Pandemi Covid . 19 masih menjadi tantangan bagi dunia usaha. Namun di sisi lain, pandemi ini juga memunculkan trend dan peluang baru bagi pelaku usaha, termasuk UMKM, salah satu trend tersebut adalah adanya kecenderungan pelaku usaha kecil lebih akrab dengan penjualan e-commerce, sebagai salah satu cara bertahan dari krisis. Di tengah kecenderungan UMKM yang semakin go digital, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyiapkan ekosistem layanan digital dalam payung BNI Smart Solution.
Untuk segmen UMKM, BNI menyiapkan paket program digitalisasi menyeluruh. Dari sisi pembiayaan, Pertama, BNI terus menyempurnakan proses bisnis secara end to end utamanya melalui penguatan mobile apps, yang disebut BNI Move, sehingga diharapkan proses kredit dapat menjadi lebih mudah dan cepat. Kedua, BNI terus mengembangkan lebih lanjut ekosistem pendukung, diantaranya ekosistem pertanian digital dengan nama BNI smartfarming, ekosistem perikanan atau BNI smart-fisheries, ekosistem kesehatan atau BNI smart-healthcare, ekosistem Pendidikan atau BNI smart-education.
"Dalam payung BNI smart solution, kami menggarap potensi pembiayaan dari hulu hingga hilir, termasuk menggarap transaksi nasabah secara close loop dan digital," ujar Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal di Jakarta, Selasa (22 Desember 2020).
Adapun dari sisi transaksi, BNI terus meningkatkan kehandalan berbagai alat dan fitur pembayaran digital seperti Electronic Data Capture (EDC), QRIS, mobile banking, Tapcash dan Tapcash Go, BNI MORE untuk mobile remmitance, hingga BNI Direct untuk cash management, guna mendukung kelancaran transaksi para pelaku UMKM. Selain itu, BNI juga terus mengembangkan API (application programing interface) untuk memperkuat layanan kerjasama bisnis dengan mitra e-commerce hingga mitra fintech.
"Digitalisasi UMKM ditengah pandemi ini merupakan suatu keharusan, hal ini dikarenakan adanya shifting trend pembelian dari tatap muka menjadi online. Agar UMKM dapat memperluas jangkauan pasarnya maka UMKM harus terhubung dengan platform digital/ e-commerce," ujarnya.
Iqbal menyebutkan, himpunan strategi untuk membantu UMKM kembali tangguh pasca Pandemi telah disiapkan dan diharapkan akan menopang pertumbuhan kredit UMKM pada level moderat pada akhir tahun 2020 pada kisara 9 . 10%. Moderate growth ini didukung oleh adanya penempatan dana Pemerintah di BNI sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakni sebesar Rp 7,5 triliun, yang saat ini sudah di-leverage lebih dari 3 kali sebagai dukungan dan komitmen BNI ikut serta dalam memulihkan ekonomi Indonesia.
"Pada tahun 2021 diproyeksikan merupakan momentum pemulihan ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun demikian kondisi tersebut masih dibayangi oleh penyebaran Covid-19 yang sampai saat ini masih tinggi. Atas kondisi makro ekonomi tersebut, serta perkembangan pandemi saat ini, BNI memproyeksikan pertumbuhan kredit UMKM di tahun 2021 akan kami jaga di level yang lebih kurang yang sama seperti tahun 2020," ujarnya. (end)
Sumber: IQPLUS
Komentar
Posting Komentar