PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak mencatatkan laba bersih senilai Rp 14,45 triliun sepanjang semester I-2021. Nilai itu tumbuh 18,1% secara year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama senilai Rp 12,24 triliun per akhir Juni 2020.
Pendapatan operasional naik 2,4% yoy dari Rp 37,57 triliun menjadi Rp 38,48 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih tumbuh 8,8% yoy dari Rp 27,24 triliun menjadi Rp 28,27 triliun. Pendapatan non bunga turun 1,2% yoy dari Rp 10,32 triliun menjadi Rp 10,21 triliun.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan kinerja cukup bagus di paruh pertama 2021 lantaran pada pada kuartal pertama 2020 belum berdampak kepada bisnis. Sehingga profitabilitas di kuartal pertama 2020 stabil dan naik.
“Nah, kita ingat bersama di April hingga Mei 2020 lalu, kita tidak siap dan merasakan semua bisnis drop, baik BCA, perbankan lain, bisnis, dan masyarakat juga. Sehingga kuartal kedua 2020 perofibilitas menurun,” papar Jahja secara virtual pada Kamis (22/7).
Setelah itu, BCA terus mencari solusi dan peluang termasuk digitalisasi. Sejak itu kinerja BCA mulai membaik, termasuk pada kuartal pertama 2021 lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2020.
Lanjut ia, secara tahunan, di semester pertama 2021 BCA terlibat membaik lantaran di kuartal kedua 2020 kinerja BCA mendapatkan koreksi yang tajam.
“Cuma, saya ingin ingatkan kuartal kedua 2021 pada Juni, ada PPKM Darurat, saya mendukung seiring kenaikan kasus Covid-19. Tapi tidak bisa kita bilang kalau tidak ganggu bisnis. Seperti permintaan kredit langsung turun,” tambahnya.
Padahal produk kendaraan bermotor (KKB) dan kredit penyaluran rumah (KPR) sejak kuartal pertama hingga kedua 2021, permintaan sudah kembali pulih. Hal ini termasuk pada dukungan pemerintah seperti potongan pajak.
Ia bilang BCA sudah mampu menyalurkan KKB hingga Rp 2 triliun per bulan, namun PPKM Darurat memberikan dampak. Ia memproyeksi kinerja KKB BCA di bulan Juli turun menjadi Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun.
Adapun kredit terkontraksi tipis 0,3% yoy dari Rp 595,13 triliun menjadi Rp 593,58 triliun sepanjang Juni 2021. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,5% you dari Rp 761,6 triliun menjadi Rp 895,23 triliun di semester 1-2021.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar