google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo DI KUARTAL I 2021, DPK BNI TUMBUH 8,1% CAPAI Rp639 TRILIUN. Langsung ke konten utama

DI KUARTAL I 2021, DPK BNI TUMBUH 8,1% CAPAI Rp639 TRILIUN.


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI/BNI) melanjutkan tren kinerja positif di tengah proses pemulihan ekonomi nasional. Pada kuartal pertama 2021, perseroan mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,1% year on year (YoY) mencapai Rp 639,0 Triliun, terutama dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1% dan 12,9% YoY. Hal ini mempertegas posisi BNI sebagai salah satu franchise DPK yang kuat di industri.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, di tengah tren penurunan suku bunga kredit untuk mendorong perekonomian nasional, Perseroan berupaya untuk memastikan pertumbuhan DPK yang sehat dalam rangka menjaga marjin bunga bersih (Net Interest Margin).

Pada kuartal pertama 2021, Perseroan membukukan NIM yang membaik dari 4,5% di akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9%. Pencapaian ini juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2% YoY, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri dimana hingga kuartal 1 tahun 2021, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 559,33 triliun.

Sementara itu, di tengah kondisi perkonomian yang masih menantang di tiga bulan pertama tahun 2021, Perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 3,19 triliun. Pencapaian ini antara lain dikontribusikan dari recurring fee yang mencapai Rp 2,91 triliun atau tumbuh 9,4% dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan recurring fee berasal dari komisi atas jasa transaksi perbankan seperti layanan cash management dan trade finance bagi segmen bisnis, serta layanan ATM, mobile banking, dan layanan elektronis atau e-channel lainnya di segmen ritel.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, salah satu fokus utama kebijakan manajemen perseroan saat ini adalah adanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Oleh karena itu beragam langkah telah disiapkan demi mewujudkan kinerja yang berkelanjutan tersebut, yaitu antara lain menetapkan target kinerja yang berbasiskan profitabilitas, dan tidak hanya menekankan pada pertumbuhan aset semata.

Salah satu tolok ukurnya adalah Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP), atau laba perusahaan sebelum pencadangan. Pada Kuartal 1 tahun 2021, PPOP tercatat sebesar Rp 7,84 triliun atau meningkat 5,9% dibandingkan Kuartal 1 tahun 2020, yaitu sebesar Rp 7,4 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perseroan untuk menghasilkan laba sebelum pencadangan terus meningkat dan bahkan telah diatas kondisi sebelum pandemi meluas di Indonesia di Kuartal 1 tahun 2021.

Bekal PPOP tersebut menambah ruang bagi Perseroan untuk tetap mengambil langkah dan kebijakan strategis untuk memastikan kinerja keuangan perseroan tetap sehat dan berkelanjutan, diantaranya dengan secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN) yang sesuai untuk menghadapi risiko penurunan kualitas aset serta menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang. Itu sebabnya, pada Kuartal 1 Tahun 2021, Perseroan tetap membentuk CKPN yang tinggi sebesar Rp 4,81 triliun atau meningkat 127,7% diatas CKPN Kuartal 1 Tahun 2020 yang sebesar Rp 2,11 triliun.

Dengan nilai CKPN yang dibentuk tersebut, Perseroan melaporkan laba bersih pada Kuartal 1 Tahun 2021 sebesar Rp 2,39 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5%, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4%. "Dengan fundamental yang semakin kuat dan berjalannya program transformasi perusahaan, termasuk transformasi layanan digital, kami yakin bahwa kinerja BNI hingga akhir tahun 2021 dapat lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020."tegasnya. (end)

Sumber: IQPLUS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.