PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berpeluang ambil bagian dalam distribusi vaksin Covid-19. Peluang ini muncul setelah pemerintah memiliki wacana untuk mengajak pihak swasta dalam distribusi vaksin Covid-19.
Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengaku, pihaknya sudah memasuki tahap pembicaraan terkait distribusi vaksin meski KLBF sendiri tengah mengembangkan vaksin Covid-19. "Sudah ada pembicaraan, namun belum ada keputusan final," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (19/1).
Meski belum terdapat skema kerja sama, pendistribusian dipastikan melalui PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). "Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah," imbuh Vidjongtius.
Enseval merupakan anak usaha KLBF. Perusahaan yang 92% sahamnya dikuasai KLBF tersebut bergerak pada bidang logistik, khususnya produk produk KLBF.
Pendapatan bersih perusahaan ini pada kuartal ketiga kemarin naik 2% secara tahunan menjadi Rp 16,87 triliun. Sedangkan laba bersihnya turun 7% menjadi Rp 436,36 miliar.
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga menjadi salah satu pihak yang diajak pemerintah untuk mendistribusikan vaksin. Pasalnya, perusahaan ini memiliki keahlian untuk mendistribusikan barang dengan suhu yang sangat rendah seperti es krim.
“Kami sudah bertemu dengan pihak Kemenkes dan menyampaikan bahwa kami siap mendukung upaya-upaya untuk mengatasi pandemi, dalam hal ini khususnya terkait pelaksanaan program vaksinasi ke depan," terang Ira Noviarti, Presiden Direktur UNVR kepada Kontan.co.id, Selasa (19/1). Hingga saat ini detil kerja sama masih dalam tahap diskusi antara kedua pihak.
Es krim masuk dalam segmen makanan minuman milik UNVR. Segmen ini bukan kontributor utama lantaran pada kuartal ketiga tahun lalu pendapatannya Rp 9,66 triliun, setara sekitar 30% dari pendapatan konsolidasi, Rp 32,46 triliun.
Mengutip data RTI, harga saham emiten konsumer ini sempat menyentuh level Rp 8.000 per saham setelah dibuka pada level Rp 7.700 per saham. Namun, efek sentimen vaksin tak mampu menahan kenaikan saham UNVR hingga pada penutupan perdagangan Selasa (19/1), harga saham ini hanya menguat 1% ke level Rp 7.575 per saham.
Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyebut, distribusi vaksin tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan konsolidasi vaksin. "Namun, sentimen ini bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengerek harga saham UNVR," ujar Edwin, Selasa (19/1).
Jika hanya sekadar memanfaatkan sentimen tersebut, menurut Edwin, investor bisa masuk tapi diimbau untuk bersiap melakukan cut loss jika harganya menyentuh level Rp 7.400 per saham.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar