PT MNC Investama Tbk, perusahaan induk yang menaungi bisnis Grup MNC memperkirakan utang perseroan bakal menyusut 65 persen seiring dengan pelaksanaan konversi utang obligasi ke saham senilai US$150 juta. Pengurangan tersebut sejalan dengan konversi utang obligasi ke saham.
Berdasarkan keterangan resmi MNC Investama, Pengadilan Tinggi Singapura pada 29 Januari 2021 telah menyetujui exchange offer perseroan kepada pemegang obligasi senilai US$231 juta. Ada dua opsi yang ditawarkan, yaitu konversi menjadi saham baru atau obligasi baru.
Pemegang Obligasi dapat memilih saham baru dalam waktu dua bulan sejak tanggal efektif skema, sedangkan untuk pilihan obligasi baru diberikan waktu hingga enam bulan dari tanggal efektif skema.
MNC Investama yang merupakan emiten milik taipa Hary Tanoesoedibjo mendapatkan konfirmasi bahwa sedikitnya 65 persen Pemegang Obligasi akan mengkonversi Obligasi menjadi saham. Saham baru akan diterbitkan oleh emiten bersandi BHIT itu dalam waktu 12 bulan dari tanggal efektif.
Pemegang obligasi bisa menukar kepemilikan obligasi dengan saham baru BHIT dengan nilai Tukar 8.26 juta per US$100.000 dari jumlah pokok Obligasi (setara dengan harga konversi Rp173 per saham dengan menggunakan Kurs Rp14.302).
Konversi utang menjadi saham akan menurunkan sisa utang induk Perseroan, dari US$ 231 juta menjadi US$ 81 juta maksimal atau turun sekitar 65 persen. Sementara ekuitas induk akan meningkat dari Rp12,2 triliun menjadi tidak kurang dari Rp14,5 triliun, naik 18,1 persen , sehingga Book value per share Rp196.
Direktur Utama MNC Investama Darma Putra mengatakan perseroan akan mendapat keuntungan dari pengurangan utang, yaitu pengurangan biaya keuangan. Sebaliknya, setelah dikonversi menjadi saham, permodalan BHIT akan lebih solid.
“Sehingga BHIT dapat tumbuh lebih cepat dan bergerak maju dengan rencana digitalisasi di semua unit bisnis. Ini pada akhirnya akan menguntungkan semua pemangku kepentingan,” ujarnya melalui keterangan resmi.
Sumber: BISNIS
Komentar
Posting Komentar