PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menutup dan melikuidasi anak usahanya secara tidak langsung yaitu Anthrakas Pte Ltd. yang berkedudukan di Sigapura pada tanggal 22 Maret 2021.
Menurut keterangan tertulis PGS Sekretaris Perusahaan PTBA, Finoriska Citraning menyampaikan bahwa PTBA melalui anak usahanya yaitu PT Bukit Asam Prima (BAP) telah melikuidasi Anthrakas Pte. Ltd yang merupakan anak usahanya dengan kepemilikan sebesar 100% dan PTBA serta Yayasan bukit Asam masing-masing memiliki kepemilikan saham sebesar 99,99% dan 0,01% pada BAP.
Sebagai informasi, Anthrakas berkedudukan dan di bawah hukum negara Singapura dengan kegiatan usaha di bidang perdagangan batu bara, telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2014, namun di tahun 2020 dan 2021 tidak ada aktivitas usaha yang dilakukan oleh Anthrakas. Pada tanggal 22 Maret 2021 BAP telah menyetujui penutupan Antharakas sebagaimana dimuat dalam Minutes Of General Meeting Anthrakas (EGM). Berdasarkan Minutes of EGM juga telah dilakukan penunjukan likuidator yaitu Joshua James Taylor dan Chew Ee Ling.
"Dengan dilakukannya penutupan tersebut tidak memiliki dampak terhadap PTBA mengingat belum adanya kontribusi terhadap keuangan Perseroan secara konsolidasian. Investasi PTBA melalui BAP dengan penyetoran modal pada Anthrakas sebesar USD2,1 Juta. Maka dengan memperhatikan Ekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2020(Audited) sebesar Rp16,94 triliun maka penutupan Anthrakas tidak termasuk transaksi material sesuai POJK Nomor. 17/POJK.14/2020," tutur Finoriska dalam keterbukaan Informasi, Rabu (24/3).
Sedangkan total Aset Anthrakas per 31 Desember 2020 (Audited) tercatat sebesar Rp29,06 Milyar. Oleh karena itu setelah penutupan, PTBA akan menghentikan pengakuan Aset (termasuk setiap Goodwill) dan Liabilitas pada nilai tercatatnya.
Jumlah yang sebelumnya diakui dalam Penghasilan Komprehensif Lain juga direklasifikasi ke Laporan Laba Rugi atau dialihkan secara langsung ke Saldo Laba dan sisa investasi terdahulu diakui sebesar nilai wajarnya. Setiap perbedaan antara nilai tercatat sisa investasi pada tanggal hilangnya pengendalian dan nilai wajarnya diakui dalam Laporan Laba Rugi.
Finoriska menambahkan "Likuidasi dilakukan sehubungan rencana restrukturisasi dan perampingan grup perseroan guna bertransformasi menjadi perusahaan yang agile," pungkas Finoriska Citraning.(end)
Sumber: IQPLUS
Komentar
Posting Komentar