Manajemen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) optimistis akan mendulang pertumbuhan kinerja yang positif di tahun ini, meskipun kondisi pandemi Covid-19 masih belum jelas arah lintangnya.
“Dari sisi bisnis, meskipun kondisi ekonomi masih sangat dinamis, kami optimistis bisnis farmasi masih ada potensi untuk berkembang ke depannya,” ucap Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno kepada Kontan, Senin (22/3).
Untuk memuluskan target bisnisnya di tahun ini, Kimia Farma mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar.
Dana tersebut, ungkap Ganti, digelontorkan salah satunya untuk melakukan pengembangan terhadap layanan kesehatan digital Kimia Farma, yakni Kimia Farma Mobile. “Kimia Farma telah memanfaatkan perkembangan teknologi di era industri 4.0 dan new normal dengan pengembangan digital platform yaitu Kimia Farma Mobile,” ungkapnya.
Aplikasi layanan kesehatan ini, memiliki sejumlah fitur menarik yang dapat diakses melalui gawai para penggunanya. Seperti untuk melakukan pembelian produk kesehatan, juga akses layanan kesehatan bagi pelanggan yang membutuhkan.
“Fitur yang dapat diperoleh oleh konsumen kami dalam Kimia Farma Mobile antara lain, membership, order produk kesehatan, online payment, healthcare news, serta integrasi layanan swab antigen dan PCR di outlet Kimia Farma,” terangnya.
Sejak diluncurkan tahun lalu, Kimia Farma Mobile diakui Ganti telah mendapatkan banyak respon positif dari para pelanggannya. Menurutnya, layanan kesehatan digital yang dikembangkan Kimia Farma, terbukti memudahkan para pelanggannya untuk mengakses layanan kesehatan tanpa harus beranjak dari rumah. “Apalagi di era pandemi saat ini,” tambahnya.
Tak hanya fokus terhadap pengembangan layanan kesehatan digital, emiten berkode saham KAEF ini berencana akan melakukan inovasi terhadap sejumlah produk baru di tahun 2021. Namun, pihaknya belum bisa membeberkan secara rinci, jenis produk apa saja yang akan dikembangkan.
“Pengembangan produk-produk baru, sejalan dengan perkembangan medis baik related Covid-19 maupun produk-produk baru lainnya ke depan,” jelas Ganti.
Ganti mengungkapkan, alokasi capex di tahun ini juga akan digunakan untuk melakukan pemenuhan regulasi pemerintah di bidang farmasi. Seperti pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
Ketika ditanya perihal berapa target pertumbuhan yang ingin dicapai di tahun 2021, manajemen Kimia Farma tidak bisa menyebutkannya secara rinci. Namun, apabila menilik catatan Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Kimia Farma sempat membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih double digit di tahun 2020.
Kimia Farma menyatakan tetap optimistis kinerja perusahaannya akan bertumbuh dibandingkan tahun lalu. Meskipun kondisi ekonomi di tanah air maupun secara global masih dinamis akibat dampak dari pandemi Covid-19 di tahun lalu.
Hingga saat ini, KAEF belum merilis secara resmi kinerja keuangan sepanjang tahun 2020. Adapun berdasarkan laporan keuangan Kuartal III 2020, emiten farmasi berkode saham KAEF mencatatkan pertumbuhan penjualan 2,37% secara year on year (yoy).
KAEF berhasil meraup penjualan hingga Rp 7,045 triliun pada periode Januari-September 2020. Jumlah tersebut naik dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 6,878 triliun.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar