google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo GELAR RIGHTS ISSUE, HARY TANOE : ADA LEBIH DARI 15 INVESTOR YANG INGIN MASUK BABP Langsung ke konten utama

GELAR RIGHTS ISSUE, HARY TANOE : ADA LEBIH DARI 15 INVESTOR YANG INGIN MASUK BABP


PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) baka menggelar aksi korporasi di pasar modal melalui rights issue. Rencananya dalam Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), pihaknya akan menawarkan sebanyak 14,2 miliar lembar saham yang mewakili setengah dari sahamnya saat ini (2:1).

Saat ditanya apakah akan ada investor strategis yang akan masuk melalui aksi korporasi tersebut, Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengaku, perusahaan membuka lebar kesempatan bagi anchor investor yang ingin menyerap saham BABP dalam rights issue nanti.

Ia mengatakan, saat ini BABP sedang melakukan negosiasi dengan beberapa anchor investor yang akan masuk menambah modal melalui rights issue. "Yang dipilih yang bisa memberikan nilai maksimal. Saya sangat suprise, karena banyak sekali yang datang untuk menjalin kerja sama,"kata Hary, seusai paparan publik di Jakarta, Rabu (9/6/2021).

Hary mengatakan ada lebih dari 15 anchor investor yang ingin masuk ke BABP. Setiap hari, ada 4-5 investor yang mengajak meeting melakukan penjajakan.

Hary mengatakan penting bagi BABP untuk memilih investor strategis, karena nantinya mereka juga akan menentukan laju kecepatan BABP menjadi bank dengan layanan digital terdepan.

Investor yang memberikan nilai tambah, termasuk transfer teknologi, akan mempercepat pertumbuhan kinerja BABP ke depan.

Selain itu, penambahan modal HMETD ini akan juga ditawarkan kepada publik.

"Publik kan pemegang sahamnya banyak sekarang transaksi di bursa sangat aktif. Kalau ada rights issue pasti mereka subscribe," jelasnya.

BABP akan menjadi bank BUKU III setelah adanya penambahan modal melalui rights issue.

Diketahui, bank BUKU 3 merupakan bank dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun. Saat ini, BABP berada di Buku II, bank dengan modal inti Rp1 triliun hingga Rp 5 triliun.

Seperti diketahui, anak perusahaan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) menyetujui rencana Penambahan Modal Perseroan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non HMETD) dan rencana Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam RUPSLB pada Rabu, 10 Juni 2021.

Dana yang diperoleh dari dua aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan MNC Bank.

Selain itu, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank dan akuisisi nasabah secara digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis, dan yang terpenting untuk mendukung pengembangan MotionBanking sebagai aplikasi perbankan digital paling terintegrasi, termasuk Pengembangan Credit Scoring berbasiskan AI dan pengintegrasian MotionPay serta kartu kredit virtual (Visa dan Mastercard) dan aplikasi fintech terkait lainnya yang dimiliki MNC Group maupun pihak eksternal.

"Non HMETD dan HMETD diprioritaskan untuk investor strategis atau investor finansial kredibel yang dapat memberikan nilai tambah dalam pengembangan layanan perbankan digital MotionBanking,"kata Presiden Direktur MNC Bank Mahdan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Pemegang saham telah setuju dan menerima Laporan Tahunan yang diaudit untuk tahun buku 2020, termasuk laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris tahun buku 2020.

RUPST juga menyetujui pengangkatan anggota Direksi baru Teddy Setiawan Tee, dimana pengangkatan tersebut akan efektif setelah lulus fit and proper test dari OJK.

Pengangkatan Teddy untuk memimpin transformasi pelayanan perbankan digital MotionBanking menjadi yang terdepan di Indonesia, dimana MotionBanking ditargetkan akan meraih 30 juta pengguna dalam jangka waktu 5 tahun.

MotionBanking akan menjadi lokomotif pertumbuhan kinerja MNC Bank serta layanan keuangan digital lainnya dalam MNC Kapital. (end/as)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Can...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.