahun buku 2021.

Diketahui, pendapatan digital mengalami pertumbuhan sebesar 171% YoY dari Rp209,8 miliar menjadi Rp568,2 miliar pada Q2-2021. Hal ini disebabkan oleh kinerja baik RCTI+ secara berkelanjutan, serta sumber pendapatan digital MNCN lainnya yaitu monetisasi media sosial di Facebook, YouTube, & TikTok dan portal online milik Perseroan, yang terus menunjukkan pencapaian positif di tahun 2021.

Sementara itu, pada H1-2021, pendapatan iklan mengalami kenaikan sebesar 27% YoY menjadi Rp4.595 miliar dari Rp3.615 miliar pada periode yang sama di tahun lalu, dengan rincian, untuk iklan non-digital mengalami peningkatan sebesar 16% YoY menjadi Rp3.706 miliar dari Rp3.207 miliar pada H1-2020, dan iklan digital megalami peningkatan yang signifikan sebesar 117% menjadi Rp889,2 miliar pada H1-2021 dari Rp409 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.

Sementara, pendapatan konten Perseroan di Q2-2021 mengalami peningkatan sebesar 4% YoY menjadi Rp349,8 miliar dibandingkan sebelumnya yaitu Rp336,5 miliar di Q2-2020.

Sebaliknya, pendapatan konten di H1-2021 mengalami penurunan sebesar 10% YoY dari Rp807,9 miliar di tahun 2020 menjadi Rp727 miliar, yang mewakili konten yang dipasok ke TV FTA milik MNCN. Pendapatan konten yang berasal dari pihak ketiga (ditampilkan sebagai pendapatan konten setelah eliminasi) tercatat sebesar Rp221,9 miliar pada H1-2021.

Beban langsung MNCN di Q2-2021 mengalami peningkatan sebesar 68% YoY menjadi Rp1.127 miliar dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp670 miliar. Sementara beban langsung pada H1-2021 mengalami peningkatan sebesar 35% YoY menjadi Rp1.868 miliar dari Rp1.381 miliar pada H1-2020. Lonjakan besar pada beban langsung tersebut sejalan dengan penurunan produksi konten yang signifikan selama Q2-2020, yang disebabkan oleh berbagai periode semi-lockdown yang diterapkan oleh pemerintah, serta dimulainya EURO 2020 pada Q2-2021.

Beban umum & administrasi mengalami peningkatan sebesar 13% pada Q2-2021 menjadi Rp440,6 miliar dari Rp388,5 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh terus berkembangnya berbagai inisiatif digital Perseroan dan penambahan portal baru yang dilakukan selama tahun 2021, yaitu celebrities.id dan sportstars.id.

EBITDA tercatat sebesar Rp1.155 miliar pada Q2-2021 dibandingkan Rp892,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 42%. Sementara pada H1-2021, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi Rp2.108 miliar dari Rp1.787 miliar tahun lalu, mewakili margin EBITDA sebesar 43%.

Pada H1-2021, total liabilitas mengalami penurunan secara signifikan sebesar 18% menjadi Rp3.659 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar Rp4.461 miliar pada Desember 2020.

Program penurunan hutang pada neraca MNCN akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama pada pinjaman sindikasi dalam USD yang jatuh tempo pada Agustus 2022.

"Saya sangat senang dengan kinerja Perseroan sejauh ini di tahun 2021. Kinerja luar biasa MNCN di kuartal ini membuat kami berada di jalur yang tepat untuk melampaui ekspektasi setahun penuh dan arus kas kami yang kuat memungkinkan untuk melanjutkan rencana penurunan hutang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Perseroan berada di jalur yang tepat untuk tahun yang luar biasa dan diversifikasi berkelanjutan dari bisnis digital, perluasan pendirian operasi game, dan kinerja kuat yang berkelanjutan dari TV FTA kami, menggambarkan kemajuan yang telah kami buat untuk memposisikan MNCN agar dapat memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang,"kata Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman MNC Group, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/8).

Terkait pergerakan harga saham, diketahui bahwa keluarnya MNCN dari indeks IDX30 telah menyebabkan pergerakan saham Perseroan mengalami penurunan pada minggu 26 . 30 Juli 2021, yang dibuka pada Rp840 dan ditutup pada Rp790, mewakili penurunan harga saham hampir 6% untuk minggu tersebut. Diyakini bahwa harga saham akan meningkat karena laporan keuangan Q2-2021 akan segera dilaporkan dan RUPS Perseroan akan diadakan pada akhir bulan ini. (end/as)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d